Liputan6.com, Jakarta - Mainan telah jadi satu yang tidak terpisahkan dari anak. Dengan peran yang begitu penting, kebijaksanaan memilih mainan anak tentu lagi bisa ditawar. Namun di sisi lain, bisakah mainan-mainan ini berharga terjangkau, sehingga tidak menguras kantong para orangtua?
Sebelum jauh membahas itu, sebaiknya Anda pahami dulu cara memilih mainan anak secara bijak. Principal Early Childhood Education Tentang Anak, Gianti Amanda, menyebut bahwa setidaknya ada dua pertimbangan dalam hal ini.
Baca Juga
Advertisement
Pertama, tahap perkembangan anak. "(Memahami) kebutuhan dan profil anak. Apa yang sedang disenangi (anak)? Jenis stimulasi apa yang diperlukan? Apakah fungsi mainan menunjang hal-hal ini?" ia mengatakan melalui pesan pada Liputan6.com, Jumat, 2 Desember 2022.
"Dengan kata lain," Gianti menambahkan. "Bukan hanya mengenai harga, tampilan, atau apa yang sedang happening. Misalnya, anak usia 1--2 tahun suka mainan yang ada bunyi ketika digerakkan dan warna menarik. Lalu, (anak) usia 2--3 tahun mulai tertarik (pada) buku, bola, puzzle, atau mainan hewan."
Lalu, keamanan. "Pastikan mainan anak sudah ber-SNI," ia menambahkan. "Selain, juga aman ketika dimainkan secara mandiri oleh anak. Bisa pula sesuai rekomendasi fitur 'belanja' di Tentang Anak."
Seiring kemajuan teknologi, menurut psikolog anak dan remaja, sekaligus Principal Child Psychologist Tentang Anak, Grace E. Sameve, jenis mainan anak telah bervariasi dan semakin canggih. "Di saat yang sama," ia mengatakan. "Sebetulnya belum tentu semuanya diperlukan dan manfaatnya sudah pasti melebihi maupun menggantikan mainan tradisional."
Perkembangan Mainan Anak
Narasi serupa diungkap founder, sekaligus CEO foxandbunny, Novia Candra Dewi. Ia menyebut, perkembangan mainan anak ini mencakup yang sarat manfaat, hingga hanya menyenangkan. "Bahkan, tidak sedikit juga yang akhirnya menyebabkan over stimulasi," katanya melalui pesan pada Liputan6.com, Jumat, 2 Desember 2022.
Novia menyambung, "Di sini, foxandbunny berusaha selalu memperbaiki diri agar bisa menghadirkan mainan yang tepat sesuai tahap perkembangan anak, karena kami sangat ingin jadi partner orangtua dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak-anak, (terutama) di masa golden age."
Terkait perkembangan mainan anak yang datang bersama harga retail dinilai lebih tinggi, Novia menyebut, "Di masa sekarang, sebagian besar mainan anak didominasi produk impor dengan beragan jenis, bentuk, benefit, dan harga."
"Hal ini mengharuskan para orangtua untuk lebih jeli dan teliti dalam memilih mainan anak yang tepat untuk tumbuh kembang si buah hati," imbuhnya. Memahami itu, pihaknya pun membuat sederet pengembangan baru.
Dalam prosesnya, mereka memasukkan nilai-nilai, yakni dapat digunakan kembali, sehingga awet dan mengurangi sampah mainan anak. Kedua, dapat dimainkan bersama agar anak dapat terkoneksi kembali dengan lingkungannya. Terakhir, valuable, jadi apa yang didapat konsumen "jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan."
"Selain nilai-nilai yang selalu kami sisipkan ke dalam setiap produk, kami juga mengedepankan kualitas dan kebermanfaatannya, sehingga harga yang kami tetapkan merupakan reasonable price yang sangat bisa dijangkau semua lapisan masyarakat," klaimnya.
Catatannya, jenama mainan anak asal Yogyakarta ini meminta konsumen untuk "tidak melihat harga tersebut pada masa sekarang, tapi juga masa depan."
Advertisement
Lebih Mahal Belum Tentu Lebih Baik
Sementara terkait harga mainan anak sekarang dianggap mahal, Gianti menyebut itu "tergantung." "Di satu sisi, bisa dikatakan demikian karena fitur yang canggih, pembuatan lebih rumit, barang perlu impor, dan lain-lain. Semua ini memerlukan biaya," tuturnya.
Ia menyambung, "Namun, mohon tidak fokus hanya tentang harga. Perlu dicek apakah harga sejalan dengan kualitas dan manfaatnya bagi anak. Apakah sudah terstandarisasi dan pasti aman untuk anak? Misalnya, mainan plastik mungkin lebih murah, tapi mainan kayu lebih tahan lama (walau lebih mahal)."
"Walau lebih mahal belum tentu lebih baik," ujar Gianti. "Di saat yang sama, orangtua sangat disarankan untuk mengembangkan kreativitas dan menggunakan benda-benda di sekeliling saat mengajak anak bermain."
Anggapan mainan anak ramah di kantong, menurutnya, bersifat subjektif. Pasal, definisi terjangkau bagi setiap keluarga berbeda-beda. Ia berbagi, "Penting mengingat bahwa tidak ada patokan jumlah mainan yang diperlukan anak dan/atau jenis mainan yang wajib dimiliki anak."
"Di Tentang Anak, kami berusaha mengurasi produk supaya harga vs kualitas atau fungsinya sesuai, terutama untuk produk-produk in-house Tentang Anak, seperti flashcard terbaru Huruf dan Hewan, serta Angka dan Bentuk. Kami upayakan agar bisa digunakan untuk beragam aktivitas dan usia," imbuhnya.
Selain sesuai kebutuhan anak, Grace menyambung, penting juga memilih mainan sesuai bujet keluarga. "Lalu, jumlah. Lebih banyak belum tentu lebih baik karena anak malah tidak fokus menggunakannya dengan optimal," ia mengatakan.
Terakhir, pilih mainan yang bisa digunakan dengan berbagai cara alias multifungsi. "Coba berkreasi dan membuat mainan sendiri dari benda-benda di rumah," tuturnya.
Apa Itu Busy Book?
Novia sepakat dengan saran-saran terkait pembelian mainan anak tersebut. Ia menegaskan, "Pertimbangan harga perlu, tapi akan lebih bijaksana jika mempertimbangkan kualitas juga."
Pihaknya sendiri telah mengandalkan busy book sebagai produk utama. Itu dijelaskannya sebagai "perwujudan mainan edukasi multisensori yang bermanfaat melatih sensorik, motorik, kreativitas, dan life skill anak."
"Busy book foxandbunny berbahan kain yang telah tersertifikasi OEKO-tex sehingga aman dan mudah dibersihkan," klaimnya. "Setiap aktivitas di dalam busy book kami juga sudah diverifikasi psikolog."
Busy book, sambung Novia, merupakan salah satu perwujudan dari mainan pasif, sehingga menuntut anak untuk aktif memainkannya. "Hal ini akan merangsang keseluruhan saraf sensorik dan motorik anak untuk aktif," katanya.
Selain itu, busy book juga mempunyai konsep open ended. "Artinya," Novia menjelaskan. "Medianya tidak terpaku pada batasan tertentu, sehingga anak sangat bebas memainkannya sesuai kreativitas dan imajinasi mereka."
Jenis mainan anak ini juga dinilai sanggup mengajarkan berbagai hal pada anak dengan cara yang menyenangkan. "Bisa juga jadi sarana bonding, karena kadang sebagai orangtua baru masih bingung apa yang harus dilakukan bersama anak untuk mengoptimalkan masa golden age mereka," tutupnya.
Advertisement