Liputan6.com, Jakarta - Perlahan tapi pasti, penjualan mobil listrik di Indonesia terus menunjukkan grafik meningkat. Hal itu dibuktikan dengan torehan di sepanjang tahun ini apabila dibandingkan dengan pencapaian di tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik dari Januari sampai Oktober 2022 mencapai 6.000 unit.
Advertisement
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, industri penjualan kendaraan listrik di 2022 melonjak drastis dibandingkan 2021 yang hanya bisa mencatatkan angka kurang dari 1.000 unit. Angka penjualan tahun ini dipastikan akan terus naik mengingat belum tutup tahun.
"Di 2022 ini mengalami booming (penjualan mobil listrik). Jadi pada tahun lalu di bawah 1.000, tahun ini sampai dengan Oktober 2022 sudah 6.000 unit. Cukup tinggi sekali, sebagian besar produksi dalam negeri seperti Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5 serta sebagian lagi masih impor," kata Nangoi di acara Indeks Kepercayaan Industri, Kamis (1/12/2022).
Menariknya angka penjualan 6.000 unit itu didapat dari mobil jenis listrik murni atau berbasis baterai. "Itu untuk mobil listriknya saja, pure listrik. Belum kita hitung dengan mobil jenis hybrid atau yang lainnya," tambah dia.
Lebih lanjut, Nangoi menjelaskan, stimulus mengapa angka penjualan mobil listrik bisa tumbuh pesat di tahun ini ditengarai suksesnya acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang mengangkat kendaraan listrik sebagai salah satu tema.
Di lain hal dipicu juga berbagai regulasi dan dan kebijakan pemerintah yang turut mempercepat penggunaan serta ekosistem mobil listrik.
"Ada 800 unit dipakai di KTT G20, sisanya dari animo masyarakat yang mulai naik. Bila kita lihat, kendaraan seperti Wuling Air ev dan Ioniq sudah banyak sekali di jalanan sekarang," pungkasnya.
Mobil listrik ex KTT G20
Sebelumnya menurut Sekretaris Menteri Negara, Setia Utama ada sebanyak 1.500 unit kendaraan listrik yang berpartisipasi menyukseskan perhelatan KTT G20 di Bali. Sementara 844 unit difokuskan untuk transportasi tamu VVIP selama G20 berlangsung.
"Ada pesan besar di balik itu (penggunaan kendaraan listrik di G20) bahwa ke depan mau tidak mau kita harus meninggalkan fosil karena semakin semakin berkurang. Kita harus beralih ke energi terbarukan yaitu electric vehicle (EV) dan inilah saatnya kita menunjukkan itu," kata Setia.
Klaim Wuling dan Hyundai soal Pesanan Mobil ListrikSejak debutnya di Indonesia pada Agustus 2022 lalu, mobil listrik Wuling Air ev mendapat respons positif dari konsumen. Portfolio perdana berbasis baterai buatan pabrik Wuling Cikarang tersebut diklaim sudah terpesan 5.000 unit, sementara jumlah yang sudah terkirim ke garasi konsumen sebanyak 2.800 unit.
Sementara Hyundai Indonesia juga mengaku bila mereka sudah mengantongi 3.400 unit pesanan dari mobil listrik Ioniq 5. Bahkan jenama asal Korea Selatan itu mengaku bila angka SPK tersebut di luar dari prediksi perusahaan.
"Sebagai informasi saja, sekarang ini yang sedang all sending untuk Ioniq 5 kira-kira 3.400 unit. Dan kita sudah suplai ke lapangan 950 unit," kata Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), beberapa waktu yang lalu.
Baik Wuling dan Hyundai juga melakukan strategi yang sama terhadap unit eks KTT G20. Totalnya ada 300 unit Wuling Air ev dan 262 unit Hyundai Ioniq 5 bekas KTT dijual ke konsumen tanpa perlu melewati proses inden yang panjang.
Sumber: Oto.com
Advertisement