Keuangan Makin Sehat, Garuda Indonesia Mau Tambah Frekuensi Penerbangan

PT Garuda Indonesia (Persero) berencana menambah frekuensi penerbangan di beberapa destinasi yang jadi layanannya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Des 2022, 20:45 WIB
Direktur Utama Garuda Indonedia Irfan Setiaputra dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022) (dok: Arief)

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) berencana menambah frekuensi penerbangan di beberapa destinasi yang jadi layanannya. Hal ini, menyusul semakin baiknya kinerja operasional dan keuangan perusahaan sejalan dengan proses restrukturisasi perusahaan.

Direktur Utama Garuda Indonedia Irfan Setiaputra mengungkap, rencana itu guna merespons semakin siapnya beberapa pesawat yang akan dioperasikan maskapai pelat merah. Utamanya melayani rute-rute domestik.

"Frekuensi kita memang dengan keterbatasan yang kita miliki dan kedepan pesawat yang siap, kami mengutamakan rute domestik yang belum dilayani setiap hari, kita akan tingkatkan menjadi setiap hari," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).

"Yang baru dilayani sekali sehari, kita akan tingkatkan menjadi dua kali sehari dan demikian seterusnya," sambung Irfan.

Dalam menambah frekuensi penerbangan ini, Irfan menggandeng operator bandara. Yakni, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.

"Kita memang bekerja sama terus dengan AP I dan AP II, untuk memperpanjang jam operasi dari masing-masing bandara yang ada," ungkapnya.

Dia mengatakan penambahan ini juga sejalan dengan target maskapai untuk mengejar profitabilitas dalam memperbaiki kondisi keuangannya. Irfan juga mengaku sudah mengantongi informasi mengenai kebiasaan pelaku perjalanan untuk mendukung rencananya itu.

"Contohnya misalnya ada beberapa kota yang mungkin tidak pas kalau mendarat terlalu malam, tapi ada berapa kota yang bisa menerima penerbangan kalau mendarat malam, ada beberapa kota yang tidak bisa menerima kalau kita berangkat dari kota tersebut pagi," terang dia.

 


Perlu Tambah Banyak Rute

Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kesempatan itu, Irfan mengungkap kalau Garuda Indonesia membutuhkan untuk menambah rute-rute penerbangan. Terutama penerbangan pagi dari kota-kota yang menuju ke Jakarta.

"Rute-rute Garuda, jadwal-jadwal Garuda selama ini terlalu Jakarta sentris, jadi kita berharap bisa juga dari Padang, bisa juga dari kota-kota lain bisa terbang pagi," kata dia.

"Implikasi positif yang ingin kita harapkan dari situ adalah bahwa garuda kemudian juga berpartisipasi didalam ekonomi didaerha tersebut walaupun skalanya tidak terlalu besar, seperti kita bisa menginap disitu cabin crew dan pilot kita bisa menginap kita punya pasokan sehingga bisa mempersiapkan penerbangan di pagi harinya," beber Irfan.

 


Utang Garuda Indonesia Susut 50 Persen

Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut utang PT Garuda Indonesia (Persero) turun hampir 50 persen dari sebelumnya. Capaian ini pasca putusan menangnya maskapai dalam sidang Penundana Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Penurunan ini dilihat jadi jumlah utang yang sebelumnya sebesar USD 10 miliar menjadi hanya USD 5,1 miliar. Angka ini buah dari kesepakatan resktrukturisasi utang antara Garuda Indonesia dan para kreditor.

"Kita lihat secara equity pun itu tadinya minus 53 (persen) sekarang minus 1,5 (persen). Jadi sudah menurun jauh daripada cengkraman utang dan lain-lainnya," ungkap Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).

 


PMN

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Buah dari proses restrukturisasi juga, Erick menyebut kalau maskapai pelat merah itu bisa mencatatkan laba. Per Juli 2022, Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih senilai USD 3,8 juta.

Atas kinerja yang semakin membaik ini, Erick kembali menyinggung soal penyertaan modal negara (PMN) bagi maskapai tersebut. Dimana dana ini akan dialokasikan untuk menunjang operasional, termasuk penambahan pesawat.

"Kenapa kemarin juga PMN bisa dilakukan tidak lain untuk mempercepat daripada keberadaan pesawat terbang yang memang dibutuhkan selama ini untuk menanggulangi harga tiket yang naik turun," sambung Erick.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya