Belajar dari Michelle Obama Soal Pernikahan

Nasehat Michelle Obama adalah harus siap unrtuk mengalami ketidaknyamanan yang berkepanjangan yang mungkin berlangsung selama bertahun-tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2022, 10:12 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44, Barack Obama menggandeng tangan sang istri, Michelle Obama, sambil menyapa awak media saat berjalan di halaman sisi selatan Gedung Putih di Washington, 28 September 2016. (AFP PHOTO / ZACH GIBSON)

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak mengenal Michelle Obama? Ya, ia adalah seorang istri dari mantan presiden Amerika Serikat yaitu Barack Obama. Baru-baru ini ia meluncurkan buku dengan judul “The Light We Carry”.

Dalam buku ini, dia banyak menceritakan soal kehidupan pribadinya seperti ayahnya yang didiagnosa menderita penyakit multiple sclerosis, pentingnya memelihara persahabatan, dan tantangan dalam mengasuh anak. Michelle adalah seorang yang suka belajar,  tentang hubungan, tidak hanya hubungannya sendiri tetapi apa yang dirinya lihat pada generasi anak muda.

Dilansir dari laman CNBC, Senin (5/12/2022), dia membagikan nasihat pada orang dewasa muda yang bertanya soal pernikahan. Nasehat Michelle Obama adalah harus siap unrtuk mengalami ketidaknyamanan yang berkepanjangan yang mungkin berlangsung selama bertahun-tahun.
 
Dalam pernikahan itu tidak 50/50
 
Mengenai hubungan jangka panjang seperti pernikahan, tidak cukup banyak orang yang bisa memberikan saran realistis. Kesalahpahaman umum yang biasa terjadi dalam pernikahan adalah pernikahan itu untuk saling memberi dan menerima setiap saat. “Pernikahan itu tidak pernah 50/50,” kata Michelle.
 
Selama bertahun-tahun menjalaninya mungkin akan keluar tentang kompromi yang kalian lakukan tetapi akan ada saatnya anda merasa melakukan lebih banyak pekerjaan daripada pasangan anda dan begitu pun sebaliknya.
 
“Jika saya melihat pernikahan saya, jika saya menilainya di tahun ke 5 atau tahun ke 10, tidak pernah ada 50/50 karena seseorang selalu memberi lebih banyak,” tambah Michelle.
Ketika harus memprioritaskan karier dan keluarga, itu adalah sebuag pilihan yang sulit. misalnya, dia harus membuat beberapa pilihan sulit.
 
 
 
Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44, Barack Obama menggandeng tangan sang istri, Michelle Obama, sambil menyapa awak media setibanya pada acara parade di barak marinir AS, Washington, 27 Juni 2014. (AFP PHOTO / SAUL LOEB)
“Ada saat-saat ketika saya merasa merasa saya 70% dan dia melakukan 30% dan saya harus berkompromi seperti yang dia lakukan. Hal itu karena pilihan yang saya buat dan tentang keluarga saya ingin terlihat bagaimana jadj saya memutuskan ketentuan bagaimana saya ingin keluarga kami terlihat, saya harus melepaskan kaki karir saya, tapi itu bukan berarti saya berhenti tapi sedikit melambat,” ucap Michelle.
 
Ini menjadi sebuah kompromi alami tapi banyak orang yang menikah muda tidak menyadari hal itu dan menyerah dengan begitu cepatnya.
 
“Saya rasa penting untuk ktia jujur dalam percakapan, tujuannya dalam konteks ini supaya tidak mengagungkan seperti apa rasanya menjalin hubungan karena banyak anak muda yang berhenti terlalu cepat. Mereka berhenti sebelum mereka benar-benar memainkan skenario dengan penuh,” tambah Michelle.
 
Penulis: Nita Suci Lydiarti
 
 
 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya