3 Pejabat Korea Utara Dapat Sanksi AS Usai Bantu Peluncuran Rudal Balistik

Amerika Serikat, Jepang beserta Korea Selatan memberikan sanksi terbaru untuk sejumlah individu dan entitas di Korea Utara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Des 2022, 13:36 WIB
Foto yang dirilis pada 19 November 2022 ini menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama putrinya memeriksa rudal balistik antarbenua Hwasong-17 di Bandara Internasional Pyongyang di Pyongyang, Jumat (18/11/2022). Momen ini menarik perhatian tajam pada anggota generasi keempat dari keluarga dinasti yang telah memerintah Korea Utara selama lebih dari tujuh dekade. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Amerika Serikat, Jepang beserta Korea Selatan memberikan sanksi terbaru untuk sejumlah individu dan entitas di Korea Utara. Langkah ini diberikan setelah Korea Utara baru-baru ini melakukan beberapa uji coba senjata nuklir.

Dikutip dari NST.com, Jumat (2/12/2022), sanksi Washington ini diumumkan pada Kamis 1 Desember dan membekukan aset dari tiga orang pejabat Korea Utara di Amerika Serikat, menjadikannya sebagai upaya melawan negara paling tertutup di dunia tersebut dalam menekan aktivitas senjatanya.

Departemen Keuangan AS juga mengancam pemberian sanksi kepada siapa saja yang melakukan transaksi keuangan dengan sejumlah pejabat yaitu, Jon Il Ho, Yu Jin dan Kim Su Gil yang ketiganya dilaporkan terlibat secara langsung dalam pengembangan senjata.

Baru-baru ini, Korea Utara telah melakukan uji coba senjata nuklirnya, termasuk tes rudal balistik antar benua yang ditargetkan bisa mencapai daratan Amerika Serikat.

"Aktivitas yang bisa menimbulkan risiko keamanan besar bagi kawasan dan seluruh dunia," kata Menlu AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.

Sanksi tersebut "menggarisbawahi tekad berkelanjutan kami untuk mempromosikan akuntabilitas sebagai tanggapan atas kecepatan, skala, dan cakupan peluncuran rudal balistik Pyongyang."

Blinken menambahkan bahwa tindakan tersebut diambil dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu bersama sekutu AS, yaitu Korea Selatan dan Jepang, dan mencatat bahwa Uni Eropa mengeluarkan respons serupa dari ketiga pejabat Korut tersebut pada April 2022.


Jepang dan Korea Selatan Lakukan Hal Sama

Puing-puing rudal balistik Korea Utara yang ditembakkan pada 2 November 2022, dipamerkan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan di Seoul seminggu setelah penembakan. (Han Sang-kyun/Yonhap via AP)

Tokyo dan Seoul pada Jumat ini juga mengumumkan sanksi baru.

Korea Selatan mengatakan, akan menargetkan delapan orang, termasuk warga negara Taiwan dan Singapura.

Mereka telah "berkontribusi pada pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara serta berupaya menghindari sanksi yang sudah ada," kata kementerian luar negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Semua sudah dikenakan sanksi AS, tambah kementerian itu, dan langkah terbaru Korea Selatan diharapkan bisa "memperingatkan komunitas domestik dan internasional tentang risiko transaksi dengan entitas ini".

Dan Jepang mengatakan ini sebagai tanggapan atas "tindakan provokatif" Pyongyang, pihaknya membekukan aset tiga grup Korea Utara -- Korea Haegumgang Trading Corp, Korea Namgang Trading Corp dan Lazarus Group.

Amerika Serikat telah menyuarakan rasa frustrasi karena China, sekutu terdekat Korea Utara, dan Rusia telah memblokir upaya di Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras.


Uji Coba Rudal Korut Sempat Gagal ke Target

Tentara Korea Selatan berpatroli sepanjang pagar kawat berduri dekat perbatasan dengan Korea Utara di Paju, Korea Selatan, Rabu (5/1/2022). Menurut militer Korea Selatan dan Jepang, Korea Utara menembakkan rudal balistik yang dicurigai ke laut pada hari ini. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Korea Utara telah menembakkan intercontinental ballistic missile (ICBM) atau rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mencapai target di sisi lain benua, kata pejabat Korea Selatan.

Peluncuran ICBM adalah yang ketujuh Pyongyang tahun ini, dan dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa mereka akan segera menguji senjata nuklir. Itu terjadi sehari setelah kedua Korea menembakkan rudal dalam eskalasi ketegangan.

Aksi saling balas itu menghasilkan jumlah rudal terbanyak yang diluncurkan oleh Korea Utara dalam satu hari.

Beberapa peluncuran Korea Utara terjadi ketika AS dan Korea Selatan melakukan latihan udara bersama terbesar mereka, yang dikecam keras oleh Pyongyang sebagai "agresif dan provokatif".

Pada Kamis (3/11/2022), Korea Utara menembakkan rudal jarak jauh sekitar pukul 07.40 waktu setempat (23:40 GMT), menurut pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan. Sebuah sumber mengkonfirmasi dengan BBC bahwa itu adalah ICBM.

Rudal tersebut terbang sekitar 760 km (472 mil) dan mencapai ketinggian sekitar 1.920 km. Tetapi tampaknya rudal tersebut gagal di tengah penerbangan, menurut kantor berita Yonhap mengutip sebuah sumber.

Pyongyang juga menembakkan dua rudal balistik jarak pendek.

Peluncuran tersebut membuat pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan darurat yang langka pada Kamis pagi kepada penduduk di beberapa wilayah utaranya, meminta mereka untuk tetap berada di dalam rumah.

Tokyo awalnya mengatakan rudal itu terbang di atas Jepang, tetapi Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada kemudian mengatakan bahwa rudal itu "tidak melintasi kepulauan Jepang, tetapi menghilang di atas Laut Jepang".


Dikecam

Pita digantung pada pagar kawat harapan untuk reunifikasi Korea Selatan dan Korea Utara di Paviliun Imjingak, Paju, Korea Selatan, Rabu (5/1/2022). Menurut militer Korea Selatan dan Jepang, Korea Utara menembakkan rudal balistik yang dicurigai ke laut pada hari ini. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kemudian mengutuk "peluncuran rudal berulang" Korea Utara, menyebutnya sebagai "kemarahan".

Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun-dong dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan peluncuran itu "menyedihkan, tidak bermoral" selama panggilan telepon pada hari Kamis, menurut Korea Selatan.

Kim Jong-un ingin Perhatian Amerika

Serangan rudal terbaru ini terjadi hanya sebulan setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik di atas Jepang - pertama kali melakukannya dalam lima tahun.

Korea Utara telah menguji rudal tahun ini dalam jumlah rekor karena ketegangan meningkat.

Meskipun sanksi melumpuhkan, Pyongyang melakukan enam uji coba nuklir antara 2006 dan 2017 dan diyakini merencanakan yang ketujuh.

Infografis Uji Rudal Terbaru Korea Utara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya