Liputan6.com, Jakarta - Mikrobioma vagina adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup di vagina dan menjaga lingkungan vagina tetap asam.
Ketika terjadi infeksi, misalnya sariawan, infeksi saluran kemih (UTI) atau vaginosis bakterialis (BV), ini dapat membuat populasi tersebut rusak dan mengubah pH vagina, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi lanjutan. Hal ini dikarenakan lingkungan yang kurang asam memberi bakteri jahat kesempatan untuk tumbuh.
Advertisement
"Mikrobioma vagina berbeda dari mikrobioma manusia pada bagian lain, seperti mikrobioma usus," jelas seorang ginekolog dan ahli kesehatan wanita Dr Nitu Bajekal seperti dilansir dari Live Science.
"Kondisi unik vagina memastikannya 'dijajah' oleh beberapa spesies mikroba, biasanya lactobacilli dan beberapa lainnya."
"Namun, komposisi mikroba vagina hanyalah salah satu faktor untuk menjaga lingkungan vagina yang sehat dan bergantung pada faktor-faktor lain, seperti usia dan status fisiologis vagina." Faktor etnis dan genetik juga dapat berperan.
"Vagina tidak membutuhkan vitamin atau suplemen khusus," tambah Bajekal.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari menggunakan sesuatu yang beraroma atau mengandung bahan kimia untuk merawat vagina. Sebaliknya, konsumsi makanan nabati yang beragam dan bervariasi dapat membantu mikrobioma vagina yang sehat berkembang.
Tambahkan lebih banyak buah, sayuran, kacang-kacangan, kedelai, rempah-rempah, bawang putih, kacang-kacangan dan biji-bijian, makanan fermentasi dan biji-bijian utuh ke dalam menu makanan sehari-hari Anda, Bajekal menerangkan.
Faktor Lain
Seks tanpa kondom adalah faktor lain yang dapat membuat Anda terkena infeksi, terutama jika Anda tidak mengetahui status infeksi menular seksual (STI) pasangan.
Lalu, dianjurkan untuk buang air kecil setelah berhubungan seks untuk menyiram bakteri nyasar dari saluran kemih dan menurunkan risiko Anda terkena infeksi saluran kemih.
Jika pasangan bebas penyakit menular seksual, Anda mungkin menyadari bahwa aktivitas seksual menyebarkan bakteri dari sekitar anus ke vulva, jadi penting untuk memastikan Anda dan pasangan menjaga kebersihan genital untuk menghindari infeksi. Menggunakan kondom menjadi ide yang bagus.
Seorang spesialis kesehatan seksual Dr Deborah Lee mengatakan bahwa beberapa infeksi vagina yang umum saling berhubungan.
"Vagina wanita dalam usia reproduksi yang sehat mengandung dominasi bakteri yang disebut lactobacilli, yang seperti namanya, menghasilkan asam laktat, serta hidrogen peroksida, dan peptida antimikroba lainnya yang membunuh bakteri lainnya. Kehadiran lactobacilli ini sangat penting untuk menjaga pertumbuhan organisme lain terkendali. Karena asam laktat, pH vagina bersifat asam, dengan pH 4,5 atau lebih rendah."
Menurut Lee, ada tiga kondisi ginekologis umum yang secara langsung dipengaruhi oleh mikrobioma vagina dan semuanya saling berhubungan.
Advertisement
Lactobacilli
Sebuah artikel dalam International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa konsentrasi kolonisasi lactobacilli vagina yang rendah dikaitkan dengan kesehatan urogenital yang buruk serta hasil kehamilan yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, menjaga populasi lactobacilli tetap sehat dapat menjaga kesehatan vagina.
"Beberapa studi yang dilakukan tentang penggunaan probiotik untuk mengobati kandidiasis yang muncul kembali menunjukkan hasil yang buruk dan, sejauh ini, ini belum terbukti dapat membantu, " ujar Lee.
Sementara itu, sebuah meta-analisis 2014 dalam Journal of Lower Gastrointestinal Tract Disease menunjukkan bahwa mengonsumsi probiotik dapat membuat gejala membaik.
Kebanyakan suplemen dan probiotik yang dijual bebas tidak terbukti untuk meningkatkan kesehatan vagina, ucap Bajekal.
"Banyak dari suplemen ini menyebabkan kerusakan baik dengan berinteraksi dengan obat-obatan yang dikonsumsi seseorang untuk menangani kondisi medis lain atau mungkin memiliki efek berbahaya jangka panjang pada tubuh: misalnya, dengan mengganggu kesehatan hormon reproduksi atau dengan menggusur pertumbuhan bakteri vagina yang sehat dalam kasus probiotik."
Sebuah artikel di Frontiers in Cellular and Infection Microbiology menunjukkan bahwa BV khususnya merupakan hasil dari kematian lactobacilli di vagina serta peningkatan konsentrasi mikroba anaerob yang sesuai.
Diet Kaya Probiotik dan Prebiotik
Probiotik oral yang kaya akan berbagai bakteri lactobacilli dapat membantu mendukung mikrobioma vagina yang sehat, serta mendukung kesehatan kekebalan tubuh secara umum juga flora usus.
Oleh sebab itu, Lee mendorong diet yang kaya probiotik dan prebiotik untuk mendukung kesehatan vagina dan mikrobioma yang beragam. "Yogurt alami yang terbuat dari kultur hidup penuh dengan berbagai jenis lactobacilli," tuturnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang makan yogurt yang terbuat dari kultur hidup memiliki lebih banyak lactobacilli di vaginanya daripada seseorang yang tidak makan yogurt. Mereka yang makan yogurt juga memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terkena BV.
Penting juga untuk mengurangi jumlah gula dalam makanan, karena ini juga dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma vagina.
Konsumsi makanan utuh yang kaya protein dan makanan dengan indeks glikemik rendah yang melepaskan energi secara perlahan seperti oatmeal dan sereal gandum utuh, roti merah, beras merah, dan pasta merah.
Penelitian menunjukkan bahwa diet kaya probiotik dapat mendukung kesehatan vagina yang baik, tetapi Anda harus mencari bantuan medis jika yakin telah tertular infeksi vagina, seperti BV, sariawan atau ISK, karena dokter Anda perlu meresepkan obat.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement