Antisipasi Bencana, Heru Budi Imbau Warga DKI Jakarta Pantau Potensi Cuaca Ekstrem

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau masyarakat terus memantau potensi cuaca ekstrem dari sumber resmi untuk mengantisipasi ancaman bencana alam.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 05 Des 2022, 04:34 WIB
Kendaraan melintas saat hujan di Pedesterian Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan kedepan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau masyarakat terus memantau potensi cuaca ekstrem dari sumber resmi untuk mengantisipasi ancaman bencana alam.

"Kami imbau tetap waspada dan dengan kondisi cuaca atau pun alam yang tidak bersahabat, selalu melihat informasi dari BMKG dan informasi cuaca lainnya," kata Heru di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu 4 Desember 2022.

Terlebih, lanjut dia, Jakarta tidak lepas dari ancaman bencana karena ada jalur patahan bumi bernama Sesar Baribis di selatan Ibu Kota.

Namun, Heru menyampaikan, dampak pergerakan tanah di Jakarta cukup kecil. 

"Jadi, informasinya di Jakarta kecil dampaknya dan mudah-mudahan tidak terjadi," kata Heru.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi pergerakan tanah di 10 titik tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada Desember 2022.

"Kepada lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Kamis (1/12).

10 titik yang disebutkan adalah Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggrahan.

Kemudian di Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo.

 


Wilayah Rawan

Seorang pegunjung berada di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (10/11). Kepala BMKG Andi Eka Sakya menyatakan, cuaca ekstrem yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia akan berlangsung hingga Februari 2017. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Pada zona itu, kata Isnawa, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Isnawa menuturkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memetakan beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah diperkirakan terjadi pergerakan tanah. Pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Dia menjelaskan perkiraan wilayah potensi terjadi pergerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya