Liputan6.com, Jakarta Midnight in the Switchgrass adalah film stok yang dikeluarkan pihak bioskop pekan ini. Ia berlatar di Pensacola, AS, pada 2004, ketika isu perdagangan perempuan marak di kawasan pelacuran kelas menengah ke bawah.
Film ini dibintangi Bruce Willis, Megan Fox, dan Emile Hirsch. Nama yang disebut pertama jangan lantas Anda percayai sebagai protagonis yang dapat diandalkan dalam segala situasi sulit.
Faktanya, Bruce Willis sang ikon aksi dekade 1990-an tak demikian. Berperan sebagai agen FBI Karl Helter, ia nyaris tak punya fungsi kecuali sebagai pemberi peringatan dalam konteks negatif.
Baca Juga
Resensi Film Medieval: Seorang Satria di Medan Perang, Sarat Intrik Politik Tingkat Tinggi Berkedok Ajaran Agama
Resensi Film Keramat 2 Caruban Larang: Rekaman Video Melacak Penari Topeng Yang Hilang Misterius
Resensi Film Wandering: 3 Insan Bermasa Lalu Suram dalam Lingkaran Cinta, Visual Puitis Sekaligus Muram
Advertisement
Setelah menyaksikan Midnight in the Switchgrass hingga tuntas, kami sepakat ini bukan film terbaik Bruce Willis dari aspek apapun. Tak heran jika karya sineas Randall Emmett ini jadi bulan-bulanan kritikus dan pencinta film. Berikut resensi film Midnight in the Switchgrass.
Hilang Misterius
Satu per satu gadis muda hilang misterius dan ditemukan tewas mengenaskan membuat agen FBI Karl Helter (Bruce Willis) dan Rebecca Lombardo (Megan Fox) menyelidiki dengan beragam teknik. Salah satunya menjebak terduga pelaku, Calvin (Colson Baker).
Upaya ini menemui jalan buntu karena tak lama setelahnya, gadis bernama Tracey (Caitlin Carmichael) hilang. Rekaman kamera pengawas mengabarkan, kali terakhir ia tampak di SPBU, digoda sejumlah sopir truk. Seorang pria jangkung memukul si penggoda.
Tracey dan pria ini amblas. Tracey adalah saudara Heather (Sistine Stallone). Rebecca menginterogasinya demi melacak keberadaan pria jangkung ini. Di sisi lain, Bryon Crawford (Emile Hirsch) yang menahun menangani kasus hilangnya sejumlah gadis menemukan titik terang.
Mencermati rekaman kamera pengawas, ia mendapati logo truk ekspedisi yang dikemudikan si pria jangkung. Bryon Crawford mendatangi kantornya dan melacak sejumlah nama karyawan yang ditengarai beroperasi pada hari Tracey menghilang.
Advertisement
2 Titik Lemah
Titik lemah film ini justru di dua karakter yang muncul di poster. Karl Helter hadir hanya untuk menemani Rebecca sembari memberi peringatan akan bahaya yang mengintai akibat operasi ini. Peran macam ini sejatinya tak harus dipegang Bruce Willis.
Kontribusinya pun justru melemahkan motivasi Rebecca yang berkomitmen membongkar salah satu pembunuhan berantai terkelam di AS. Sadar Karl tak bisa diharapkan, penonton lantas berharap pada Rebecca. Apes, agen cantik ini tidak secerdas yang dibayangkan.
Kerja Keras Emile Hirsch
Di pertengahan film kita melihat ia dengan mudah diperdaya penjahat. Walhasil penonton jadi uring-uringan. Justru oase di tengah gersangnya karakter cerdas dalam dunia Midnight in the Switchgrass datang dari Bryon Crawford yang dibawakan Emile Hirsch.
Jujur saja, Bryon adalah polisi putih pada umumnya dengan dedikasi kelewat tinggi cenderung mengawang-awang. Istrinya adalah pasangan ideal yang mengguyur ayat-ayat Alkitab kala pasangan letih bertugas menegakkan keadilan.
Advertisement
Bryon Crawford Mudah Dicintai
Bryon Crawford tipe karakter yang mudah dicintai. Hadir pada waktu yang tepat dengan skill di atas rata-rata. Ia bagai kucing pengejar tikus hingga ke lubang kecil yang susah dimasuki. Penokohannya turut dibangun oleh karakter pendukung dari istri, anak, hingga ibu korban.
Cara Bryon Crawford memperlakukan mereka membuat kita sadar bahwa dialah satu-satunya harapan. Pada babak akhir, Rebecca dan Bryon memberi impresi kuat. Sayang, detail golden scene-nya malah tidak dipresentasikan oleh sutradara.
Diganjar Nominasi Razzie Awards
Bruce Willis absen di babak-babak penting. Ia muncul di awal lalu hadir lagi di akhir hanya untuk mengapresiasi kinerja junior. Midnight in the Switchgrass bukan momennya untuk bersinar. Ia tak ubahnya agen veteran usia senja yang sebentar lagi masuk kategori jompo.
Maka, kami tidak kaget jika Bruce Willis dan Megan Fox diganjar nominasi Pemeran Utama Pria dan Wanita Terburuk di ajang Razzie Awards 2022. Harus diakui, keduanya memang se-useless itu. Bukan berarti Midnight in the Switchgrass tak punya daya tarik.
Advertisement
Performa Aktor Alec Monopoly
Emile Hirsch dengan kerja kerasnya adalah magnet pengundang empati. Interaksinya dengan aktris Lydia Hull menyentuh dan bikin hati kami penuh. Proses pencarian tersangka efektif bikin kami deg-degan. Nuansa thriller menguat lantaran adegan ini dieksekusi dengan lumayan apik.
Aktor Alec Monopoly yang memerankan pria jangkung juga punya aura manipulatif tingkat tinggi. Berkepribadian ganda dan (maaf) fetish spesifik. Dua watak ini tercermin dari air muka dan gestur yang mewujud layaknya saklar on off. Saat bertemu korban, ia dingin.
Begitu menoleh untuk melihat keluarganya, air mukanya hangat dan auto jadi family man. Emile Hirsch dan Alec Monopoly masih oke untuk dijadikan alasan menonton Midnight in the Switchgrass akhir pekan ini.
Pemain: Megan Fox, Bruce Willis, Emile Hirsch, Alec Monopoly, Colson Baker, Lydia Hull
Produser: Randall Emmet, George Furla, Alex Eckert, Timothy C. Sullivan
Sutradara: Randall Emmett
Penulis: Alan Horsnail
Produksi: Emmett Furla Oasis Films, The Pimienta Film Co., BondIt Media Capital
Durasi: 1 jam dan 39 menit