Menilik Potensi Pergerakan Pasar Kripto di Penghujung 2022

Akhir tahun ini mungkin bisa menjadi awal dari masa pemulihan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 03 Des 2022, 16:16 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Sepanjang November 2022, pasar kripto mengalami volatilitas tinggi yang cenderung alami penurunan tajam. Belum reda masalah dari Terra Luna dan Three Arrow Capital, pasar kripto di bulan ini harus menghadapi masalah yang lebih besar.

Bursa kripto FTX yang sempat memiliki valuasi senilai USD 32 miliar (Rp 493,6 triliun) harus bangkrut karena krisis likuidasi. Kehancuran FTX ini pun menyebabkan pasar kripto harus menderita dan menyebabkan investor khawatir dan panik.

Lalu, bagaimana dengan proyeksi bulan Desember? Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan akhir tahun ini mungkin bisa menjadi awal dari masa pemulihan, namun harus disikapi dengan kehati-hatian.

"Bulan Desember ini mungkin akan menjadi masa pemulihan dari keterpurukan market yang hancur pada November lalu berkaitan dengan runtuhnya FTX. Selain itu, kita mesti optimis dengan proyeksi kebijakan The Fed yang bakal melunak untuk tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan di bulan ini," kata Afid dalam siaran pers, dikutip Sabtu (3/12/2022).

Diketahui, Ketua The Fed, Jerome Powell, telah mengisyaratkan potensi penurunan kenaikan suku bunga untuk Desember 2022. Pertemuan FOMC sendiri akan dilaksanakan pada 13-14 Desember. Melunaknya sikap The Fed bisa menggenjot market kripto dan memberikan harapan kepada investor.

"Bila suku bunga jangka pendek akan meningkat sebesar 50 basis poin ke kisaran target 4,25 hingga 4,50 persen. Bisa membuat nilai Bitcoin sedikit meningkat dan kemungkinan akan bertahan hingga akhir Desember. Perlu dicatat bahwa pertemuan FOMC sering memicu volatilitas di pasar kripto," jelas Afid.

Dengan volatilitas yang rendah dari imbas FTX serta potensi perlambatan dalam kenaikan suku bunga The Fed, Bitcoin dan Ethereum kemungkinan akan mengalami bullish di bulan Desember.

Reli Sinterklas dan Rawan Taking Profit

Afid juga berharap akan ada fenomena "Reli Sinterklas." Reli Sinterklas adalah fenomena di mana pasar saham reli pada hari-hari menjelang Natal. Oleh karena itu, investor percaya Desember adalah bulan keberuntungan bagi saham yang juga dapat membantu Bitcoin dan pasar kripto untuk menguat. 

"Investor percaya bahwa reli Sinterklas di pasar saham akan mengalir ke pasar kripto membuat harga Bitcoin melonjak pada bulan Desember," jelas Afid.

Di sisi lain, efek reli Sinterklas diklaim sudah tidak relevan lagi. Pada 2021, Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar USD 69.044 pada November, tetapi harganya turun pada Desember. 

Artinya, pasar kripto bernasib baik hingga November 2021, tetapi turun pada bulan Desember tanpa efek reli Sinterklas.

Pasar kripto juga rawan dari aksi taking profit yang masif dilakukan oleh investor pada Desember ini. Biasanya, investor akan lebih membutuhkan uang tunai, daripada berinvestasi di musim liburan akhir tahun.

"Harga kripto di bulan Desember bisa jadi sideways, karena investor sedang dalam mood untuk musim liburan dan biasanya taking profit, sehingga beristirahat pada aktivitas pasar," pungkas Afid.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya