Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia hari ini pada Senin, 5 Desember 2022 terpantau melambung setelah negara-negara OPEC+ mempertahankan target produksi mereka menjelang larangan impor Uni Eropa dan pembatasan harga pada minyak mentah Rusia.
Pada saat yang sama, sebagai tanda positif untuk permintaan bahan bakar, banyak kota di China mulai melonggarkan pembatasan Covid-19 selama akhir pekan.
Advertisement
Dilansir dari Euro News, Senin (5/12/2022) harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,84, atau 2,2 persen, menjadi USD 87,41 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,64, atau 2 persen, menjadi USD 81,62 per barel.
Seperti diketahui, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+,sepakat untuk tetap memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari dari bulan November hingga 2023.
Analis mengatakan keputusan OPEC+ diharapkan karena produsen utama menunggu untuk melihat dampak larangan impor UE dan batas harga dari negara G7 pada minyak Rusia.
“Keputusan tersebut mencerminkan ketidakpastian penawaran dan permintaan dalam beberapa bulan mendatang," kata analis ANZ Research dalam catatan kepada klien.
Adapun wakil presiden Wood Mackenzie, Ann-Louise Hittle yang menyarankan dalam sebuah catatan bahwa Uni Eropa perlu mengganti minyak mentah Rusia dengan minyak dari Timur Tengah, Afrika Barat dan Amerika Serikat, yang akan menempatkan harga minyak setidaknya dalam waktu dekat.
"Harga (minyak) saat ini terbebani oleh ekspektasi pertumbuhan permintaan yang lambat, meskipun ada larangan impor minyak dari UE untuk minyak mentah Rusia dan batasan harga G7. Penyesuaian larangan UE dan batasan harga kemungkinan akan mendukung harga untuk sementara," ujar Hittle.
Harga Minyak Rusia Dibatasi, OPEC Justru Rembukan Pangkas Produksi Minyak Dunia 2 Juta Barel Sehari
Sanksi pada perminyakan Rusia tampaknya tidak mempengaruhi keputusan organisasi OPEC+, kelompok 23 negara penghasil minyak untuk memberlakukan kebijakan terbaru mereka.
Dilansir dari CNBC International, Senin (5/12/2022) produsen OPEC memutuskan untuk tetap berpegang pada kebijakan pengurangan produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari, atau sekitar 2 persen dari permintaan dunia, dari November hingga akhir tahun 2023.
Keputusan itu menyusul larangan dari Uni Eropa terhadap semua impor minyak mentah lintas laut Rusia mulai Senin (5/12), sementara AS dan negara anggota G-7 lainnya akan memberlakukan batasan harga pada minyak yang dijual Rusia ke negara-negara di seluruh dunia.
Sebelumnya, Claudio Galimberti, wakil presiden senior analisis di konsultan energi Rystad, mengatakan dari kantor pusat OPEC di Wina, Austria, bahwa dia yakin kelompok negara produsen minyak tersebut "akan lebih baik untuk tetap berada di jalurnya" dan menggulirkan kebijakan produksi yang ada.
"OPEC+ telah dikabarkan mempertimbangkan pemotongan berdasarkan pelemahan permintaan, khususnya di China, selama beberapa hari terakhir. Namun, lalu lintas di China secara nasional tidak turun drastis," beber Galimberti saat itu.
Sebagai informasi, harga minyak dunia telah turun hingga di bawah USD 90 per barel dari sebelumnya lebih dari USD 120 pada awal Juni 2022 menjelang sanksi yang berpotensi mengganggu pergerakan minyak Rusia, melemahkan permintaan minyak mentah di China dan meningkatnya kekhawatiran akan resesi dunia.
Advertisement
Harga Minyak Dunia Anjlok Jelang Pertemuan OPEC dan Larangan Rusia
Harga minyak dunia tergelincir 1,5 persen pada perdagangan yang sangat berombak di hari Jumat. Penurunan harga minyak dunia ini terjadi jelang pertemuan organisasi negara pengekspor minyak dan sekutunya atau OPEC+ yang akan berlangsung d hari Minggu.
Penurunan harga minyak ini juga terjadi menjelang berjalannya embargo atau larangan Uni Eropa untuk membeli minyak mentah Rusia yang akan berlangsung pada Senin depan.
Mengutip CNBC, Sabtu (3/12/2022), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 1,31 atau 1,5 persen menjadi USD 85,57 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,24 atau 1,5 persen menjadi USD 79,98 per barel.
Sepanjang perdagangan Jumat, Kedua kontrak harga minyak dunia ini masuk dan keluar dari wilayah negatif, tetapi membukukan kenaikan mingguan pertama mereka masing-masing sekitar 2,5 persen dan 5 persen, setelah tiga minggu berturut-turut turun.
"Pedagang akan ragu-ragu untuk menjual selama akhir pekan mengantisipasi OPEC mungkin mencoba mengejutkan dan membuat kagum pasar pada pertemuan akhir pekan mereka," kata analis di grup Price Futures, Phil Flynn.
OPEC+ diperkirakan akan tetap pada target terbarunya untuk mengurangi produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari (bpd) ketika bertemu pada hari Minggu. Tetapi beberapa analis percaya bahwa harga minyak mentah dapat turun jika kelompok tersebut tidak melakukan pemotongan lebih lanjut.
"Minyak mentah membawa risiko akhir pekan yang jauh lebih besar dan bisa sangat fluktuatif pada pembukaan minggu depan," kata analis Oanda Craig Erlam.