Kronologi Penerbangan AirAsia Diduga Overbooked, Penumpang sampai Diseret Keluar Pesawat

Sebelum naik pesawat, penumpang pesawat AirAsia ini mengaku diberikan tiket yang ditulis tangan.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Des 2022, 14:30 WIB
Beredar video penumpang AirAsia diseret keluar pesawat, diduga karena overbooked. (dok. tangkapan layar Facebook Susan Yong/https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0TAK5RRhizN6UtRmmcQL9oSP2yTctWVYYqDPAX5e1FqB546gcRaEWovjdhLFDMAFjl&id=1048700990&mibextid=LROouL)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang baru-baru ini mengklaim bahwa ia dan keluarganya dikeluarkan secara tidak adil dari pesawat AirAsia. Pasalnya, penerbangan dengan rute Kuala Lumpur, Malaysia-Chiang Mai, Thailand ini diduga overbooked.

Dalam kronologi, pengguna Facebook Susan Yong, seperti dirangkum Says, Sabtu (3/12/2022), mengatakan ia memesan tiket pesawat tersebut pada April 2022 untuk bepergian bersama ibu, suami, dan mertuanya. Tidak ada kendala yang dilaporkan sampai hari penerbangan, 19 November 2022.

Ketika mencoba check-in di loket di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2, ia diberitahu staf bahwa penerbangan tersebut sudah penuh dan penerbangan lain akan diatur untuk mereka. Yong menulis bahwa staf konter layanan telah menyarankan agar mereka mengambil penerbangan ke Chiang Mai keesokan harinya.

Tapi, ia menolak tawaran tersebut karena mereka telah menyewa mobil dan memesan kamar hotel. "Staf kemudian mengatakan bahwa mereka dapat mengatur agar kami mengambil penerbangan pukul 8 malam (hari) itu ke Thailand," ia mengatakan.

"Jadi, saya bertanya, '(Kota) mana di Thailand?' dan mereka menjawab, 'Bangkok,'" imbuhnya.

Saat bertanya lebih lanjut, Yong mengatakan, staf konter layanan kemudian tiba-tiba memberitahunya bahwa masalah kursi penerbangan mereka telah diselesaikan. Pihaknya meminta rombongan penumpang pesawat itu menitipkan barang bawaan mereka di bagasi untuk naik ke pesawat.

Mengikuti instruksi staf, Yong dan suaminya menitipkan barang bawaan mereka dan diantar ke gerbang keberangkatan oleh seorang karyawan. Ia menyebut, mereka juga diberi tiket tulisan tangan oleh konter layanan, dan diberi tahu bahwa kursi akan disortir saat naik pesawat.

 

 


Kurang 2 Kursi

Ilustrasi pesawat AirAsia. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Yong mengatakan, semuanya berjalan lancar sampai, sekali lagi, di pesawat, staf mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kursi karena nama Yong dan suaminya ada dalam daftar "No Show" dalam penerbangan. Seorang pramugari meminta mereka menunggu sementara ia mencoba mengatur dua kursi untuk rombongan tersebut.

Namun, seorang staf laki-laki tiba-tiba datang ke pesawat dan dengan kasar menyuruh mereka pergi. "Ia masuk (ke dalam pesawat) dan sikapnya sangat buruk saat meminta kami turun dari pesawat, saya kaget," Yong bercerita.

"Anda tidak punya tiket, tolong turun dari pesawat sekarang, Anda tidak boleh berada di sini," katanya mengutip perkataan staf pria tersebut.

Ketika suami Yong meminta penjelasan atas perlakuan kasar tersebut, mengingat mereka dipandu sampai ke pesawat, diberi tiket yang ditulis tangan, dan dijanjikan tempat duduk, staf laki-laki tersebut menyatakan, "Apakah Anda tidak tahu? Tiket tidak berlaku, kami sudah menjelaskannya pada Anda dengan jelas, silakan pergi sekarang."

 


Dikeluarkan Secara Paksa

Ilustrasi kabin pesawat penuh penumpang. (dok. Pexels)

Yong mengatakan, ia dan suaminya bingung dan tidak mau turun dari pesawat karena orangtua mereka sudah duduk di dalam. Pasangan ini memberi tahu staf bahwa mereka khawatir pesawat akan lepas landas dengan orangtua mereka berada di dalam.

Staf pria itu kemudian mengancam akan memanggil keamanan. Karena mereka tidak mau bergerak, Yong mengatakan petugas keamanan datang untuk mengawal mereka turun dari pesawat

"Setidaknya enam hingga tujuh dari mereka dengan sikap yang sangat buruk datang dan mengusir kami dari pesawat seperti penjahat. Mereka sangat kasar dan saya sangat takut. Untungnya, kami juga memanggil orangtua kami tepat waktu," tulis Yong di unggahan Facebook-nya.

Ia juga menyertakan dua video yang menunjukkan keluarganya dikeluarkan secara paksa dari pesawat oleh petugas keamanan. "Setelah turun dari pesawat, saya tidak bisa berbicara dan menangis," imbuhnya.

Yong mengatakan, staf bandara kemudian mengatur penerbangan untuk mereka ke Chiang Mai keesokan harinya dan memberi mereka akomodasi untuk bermalam.


Buat Laporan Polisi

Ilustrasi naik pesawat (dok.unsplash/ Chris Brignola)

Pada hari yang sama, Yong juga menerima email dari maskapai yang mengatakan bahwa mereka akan mengkredit setiap pelancong 100 dolar AS (sekitar Rp1,5 juta) di akun AirAsia mereka. Namun, Yong mengatakan pada Says bahwa ia tidak menerima tawaran tersebut dan, setelah semua yang terjadi, ia pergi untuk mengajukan laporan polisi.

"Kredit juga memiliki tanggal kedaluwarsa. Jika AirAsia memberi tahu kami tentang perubahan penerbangan lebih awal, kami akan dapat membuat pengaturan yang diperlukan," tambahnya dalam unggahan yang kemudian viral di media sosial tersebut.

Ia berharap pihak berwenang dapat mengatur perusahaan penerbangan dengan lebih baik untuk mencegah kejadian seperti itu terjadi lagi. Sementara itu, sampai artikel ini ditulis, AirAsia belum memberi komentar apapun terkait insiden tersebut.

Sebelumnya, Komisi Penerbangan Malaysia (MAVCOM) telah menerbitkan Laporan Konsumen dua tahunan untuk paruh pertama tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa AirAsia menerima jumlah keluhan pelanggan tertinggi antara Januari dan Juni 2022.

Infografis 6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya