Cek Fakta: Tidak Benar Erupsi Gunung Gede Sebabkan Gempa Cianjur pada November 2022

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa bumi Cianjur pada November 2022

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Des 2022, 12:00 WIB
Penelusuran klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa bumi Cianjur pada November 2022

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa Cianjur pada November 2022, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 November 2022.

Unggahan klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa bumi Cianjur pada November 2022 tersebut berupa tulisan sebagai berikut.

"Aya info sareng himbawan ti bmkg bandung, mengenai gempa di daerah cianjur Sukabumi dan sekitarnya, di mohon untuk tetap waspada untuk beberapa hari kedepan, dikarenakan gunung gede sedang erupsi dan pergerakan sesar cimaniri yang mengakibatkan gempa bumi. Tetap waspada!"

Selain itu juga tangkapan layar Press Release Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, tentang waspada aktivitas pergerakan sesar Cimandiri dan Erupsi Gunung Gede yang mengakibatkan gempa bumi.

Benarkah klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa bumi Cianjur pada November 2022? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.


Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa Cianjur pada November 2022, sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com mengkonfirmasi gempa Cianjur disebabkan Gunung Gede dengan menghubungi pihak Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pelaksana tugas (plt) Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN mengatakan, berdasarkan analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) gempa Cianjur merupakan gempa tektonik.

"Tim gempa Badan Geologi melaporkan ke saya bahwa gempa yang terjadi adalah gempa tektonik, bukan vulkanik," kata Wafid, saat berbincang dengan Liputan6.com, dikutip, Sabtu (3/12/2022).

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengungkapkan, sampai Selasa (22/11/2022) sore  status vukanik Gunung Gede dan Pangrango masih berada di level satu atau normal.

 "Kami sampaikan apa yang jadi acuan kami adalah data, berdasarkan data yang kami pegang Gunung Gede masih dilevel satu atau normal, kami memegang data yang terekam sampai saat ini, mungkin ini bisa berubah tetapi saat ini masih dalam keadaan normal," tuturnya.

Menurut Hendra, sampai saat ini Gunung Gede tidak mengalami erupsi, meski ada kritis kegempaan berdasarkan historinya selama 100 tahun belakangan tidak ada peningkatan aktivitas yang siginifikan.

"Sampai saat ini belum ada erupsi, sifat gunung gede kritis kegempaan setelah kami pantau setiap 20 tahun muncul kritis kegempaan tapi tidak tinggi, terlepas dari historisnya 100 tahun terakhir belum ada peningkatan signifikan," ucapnya.

Dalam artikel berjudul "Viral Kabar Gunung Gede Erupsi Pasca Gempa Cianjur, Simak Faktanya" yang dimuat Liputan6.com pada 23 November 2022 Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, berdasarkan hasil analisis aktvitas gempa bumi yang berpusat di Cianjur, Jawa Barat dengan magnitudo M5,5 pada kedalaman 10 KM bukan berasal dari peningkatan aktivitas Gunung Gede.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Gunawan menyatakan bahwa kondisi Gunung Gede saat ini masih dalam level 1 atau normal.

"Dari data-data saat ini, tidak ditemukan adanya peningkatan aktivitas Gunung Gede, sehingga diharapkan masyarakat untuk tetap tenang," kata Hendra dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Rabu (23/11/2022).

Hendra mengungkapkan, Gunung Gede pernah terjadi krisis kegempaan pada sekitar tahun 1950-an, dan setelah diteliti, karakter dari Gunung Gede tersebut muncul krisis kegempaan setiap 20 tahun. Meskipun begitu, aktivitas Gunung Gede tidak pernah berlanjut menjadi level yang lebih tinggi.

"Terlepas dari historisnya, Gunung Gede pernah erupsi, baik berupa awan panas ataupun aliran lava, namun, dari 100 hingga 200 tahun terakhir belum menunjukkan adanya peningkatan," jelas Hendra.

Cek Fakta Liputan6.com pun memastikan kebenaran Press Release Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, tentang waspada aktivitas pergerakan sesar Cimandiri dan Erupsi Gunung Gede yang mengakibatkan gempa bumi.

Dalam artikel berjudul "BMKG: Kabar Waspada Aktivitas Pergerakan Sesar Cimandiri dan Erupsi Gunung Gede Penyebab Gempa Bumi Adalah Hoaks" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 22 November 2022,   

Press Release tersebut merupakan klarifikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) perihal kabar yang menyebutkan lembaga tersebut merilis informasi terkait kegempaan di Cianjur, Jawa Barat.

Terdapat dua informasi yang meresahkan dan beredar di masyarakat, pertama yaitu kabar dengan narasi terkait tingkat kewaspadaan atas Sesar Cimandiri.

Berikut isi kabar yang beredar:

“Ijin melaporkan komandan situasi Terkait tingkat kewaspadaan info BMKG dan BNPB Tingkat waspada Tinggi Wilayah Sukabumi aktivitas Yang di lewati Garis Pergerakan Sesar Cimandiri 1 Minggu Kedepan

1. Pelabuhan Ratu dan sekitarnya

2. Cibadak dan sekitarnya

3. Cicantayan dan Cibolang

4. Sukaraja dan sekitarnya

5. Sukalarang dan sekitarnya

6. Baros dan sekitarnya

7. Salatbintana dan sekitarnya

8. Kadudampit dan sekitarnya

Imbauan bagi warga tetap waspada dan tidak panik serta tak berpergian dari rumah masing-masing untuk menjaga keamanan tempat tinggal masing-masing.

Sedangkan, kedua kabar yang menarasikan bahwa aktivitas pergerakan Sesar Cimandiri dan erupsi Gunung Gede adalah penyebab gempa. Berikut narasinya:

“WASPADA AKTIVITAS PERGERAKAN SESAR CIMANDIRI DAN ERUPSI GUNUNG GEDE YANG MENGAKIBATKAN GEMPABUMI”

Kabar tersebut disampaikan melalui voice note mengenai adanya cahaya seperti api menyala di Gunung Gede yang menyebabkan terjadinya erupsi Gunung Gede yang megakibatkan adanya gempabumi di wilayah Kp Singa Barong dan Kp Sarongge, Kabupaten Cianjur.

Kepala BMKG Stasiun Geofisikan Bandung Teguh Rahayu membantah adanya kedua kabar tersebut.

“Berita tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut,” kata Rahayu dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11/2022).

Rahayu menegaskan, kabar tersebut hanya hoaks alias isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas.

“Perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi. Informasi resmi yang diperoleh dari PVMBG, hingga saat ini status Gunung Gede masih dalam status Level I (Normal),” tutur Rahayu.


Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa Cianjur pada November 2022 tidak benar.

Gempa yang terjadi di Cianjur pada November 2022 adalah gempa tektonik bukan vulkanik, dari data-data saat ini, tidak ditemukan adanya peningkatan aktivitas Gunung Gede.

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya