Liputan6.com, Jakarta - Bersamaan dengan perayaan Dies Natalis London School of Public Relations atau LSPR ke-30 tahun, Prita Kemal Gani meluncurkan buku biografi berjudul: 'Prita Kemal Gani, 30 Tahun Sebagai Pendidik. Multi Peran Menjadi Pemimpin, Tokoh Humas, Istri, dan Ibu'.
Biografi ditulis oleh Asteria Elanda, dan diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Mulai tanggal 7 Desember 2022 buku sudah bisa diakses oleh masyarakat seluruh Indonesia di Toko Buku Gramedia, Gramedia Digital dan Google Book serta LSPR Plaza.
Lewat buku setebal 184 halaman, Prita Kemal Gani membagikan pengalaman hidupnya dalam 10 episode. Antara lain bagaimana memulai membangun LSPR dari nol dengan dua pegawai dan puluhan murid saja.
Sampai akhirnya bisa meluluskan hampir seratus ribu tenaga terampil di bidang kehumasan, komunikasi, dan bisnis. LSPR juga membuka lapangan kerja yang luas di bidang pendidikan, sektor yang menentukan kualitas suatu bangsa.
Baca Juga
Advertisement
Menjadi Pendidik
"Sejak kecil saya mengagumi sosok seorang guru. Kehadirannya ditunggu, suaranya didengarkan, dan sosoknya dimuliakan. Seorang guru tampil hebat, karena memiliki jawaban dari semua pertanyaan murid-murid di hadapannya," ucap Prita Kemal Gani melalui keterangan tertulis, Kamis, 1 Desember 2022.
Ketika Prita Kemal Gani sudah bekerja sebagai seorang profesional, di dalam dirinya tetap ingin mewujudkan keinginan menjadi seorang pendidik. Namun yang tak kalah menarik adalah episode-episode kehidupan Prita Kemal Gani sebagai seorang pemimpin.
Advertisement
Membangun Rumah Tangga
Prita Kemal Gani menganggap pegawai serta pendidik di LSPR adalah keluarga. Ia mengibaratkan mendirikan LSPR seperti membangun sebuah rumah tangga. "Sejak awal saya selalu yang terdepan memperjuangkan pegawai. Tak jarang saya menjual perhiasan untuk membayar gaji dosen," kata dia.
"Semua kami lakukan bersama-sama, hasilnya kami nikmati bersama," lanjut Prita Kemal Gani. "Mungkin bekerja sebagai pendidik jumlah penghasilannya tidak berlebihan,namun kami memiliki kebahagiaan yang tak bisa dibeli dengan uang," Prita Kemal Gani menambahkan.
Bagian Menyentuh
Layaknya sebuah biografi, bagian yang menyentuh selalu ditunggu-tunggu pembaca. Antara lain bagaimana ketika LSPR menghadapi cobaan, dan Prita Kemal Gani yang memosisikan diri sebagai nakhoda.
Saat itu Prita Kemal Gani bertindak tegas 'menurunkan penumpang' agar kapal tidak terus dijadikan sasaran senjata, dan tetap bisa berjalan. Sementara di sisi lain, 'penumpang' yang diturunkan dipastikan bisa tetap meneruskan hidup di kapal yang berbeda.
Tak hanya itu, Prita Kemal Gani juga membagikan pengalaman hidupnya yang berharga, karena memiliki seorang anak bungsu dengan spektrum autisme.
Advertisement