Liputan6.com, Jakarta - Produsen otomotif Nissan, belakangan memang terus memfokuskan diri pada kehadiran mobil listrik di jajarannya. Dua model yang belum lama diperkenalkan adalah Nissan Ariya, mobil listrik terbarunya serta generasi terbaru Nissan Leaf yang juga belum lama mereka luncurkan.
Sejalan dengan langkah induk perusahaannya, Nismo yang merupakan divisi motorsport dari brand tersebut, juga telah merencanakan sebuah langkah baru untuk menghadirkan mobil sport namun tidak lagi menggunakan mesin pembakaran internal.
Advertisement
Dikutip dari autoblog, CEO Nismo, Takao Katagiri, menjelaskan bahwa pihaknya memang tengah mengembangkan sebuah mobil sport baru untuk pasar Amerika Utara dan Eropa.
"Wilayah ini (Inggris) sangat, sangat istimewa bagi kami, terutama untuk mobil berperforma. Jadi satu hal yang bisa saya katakan adalah, harap tunggu. Kami akan memperkenalkan model yang menginspirasi ke pasar Inggris di bawah merek Nismo," jelas Katagiri.
Untuk melepas sedikit rasa penasaran para penggemar Nissan, Katagiri juga menyebutkan sportscar ini nantinya akan mengusung format hybrid atau listrik. Tetapi, ia menegaskan bahwa hybrid akan lebih diperkenalkan terlebih dahulu sebelum EV.
Namun di sisi lain, seorang eksekutif perusahaan Nissan sebelumnya sempat mengatakan bahwa untuk menciptakan mobil listrik dengan performa tinggi akan membutuhkan banyak hal baru, seperti baterai solid-state.
Menurutnya, Nissan bisa saja menyiapkan baterai solid state pada akhir dekade ini, tetapi mungkin mereka akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa dipakai di sebuah mobil sport.
Jaguar Bakal Adopsikan Teknologi Formula E Pada Mobil Listriknya
Keikutsertaan Jaguar pada ajang balap Formula E, rupanya turut menjadi salah satu transfer teknologi yang akan mereka sematkan pada mobil listrik.
Dilansir Autocar, jenama asal Inggris tersebut mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang mereka implementasikan dari teknologi Formula E ke model yang akan mereka rilis untuk konsumen.
Thomas Muller, orang yang menjabat sebagai Jaguar Land Rover Head Product Engineering, menjelaskan sangat ini menekankan sinergi pengembangan antara teknologi yang diterapkan pada mobil balap Formula E ke mobil listrik yang akan diproduksi dalam beberapa waktu mendatang.
"Ini bukan tentang mentransfer perangkat keras, ini tentang membangun tubuh pengetahuan. Engineer memimpin pengetahuan kita tentang bagaimana memecahkan masalah. Dan area fokus utama yang kami kerjakan bersama adalah powertrain. Yang bagi bagi ini adalah salah satu hal terpenting untuk menghadirkan mobilitas listrik ke generasi kedua mobil listrik kami," jelasnya.
Ia juga membeberkan bahwa kolaborasi tersebut akan digunakan oleh pabrikan untuk menggunakan pengalaman serta data yang diambil dari mobil balap Formula E yang turun di lintasan balap dan akan diterapkan pada model baru nantinya.
Adapun salah satu hal yang akan diimplementasikan tersebut adalah tentang efisiensi power inverter yang menurut Muller ini akan menjadi keuntungan khusus. Di samping itu, manajemen suhu pada baterai juga akan menjadi fokus yang akan mereka tanamkan pada mobil penumpang.
"Kami berada di ruang regulasi yang berbeda dan kasus penggunaan yang berbeda, tetapi pada akhirnya, efisiensi dan cara memecahkan masalah teknik adalah kuncinya untuk kami bekerja sama," tandasnya.
Meski demikian, Jaguar belum menyebut model apa yang akan menggunakan teknologi Formula E. Sejauh ini, mereka masih enggan membicarakan hal tersebut.
Advertisement