Sri Mulyani Tantang Para CEO Tak Rem Bisnis di 2023

Sri Mulyani menilai apabila investasi bisa bertahan dan tumbuh di atas 5 persen, itu membawa harapan bagi perekonomian Indonesia untuk menjadi lebih resilien atau bertahan dari dampak perekonomian global.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2022, 20:56 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi II di Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Komisi II DPR dan pemerintah menyepakati penentuan ibu kota untuk tiga daerah otonomi baru (DOB) Papua yang diatur dalam tiga rancangan undang-undang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menantang para petinggi dan CEO perusahaan untuk tetap melakukan ekspansi di 2023. Keberanian dari para manajemen perusahaan ini menjadi bekal bagi ekonomi Indonesia untuk bisa terus tumbuh sesuai dengan target. 

“Saya lebih akan bertanya pada CEO di sini, confidence enggak untuk tetap ekspansi sehingga growth investasi di atas 5 persen? Itu penting,” kata Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum 2022, dikutip dari Belasting.id, Sabtu (3/12/2022).

Sri Mulyani menjelaskan, di tengah gejolak ekonomi dunia saat ini sangat perlu untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi dan investasi di atas 5 persen. Dan ini merupakan tantangan bagi pemerintah dan juga para pengusaha. 

Dia menilai apabila investasi bisa bertahan dan tumbuh di atas 5 persen, itu membawa harapan bagi perekonomian Indonesia untuk menjadi lebih resilien atau bertahan dari dampak perekonomian global.

Seperti yang saat ini tengah terjadi, Menkeu meyakini dampak ancaman perekonomian global akan tetap dirasakan Indonesia tahun depan. Seperti kenaikan tingkat suku bunga serta pengetatan kebijakan moneter akibat tingginya inflasi dunia.

“Ini berarti dampak ekonomi di negara maju mungkin akan terasa sepanjang tahun 2023. Dampaknya kepada perekonomian kita tentu adalah satu, kalau interest rate tinggi terjadi capital outflow,” ungkap Sri Mulyani.

Dia menerangkan hal tersebut membuat pemegang surat berharga negara (SBN) asing non residen akan hengkang dan melepas SBN Indonesia. Itu juga yang nantinya turut membuat yield SBN naik.

Akibatnya, sambungnya, Bank Indonesia perlu melakukan pengetatan kebijakan moneter guna merespon tekanan global tersebut. Sri Mulyani menambahkan perlu juga menakar resiliensi investasi Indonesia untuk bertahan dalam kondisi suku bunga yang cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun ini.

“Teman-teman perbankan akan lihat credit growth tetap resilien atau tidak, dan perusahaan-perusahaan yang akan tetap melakukan listing supaya capital dan investment itu tetap terjadi,” katanya.


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Libas China hingga Jerman

Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Berdasarkan data Kementerian Investasi, ekonomi AS per kuartal III adalah 1,8%, sementara ekonomi Korea Selatan adalah 3,1%. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Laju pertumbuhan ekonomi nasional terus berlanjut dengan mendapatkan dukungan dari sejumlah sektor utama seperti kesehatan, telekomunikasi, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan termasuk industri pengolahan.

Meski ikut terdampak pandemi Covid19, industri makanan dan minuman (mamin) mampu tumbuh 3,57 persen (yoy) dan mencatatkan diri sebagai subsektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan non migas pada kuartal III tahun 2022, dengan sokongan sebesar 38,69 persen.

“Indonesia memiliki landasan ekonomi yang kuat, dimana di kuartal ketiga kita tumbuh 5,72 persen. Dan ini lebih baik dari beberapa negara seperti Tiongkok, Singapura, Korsel, Jerman dan yang lain,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual dalam kegiatan CEO Forum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Kamis (1/12).

Neraca perdagangan non migas juga mengalami surplus selama periode Januari hingga Oktober 2022. Surplus tersebut ditunjang dari nilai ekspor subsektor industri mamin, termasuk minyak sawit, yang bertumbuh sebesar 10,73 persen (yoy) atau senilai USD 37.6 miliar.

Hal tersebut merupakan indikator positif guna mempertahankan daya saing produk Indonesia di pasar global, ditengah kondisi ketidakpastian ekonomi dunia saat ini.

“Pertumbuhan industri makan dan minuman perlu terus dijaga, agar kita mampu tahan terhadap guncangan global, termasuk krisis pangan,” tegas Menko Airlangga.

Transformasi sistem pangan di masa post pandemic juga harus dilakukan agar dapat lebih inovatif dan mampu menjaga rantai pasok.

Seluruh stakeholder diharapkan dapat saling bekerja sama membangun ekosistem agar sistem ekonomi pangan bisa tahan terhadap guncangan maupun terhadap perubahan iklim.

 


Transformasi sistem pangan

Pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya peningkatan koordinasi antara sektor pangan dan pertanian melalui sejumlah program untuk mencapai target pertumbuhan sektor pertanian.

Beberapa diantaranya yakni stabilisasi pasokan dan harga pangan, kemitraan berbasis closed loop hortikultura, serta pengembangan korporasi petani dan nelayan.

“Sinergi Pemerintah, dunia usaha, akademisi, serta seluruh komponen masyarakat merupakan persyaratan agar pemulihan sektor ekonomi dapat bersifat inklusif. Saya minta agar seluruh rantai pasok daripada industri pangan ini bisa dijaga dan balance antara supply dan demand terus terukur,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Perindustrian, Ketua Umum KADIN Indonesia, Ketua Umum GAPMMI, dan sejumlah CEO yang tergabung dalam GAPMMI. 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya