Liputan6.com, Jakarta - Timnas Jerman harus pulang lebih awal dari Piala Dunia 2022 setelah gagal lolos dari Grup E. Der Panzer hanya mengoleksi empat poin dari hasil masing-masing sekali menang, imbang, dan kalah. Mereka kalah selisih gol dari Spanyol di posisi runner-up.
Walaupun pada laga terakhir Jerman berhasil menang 4-2 melawan Kosta Rika, hasil tersebut tidak berpengaruh karena kejutan di tempat terpisah. Jepang secara mengejutkan berhasil mengalahkan Spanyol 2-1. Samurai Biru pun memuncaki klasemen.
Advertisement
Fakta menyedihkannya, ini bukan kali pertama Timnas Jerman gagal lolos grup. Pada Piala Dunia 2018, Thomas Muller dan kawan-kawan juga harus pulang lebih awal karena menempati posisi buncit di grup dengan raihan tiga poin.
Ini merupakan catatan rekor terburuk Der Panzer yang back-to-back atau dua kali berturut-turut gagal lolos fase grup Piala Dunia. Lantaran, sebelum kegagalan pada Piala Dunia 2018, Jerman selalu lolos ke babak gugur.
Terakhir kali Jerman terhenti di babak awal adalah pada Piala Dunia 1938, ketika turnamen hanya diikuti 16 tim peserta dan menggunakan sistem gugur. Saat itu Jerman langsung tersingkir usai kalah 2-4 dari Swiss.
Raihan buruk lainnya yaitu di Piala Eropa 2020, Jerman hanya berhasil melaju sampai babak 16 besar. Der Panzer dikalahkan Inggris 0-2 yang saat itu melaju sampai final sebelum dikalahkan sang kampiun Italia lewat adu pinalti.
Kegagalan Beruntun
Menurut William Hill Sports, catatan gagalnya Jerman lolos dari fase grup secara beruntun ini merupakan rekor yang pertama kali sepanjang sejarah 92 tahun Piala Dunia digelar. Artinya periode empat tahun ini menjadi sejarah kelam sepak bola Jerman di pentas dunia.
Mundur ke tahun 2018, pada saat itu Der Panzer menjadi juru kunci Grup F Piala Dunia 2018. Jerman kalah 0-1 dari Meksiko di pertandingan perdana, menang 2-1 melawan Swedia dan dibantai 0-2 oleh Korea Selatan di pertandingan terakhir.
Swedia dan Meksiko berhasil lolos ke babak 16 besar dengan raihan poin sama, yaitu enam poin hasil dari dua kemenangan. Namun, Swedia berhasil menjadi juara grup karena unggul selisih gol.
Sedangkan pada Piala Dunia 2022, Jerman memulai perjalanan lagi-lagi dengan kekalahan, Der Panzer dikalahkan Jepang 1-2. Di pertandingan kedua Jerman berhasil menahan imbang 1-1 Spanyol. Kemudian di pertandingan terakhir menang 4-2 atas Kosta Rika.
Sayangnya, Jerman bergantung pada hasil pertandingan lain. Hitung-hitungannya, jika Spanyol berhasil menang atas Jepang, poin Jerman akan berada di atas Jepang dan lolos jadi runner-up. Namun, nyatanya Samurai Biru bisa mengandaskan Spanyol 2-1 sekaligus memulangkan Jerman.
Advertisement
Tim Unggulan
Tampil di Piala Dunia 2022 dengan skuad mentereng sejatinya membuat Jerman menjadi tim unggulan juara. Lionel Messi sempat memasukkan Timnas Jerman menjadi salah satu tim yang berpeluang juara dari lima tim.
Apalagi, Jerman merupakan tim pertama yang lolos dari babak kualifikasi sebagai juara Grup J. Der Panzer mengumpulkan 27 poin dari 10 pertandingan dengan sembilan kemenangan dan hanya sekali kalah.
"Untuk favorit juara di Piala Dunia 2022 ada tim besar seperti Brasil, Prancis, Spanyol, Inggris, Jerman," ucap Lionel Messi.
Jerman adalah salah satu tim besar di dunia. Mengoleksi empat trofi Piala Dunia yang membuat mereka berada di posisi kedua bersama Italia.
Jerman hanya kalah dari Brasil yang telah meraih lima gelar juara Piala Dunia. Empat trofi yang dimenangkan Die Mannschaft adalah pada tahun 1954, 1974, 1990, dan terbaru di Brasil 2014.
Piala Dunia 2022 Qatar akan menjadi keikutsertaan mereka yang ke-20 kalinya sejak turnamen ini diadakan pada 1930 silam.
Skuad Jerman
Kiper: Manuel Neuer, Marc-Andre ter Stegen, Kevin Trapp
Belakang: Matthias Ginter, Antonio Rudiger, Niklas Sule, Nico Schlotterbeck, Thilo Kehrer, David Raum, Lukas Klostermann, Armel Bella-Kotchap, Christian Gunter
Tengah: Ilkay Gundogan, Jonas Hofmann, Leon Goretzka, Serge Gnabry, Leroy Sane, Jamal Musiala, Joshua Kimmich, Thomas Muller, Julian Brandt, Mario Gotze
Depan: Kai Havertz, Youssoufa Moukoko, Niclas Fullkrug, Karim Adeyemi
Pelatih: Hansi Flick
Advertisement