Tak Selalu Jahat, Dokter Sebut Ada Juga Kista Ovarium yang Baik

Kista ovarium terbagi menjadi beberapa jenis. Ada salah satu jenis kista ovarium yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.

oleh Diviya Agatha diperbarui 04 Des 2022, 13:00 WIB
ilustrasi perut sakit/pexels

Liputan6.com, Jakarta Saat dihadapkan dengan kista ovarium, Anda mungkin salah satu yang akan merasa khawatir bahkan panik. Padahal kista ovarium terbagi menjadi beberapa jenis dan tak semuanya lho masuk kategori jahat atau berat.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan onkologi ginekologi, Oni Khonsa mengungkapkan bahwa kista ovarium tidak selalu jahat. Ada satu jenis kista ovarium yang dikenal dengan sebutan kista fungsional.

Kista fungsional merupakan jenis kista yang muncul saat ovarium melepas sel telur untuk dibuahi. Kemudian ketika ukuran sel telur tersebut mengalami penambahan, maka kista fungsional itulah yang bisa muncul.

"Ada kista fungsional, itu kista yang baik hati. Bulan depan saat haid, itu bisa hilang. Itu memang kista fungsional, telurnya matang, kemudian meninggalkan jejak. Itu bisa hilang dan enggak usah dioperasi yang kayak gitu," kata Oni dalam press briefing bersama Cancer Information & Support Center (CISC) dan AstraZeneca, Sabtu (3/12/2022).

Oni mengungkapkan bahwa kista fungsional bisa hilang dengan sendirinya tanpa melakukan operasi. Proses peluruhan itu dapat terjadi ketika wanita mengalami menstruasi. Namun, ada pula yang memang mau melakukan operasi.

"Ini kista (fungsional) memang ada, tapi kita lihat dulu yuk, bulan depan bisa hilang. Tapi kadang memang kita yang galau, kita maunya operasi. Boleh, itu second opinion. Itu juga bukan hal yang tidak boleh," ujar Oni.


Deteksi Dini Kista Ovarium

Ilustrasi Deteksi Dini | Credit: pexels.com/Andrea

Menurut Oni, pasien manapun berhak untuk menentukan pilihan terkait penanganan kista yang ada. Serta, dokter juga diizinkan untuk menyarankan pilihan lain untuk pasien yang mengarah pada kesembuhan.

Oni pun turut menjelaskan soal jenis-jenis kista. Oni mengungkapkan bahwa kista adalah sebuah tumor berisi cairan, yang mana terbagi menjadi dua jenis yakni jinak dan ganas.

"Ketika kista itu terdeteksi arahnya jinak, kita sebut kistanya potensi jinak. Ada pula prediktor-prediktor yang mengarah ketika kita temukan benjolan, kista, atau tumor di ovarium yang potensinya ke arah ganas," ujar Oni.

Prediktor pada kista ovarium yang ganas dapat diketahui lewat gambaran USG, kadar C125, atau tumor marker lainnya. Pada beberapa kasus, tumor jinak sendiri bisa berkembang menjadi ganas karena berbagai faktor risiko.


Kista Ovarium yang Berkembang Jadi Kanker

Ilustrasi Penyakit Kanker Credit: pexels,com/Tom

Bila bicara soal perkembangan kista ovarium menjadi kanker, menurut Oni, penting untuk melihat faktor risiko lainnya. Seperti endometriosis, misalnya.

"Salah satu faktor risiko (kanker ovarium) itu memiliki endometriosis. Khusus endometriosis, memang dia bisa transformasi dari jinak menjadi ganas. Transformasi ini pencetusnya genetik dan ada banyak paparan karsinogen dalam tubuh si pasien," kata Oni.

Sehingga menurutnya, jika tengah berupaya untuk tidak mengembangkan kista ovarium menjadi kanker ovarium, pasien perlu untuk menghindari paparan karsinogen. Seperti rokok, asap rokok, dan lain-lain.

"Kista ovarium bisa menjadi ganas jika ternyata kistanya masih exist (ada). Maka hindari semua potensi karsinogen. Dan kalau memang belum operasi, biasanya dipantau. Jangan dicuekin," ujar Oni.

"Karena enggak mungkin dokter akan mengatakan aman kalau belum diambil barang buktinya (kista). Kalau diangkat saat itu jinak, maka it's gonna be jinak forever," tambahnya.


Pengobatan Kanker Ovarium

Ilustrasi kemoterapi | unsplash.com/@creativegangsters

Lebih lanjut Oni mengungkapkan bahwa jika belum melakukan operasi kista, dirinya menyarankan pasien untuk terus-menerus memantau kondisi. Mengingat mungkin saja ada perkembangan yang terjadi pada kista tersebut.

Penanganan yang umum dilakukan untuk kanker ovarium sendiri terbagi menjadi dua yakni operasi dan kemoterapi. Penanganan ini bergantung pada stadium apa yang dimiliki pasien.

"Pada kanker ovarium stadium awal, dimana penyakit ini masih terbatas di ovarium, penanganan dan pengobatan memiliki kemungkinan besar untuk berhasil," ujar Oni.

Oni menjelaskan, saat dideteksi lebih awal, kanker ovarium dapat ditangani. 20 persen dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal juga 94 persennya dapat hidup lebih dari lima tahun setelah terdeteksi.

Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya