Penyaluran Kredit UMKM Indonesia Terendah di ASEAN

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut realisasi penyaluran kredit kepada UMKM di Indonesia sangat rendah. Bahkan lebih rendah diantara negara-negara anggota ASEAN.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2022, 20:15 WIB
Booth UMKM yang berada di Media Center, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang terletak di Bali International Convention Center (BICC). Foto: Humas Kemenko Marves

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut realisasi penyaluran kredit UMKM di Indonesia sangat rendah. Bahkan lebih rendah diantara negara-negara anggota ASEAN.

"Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN atau negara lain memang pangsa kredit UMKM di dalam total perbankan kita itu termasuk yang paling kecil hanya 20 persen," tutur Sri Mulyani dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (2/12).

Sri Mulyani menyebut penyaluran kredit perbankan untuk UMKM tahun ini baru mencapai 21 persen. Angka ini lebih baik dari sebelumnya yang hanya 19 persen.

Dari sisi debitur, total kredit UMKM hanya 1.275 debitur. Sedangkan total kredit perbankan secara keseluruhan telah mencapai 5.981 debitur. Makanya, tahun depan Presiden Joko Widodo ingin realisasi penyaluran kredit ke UMKM meningkat hingga 30 persen dari total kredit perbankan.

"Kepada UMKM bapak presiden meminta 30 persen dan sekarang ini terjadi kenaikan mencapai 21 dari tadinya hanya 19 persen," tuturnya.

Sri Mulyani menekankan, target ini harus bisa direalisasikan. Mengingat ada negara lain yang mampu memberikan kredit kepada UMKM hingga 60 persen dari total debiturnya.

"Nah untuk itu pemerintah memberikan berbagai instrumen termasuk subsidi suku bunga terjadap kredit usaha rakyat. Kalau kita lihat kredit UMKM mayoritas atau dalam hal ini terbagi cukup merata antara kelompokok menengah, mikro, dan kecil," kata dia.

Meski begitu dia menyadari sektor UMKM di Indonesia masih didominasi perdagangan. Berbeda dengan negara lain, UMKM-nya sudah masuk di sektor industri.

"Kalau negara negara yang sudah industrialisasinya matang, UMKM adalah lebih ke produksi dan mereka cukup efisien. Ini adalah tantangan transformasi ekonomi yang harus kita upayakan," pungkasnya.

 


Mendag: Tanpa UMKM, Indonesia Sulit jadi Negara Maju

Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri kegiatan ‘Kemitraan Usaha UMKM dengan Marketplace dan Ritel Modern’ hari Jumat (28/10) di Malang, Jawa Timur.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara. Dia pun mengajak para pebisnis lokal untuk mengembangkan usahanya melalui platform digital.

"Tanpa UMKM tumbuh, kita akan sulit menjadi negara maju," katanya dalam acara Indonesia Digital Economy Conference di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Zulhas melihat UMKM di Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri. Sehingga, dia mengajak marketplace seperti Lazada untuk berpartisipasi membawa produk UMKM ke pasar global.

Dalam laporan e-Conomy SEA 2022, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai USD 77 miliar pada tahun 2022.

Sampai 2050, dia menyebut ekonomi digital diproyeksikan mencapai USD 130 miliar, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19 persen. Kemudian, hingga 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran USD 220 sampai USD 360 miliar.

Dia juga mengaku optimistis perekonomian digital Indonesia akan lebih baik meski ada prediksi resesi dunia terjadi tahun depan. Dia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi agar perekonomian digital di Tanah Air tetap positif.

"Bisnis digital jika kita perhatikan dalam waktu belakangan memang mengalami penurunan sedikit, tapi sedikit saja. Tidak usah khawatir karena tahun depan saya optimis ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik meski ada prediksi resesi," ujar Zulhas.

Zulhas menyampaikan optimismenya tak lepas dari kinerja perdagangan selama tahun 2022 yang memperlihatkan tren positif. Hingga akhir tahun ini, dia menyebut transaksi perdagangan mengalami surplus.

Ketua Umum PAN ini juga membeberkan Indonesia terus memperluas cakupan penetrasi ke pasar-pasar baru seperti Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

Terbaru, Indonesia telah memiliki sejumlah perjanjian perdagangan bilateral dengan negara nontradisional lainnya, yaitu Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA), dan Indonesia-Pakistan PTA.


Teten Masduki Ajak UMKM Berevolusi, Ciptakan Produk Berbasis Sains dan Teknologi

Kisah Rosdiana Nainggolan dan Puji Hartono pelaku UMKM digital yang didukung program #TerusUsaha Grab Indonesia. Foto Ilustrasi: pexels.com/@thatguycraig000

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, mengatakan perlunya UMKM untuk berevolusi menciptakan produk-produk berbasis sains dan inovasi teknologi agar mampu bersaing di era digital.

“Banyak ide-ide yang keren dengan model bisnis yang bagus, inovatif, dan kekinian, dan saya melihat di era digital model bisnis seperti ini yang nantinya akan tumbuh,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat menjadi pembicara di acara Entrepreneur Festival di Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Menurut Teten, inovasi di bidang sains dan teknologi akan menjadi keunggulan Indonesia, termasuk agar UMKM tidak melulu bergelut pada teknologi rendah tanpa adanya inovasi.

Apalagi saat ini banyak anak muda yang sudah memiliki inisiatif dalam mengembangkan platform digital, tetapi lupa mengembangkan produknya. Oleh sebab itu, desain making harus dilakukan untuk merespons berbagai masalah yang terjadi di kalangan masyarakat menjadi sebuah inovasi usaha.

“Saya senang hari ini ketika melihat banyak anak muda yang sudah mampu mengembangkan produk dengan menjawab keresahan atau masalah yang terjadi di masyarakat, menjadi inovasi dan mengembangkannya,” kata Menteri Teten.

MenkopUKM mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki market digital terbesar keempat dunia dengan total 270 juta, sekaligus menjadi kekuatan ekonomi terbesar setelah Amerika, China, dan India.

“Peluang tersebut yang mestinya harus mampu kita tangkap, agar pasar digital di tanah air tidak hanya dikuasai oleh produk luar, tetapi bisa diambil alih dan dimaksimalkan oleh produk-produk dalam negeri,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya