Liputan6.com, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi baru saja menggelar konferensi filsafat tingkat tinggi di Riyadh. Para filsafat dari negara-negara Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Asia ikut berpartisipasi.
Acara digelar di Riyadh Philosophy Center pada pekan ini. Tema utama dari konferensi ini adalah tentang ruang dan waktu: "Knowledge and Exploration: Space, Time, and Humanity".
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan Saudi Gazette, Sabtu (3/12/2022), konferensi ini turut membahas topik interplanetary dan tinggal di Planet Mars.
"Kita harus bersiap untuk masa depan. Tidak ada yang tahu. Ya, kita bisa memonitor segala benda-benda yang mengorbiti Bumi, tetapi ada banyak yang tidak kita ketahui," ujar Mishaal Ashemimry, Penasihat Khusus bagi CEO Saudi Space Commission dan Wakil Presiden untuk Diversity di International Astronautical Federation.
"Menjadi spesies interplanet akan menambah peluang keselamatan umat manusia," tegasnya.
Konferensi itu dilaksanakan pada Kamis 1 Desember 2022 hingga 3 Desember 2022. Acara ini juga buka pintu bagi para generasi muda.
Menurut Arab News, sejumlah filsuf yang hadir adalah Alejandra de la Merced Fernandez dari Universidad Nacional del Nordeste (Argentina), Joseph Cohen dari University College Dublin (Irlandia), Nicolas de Warren dari Penn State University (Amerika Serikat), dan Dr. Bjoern Gerd Freter yang merupakan dosen filsafat dunia di SOAS University of London (Inggris).
Hadir pula Norbert Frischauf yang merupakan pendiri Austrian Space Forum, serta Abdullah Almutairi, kepala Asosiasi Filsafat Saudi.
Para generasi muda di Arab Saudi diakomodasi dalam sesi Philosophers of Tomorrow yang memberikan penjelasan secara sederhana tentang filsafat melalui berbagai aktivitas dan workshop, serta acara kompetisi debat dan Philosophical Camp.
Arab Saudi Buka Mekanisme Visa Kunjungan Pribadi
Arab Saudi meluncurkan mekanisme visa "kunjungan pribadi" untuk memfasilitasi mereka yang ingin mengunjungi teman atau kenalan yang merupakan warga negara Saudi di negara tersebut.
Visa ini juga memungkinkan pengunjung untuk melakukan perjalanan antar wilayah dan kota di Arab Saudi dan melakukan umrah, mengunjungi Makkah dan Madinah serta situs keagamaan dan sejarah lainnya, serta menghadiri acara budaya.
Menurut Twitter resmi Kementerian Luar Negeri, langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung asing ke negara itu, sejalan dengan tujuan Visi Kerajaan 2030.
“Aplikasi dapat dilakukan pada platform visa elektronik dan prosesnya sangat mudah dan nyaman,” kata kementerian tersebut, dikutip dari NST.com, Kamis (1/12).
Warga negara Saudi dapat mengundang teman dan kenalan mereka untuk mengunjungi Arab Saudi dengan mengajukan permintaan kunjungan pribadi pada platform visa.
Permohonan visa kunjungan pribadi dapat diajukan melalui platform eVisa dan permintaan tersebut kemudian akan diproses sebelum dokumen visa kunjungan pribadi dikeluarkan, di mana data dapat dilihat melalui layanan permintaan undangan.
Kementerian lebih lanjut menambahkan bahwa pengunjung dapat menyelesaikan proses pembayaran biaya dan asuransi kesehatan setelah mengisi formulir aplikasi visa masuk di platform visa.
Kemudian menyerahkan aplikasi dan paspor ke kedutaan atau konsulat Saudi di negara asal atau melalui kantor yang diakui oleh kedutaan atau konsulat.
Advertisement
Kadin Jatim Sebut Arab Saudi Butuh 8 Juta Tenaga Kerja Profesional
Beralih ke isu lapangan kerja, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) menyebut kebutuhan tenaga kerja profesional di Kerajaan Arab Saudi jauh lebih besar dari sektor domestik yang selama didominasi oleh pekerja Indonesia.
Wakil Ketua Umum Bidang Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Nurul Indah Susanti mengatakan, selama ini tenaga migran Indonesia didominasi oleh sektor domestik.
"Kebutuhannya sekarang mencapai delapan juta skill worker di sejumlah bidang, di antaranya bidang pariwisata dan hospitality, bidang kesehatan serta bidang konstruksi," katanya yang juga Direktur Kadin Institute ini di Surabaya, dilansir dari Antara, Kamis (1/12/).
Pada pelaksanaannya, kata Nurul, Kadin Institute bekerja sama dengan Pengusaha Penempatan Pekerja Migran Indonesia dan agen di Arab Saudi untuk bersama-sama meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Menurut dia, kerja sama dan sinergi yang dilakukan adalah pada peningkatan keterampilan karena tenaga profesional atau skill worker yang dikirim harus memiliki kompetensi sesuai bidang yang di butuhkan di Arab Saudi.
Tingkatkan Keterampilan
Saat ini, lanjut dia, Arab Saudi membutuh tenaga kerja pada sektor konstruksi, kesehatan dan pariwisata. Tentunya, kata dia, tenaga kerja ini akan dibekali dengan pelatihan sesuai kompetensinya, bahasa negara tujuan dan budaya.
Para pekerja juga akan diberi sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
"Nah, untuk pelatihan dan sertifikasi akan dilaksanakan oleh Kadin Institut, bekerja sama dengan sekitar 45 LSP," kata Nurul.
Dia menegaskan, peningkatan keterampilan tenaga migran Indonesia harus ditingkatkan seiring dengan akan dibukanya kembali pengiriman tenaga kerja ke negara tersebut.
"Melalui kerja sama ini, kami berharap pekerja migran Indonesia akan lebih banyak di tenaga profesional dibanding domestik," kata dia.
Nurul menjelaskan keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan Kadin Institute bersama Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Jatim Ayub Basalamah serta perwakilan Apjati di Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad.
Advertisement