Liputan6.com, Jakarta - Bagi kebanyakan pasien, berjuang melawan kanker ovarium bukanlah hal mudah. Namun perjuangan tersebut sebenarnya tak hanya dirasakan oleh pasien, melainkan juga para caregiver (pendamping atau pengasuh) yang ikut menemani.
Duta Peduli Kanker Ovarium, Shahnaz Haque mengungkapkan bahwa sebelum terkena kanker ovarium, dirinya sempat menjadi caregiver untuk ibunya yang mengalami kanker ovarium pada tahun 1991. Sehingga dia sangat tahu rasanya berada di posisi caregiver.
Advertisement
"Ketika berada di tengah-tengah proses itu, saya tahu banget bahwa ini kalau anggota keluarga kita entah ibu atau anak yang terkena kanker ovarium, yang sakit bukan hanya pasiennya. Satu rumah semuanya (bisa) pada sakit," ujar Shahnaz dalam press briefing bersama Cancer Information & Support Center (CISC) dan AstraZeneca, Sabtu (3/12/2022).
"Saya juga tahu ini perjalanan yang melelahkan karena kita mesti menemani seorang pejuang yang sedang mempertahankan nyawanya," tambahnya.
Shahnaz menjelaskan, pesan yang bisa disampaikan darinya untuk para caregiver adalah bersabar. Hal tersebut lantaran kebanyakan caregiver hanya memiliki empati di awal-awal pasien sakit.
"Kita hanya punya empati di awal biasanya. Sudah berbulan-bulan selanjutnya, kita sudah terkuras habis emosinya. Maka terkadang kita menjadi tidak sabar atau memaksa mereka (pasien) untuk mengikuti apa yang kita mau," kata Shahnaz.
"Cobalah untuk memahami dan berempati, karena mereka juga seorang pejuang kanker ovarium kayak naik jet coaster emosinya. Jadi pesan saya, jangan berantem."
Ciptakan Kenangan Baik Bersama
Menurut Shahnaz, saat berselisih dengan pejuang kanker ovarium dan emosi Anda tidak stabil, ada kemungkinan hal-hal lain dapat terjadi dan mungkin disesali nantinya. Sehingga penting untuk tetap menciptakan kenangan yang baik.
"Emosi yang tidak stabil akan menimbulkan letupan-letupan yang nanti kita akan sesali. Kalaupun mereka harus dipulangkan ke kampung Illahi, jangan sampai ada kenangan yang tidak baik yang terjadi. Itu sangat menyedihkan dan tidak akan bisa terulang lagi," ujar Shahnaz.
Shahnaz mengungkapkan bahwa apapun peran Anda, entah sebagai caregiver ataupun pejuang kanker ovarium, tetap lakukanlah peran Anda dengan baik.
"Siapapun kita, lakukan peran misi jiwa Anda masing-masing. Karena kalau kita teridentifikasi sebagai pejuang, bukan berarti kita tidak berguna bagi orang lain. Lakukan yang terbaik, tetap menjadi orang baik. Orang baik mungkin jalannya di jalan yang sepi sendirian. Tapi enggak apa-apa, terus saja melangkah," kata Shahnaz.
"Karena pada akhir kehidupan dan helaan nafas kita, ternyata bukan siapa yang terbaik. Tapi ketika kita berjuang, kita masih mau berbuat baik untuk orang lain."
Advertisement
Cerita Shahnaz Haque Hadapi Kanker Ovarium
Dalam kesempatan yang sama, Shahnaz pun menjelaskan sekilas soal perjuangannya menghadapi kanker ovarium. Istri Gilang Ramadhan sekaligus ibu tiga anak ini mengaku pernah menyalahartikan gejala dan faktor risiko kanker ovarium.
"Saya pernah menyalahartikan gejala dan faktor risiko kanker ovarium, dan itu tidak saya harapkan terjadi pada perempuan di Indonesia lagi. Saya berharap perempuan Indonesia lebih peduli pada kesehatan dirinya dan salah satunya dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait kanker ovarium," ujar Shahnaz.
Shahnaz menambahkan, dirinya bersama komunitas kanker CISC sudah berkomitmen untuk memberikan dukungan dan layanan informasi pada masyarakat terkait kanker. Salah satunya melalui Kampanye 10 Jari.
"Kampanye 10 Jari ini akan menjadi informasi yang penting dan mudah dipahami serta dapat disebarluaskan ke masyarakat Indonesia," kata Shahnaz.
Kampanye 10 Jari Kanker Ovarium
Kampanye 10 Jari sendiri diinisiasikan oleh beberapa pihak. Seperti CISC, Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI), AstraZeneca, dan Kemenkes RI.
Angka 10 yang dimaksud berkaitan dengan 6 faktor risiko dan 4 gejala kanker ovarium. Berikut diantaranya.
Enam Faktor Risiko Kanker Ovarium
- Memiliki riwayat kista endometrium
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara
- Mutasi genetik seperti BRCA
- Paritas rendah
- Gaya hidup buruk
- Pertambahan usia
Empat Gejala Kanker Ovarium
- Sering mengalami kembung
- Ada penurunan nafsu makan
- Sering buang air kecil
- Muncul nyeri panggul atau perut
Advertisement