Lautan Sampah di Pulau Maratua Kiriman Negeri Jiran

Pantai di Pulau Maratua tertutup sampah yang diduga kiriman dari negeri tetangga yang terbawa arus laut.

oleh M Syaifuddin Zuhrie diperbarui 03 Des 2022, 09:00 WIB
Warga Maratua yang didominasi anak-anak mencari sesuatu di tengah lautan sampah di Pulau Maratua.

Liputan6.com, Berau - Warga Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dikejutkan banyaknya sampah di sekitar pantai mereka, Jumat (02/12/2022) sore. Warga terkejut menyaksikan laut Pulau Maratua yang biru mendadak berubah menjadi lautan sampah.

Sampah-sampah itu menutupi laut hingga kebibir pantai. Reky, salah seorang warga mengaku lautan sampah ini merupakan kiriman dari negara tetangga seperti Malaysia maupun Filipina.

Hal itu dibuktian dengan botol-botol yang terbawa arus laut berbahasa Malaysia dan diproduksi di negeri jiran tersebut.

"Fenomena ini memang terjadi tahunan. Pada musim angin tertentu," ujarnya.

Sampah-sampah yang menutupi permukaan laut itupun bagi sebagian warga Maratua dianggap harta karun. Sebab, oleh sebagain warga khususnya anak-anak mereka menjadikan lautan sampah ini untuk berburu benda-benda yang berharga yang terbawa arus.

"Anak-anak malah terlihat sejak sore sudah bermain di antara sampah-sampah itu mencari benda-benda berharga seperti sepatu atau yang lainya," ujarnya Reky.

Keberadaan puluhan ton sampah laut ini mengganggu keindahan pantai putih Pulau Maratua. Apalagi di pulau maratua tengah diadakan perlombaan Triathlon Pekan Olahraga Provinsi Kaltim. Sampah inipun menjadi pemandangan buru bagi para atlet yang datang.

"Jenis sampah yang ada ini seperti sampah kayu, botol plastik maupun botol kaca. Serta ember bahkan popok bayi," jelasnya.

Upaya pembersihan sampah ini juga belum bisa dilakukan warga mengingat ini membutuhkan peralatan yang cukup. Baik itu kendaraan pengangkut sampah, maupun karung atau plastik penampung sampah.

"Jumat sore memang belum ada pergerakan pembersihan. Tapi besok informasinya aparat kampung dan kecamatan maupum kepolisian akan segera melakukan penanganan," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya