Rahasia Hidup di Negara Paling Bahagia: Masyarakat Swiss Punya Work Life Balance yang Berkualitas 

Swiss kembali masuk dalam daftar tiga besar sebagai negara paling bahagia di dunia. Apa rahasianya dan konsep masyarakat ideal di Swiss.

oleh Liputan6.com pada 06 Des 2022, 08:08 WIB
Ilustrasi wajah bahagia warga Swiss. (Shuttertstock/RossHelen)

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda terpikirkan mengenai suatu negara yang berhasil membentuk masyarakatnya memiliki work life balance berkualitas? Latar belakang terbentuknya itu pasti karena negara tersebut sukses menerapkan konsep masyarakat ideal di dalamnya. Secara arti, masyarakat ideal adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama dengan memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Dalam berkehidupan masyarakat penting sekali untuk memiliki norma dan nilai-nilai yang dapat diikuti, sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Menurut Anwar Ibrahim (1995), masyarakat ideal adalah adanya sebuah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat. Masyarakat ideal merupakan masyarakat yang mempunyai rasa ingin berkembang ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu. Seperti contohnya di Swiss yaitu suatu negara dengan peringkat ketiga yang paling bahagia di dunia, sehingga negara tersebut mampu menciptakan masyarakat ideal dengan work life balance yang berkualitas.

Setiap tahunnya, United Nations Sustainable Development Solutions Network (UNSDSW) rutin membuat daftar negara yang masyarakatnya paling bahagia. Nama negara Swiss menempati peringkat ketiga tahun 2022 ini, dengan Finlandia dan Denmark berada di peringkat teratas. Mengukur kebahagiaan suatu negara jelas bukan merupakan pekerjaan yang mudah, dari data yang dikumpulkan ada beberapa faktor yang menjadi penilaian. Beberapa diantaranya seperti kualitas layanan kesehatan, pendidikan, tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah, dukungan sosial, dan kebebasan membuat pilihan hidup.

Konsep Masyarakat Ideal di Negara Swiss

Swiss (Confoederatio Helvetica) adalah sebuah negara yang berada di kawasan Eropa Tengah dan merupakan landlock country yang berbatasan dengan lima negara, yaitu Jerman, Prancis, Austria, Liechtenstein, dan Italia. Ibu kota Swiss adalah Bern, dengan kota terbesar adalah Zurich.

Selalu rutin tercatat sebagai negara paling bahagia dengan peringkat ketiga, Swiss memiliki kualitas hidup tinggi, baik dari segi ekonomi, pendidikan, lingkungan, keamanan hingga stabilitas politiknya. Enggak hanya itu, masyarakat Swiss juga dikenal sebagai orang yang tepat waktu dan mempunyai work life balance yang berkualitas. Kebiasaan ini juga mereka terapkan pada budaya bisnisnya. Misalnya saja, transportasi umum seperti kereta tidak akan mengenal istilah kedatangan terlambat. Oleh karena itu, masyarakat Swiss merasa segala urusan dan aktivitas mereka berjalan dengan efektif. Lantas, apa hubungannya dengan konsep masyarakat ideal?

1. Kebebasan dalam Menentukan Pilihan

Negara Swiss adalah negara yang membebaskan warganya untuk menentang hukum apa pun. Masyarakat di Swiss bisa menggugat peraturan yang dibuat oleh parlemen, jika mereka tidak setuju. Syaratnya mereka harus mengumpulkan tanda tangan petisi sebanyak 50 ribu dalam waktu 100 hari. Jika hal itu bisa dicapai, Swiss akan melakukan pemilu nasional untuk menentukan apakah Undang-Undang yang dibuat bisa diterima masyarakat atau tidak.

2. Sistem Politik Terbaik

Ilustrasi wajah bahagia warga Swiss. (Shuttertstock/Krakenimages.com)

Sistem politik Swiss didasarkan pada kepala negara kolektif. Ini adalah struktur politik yang tidak memiliki presiden tunggal, tetapi memiliki pemerintahan tujuh menteri dari keempat partai paling terkemuka di Swiss. Meskipun presiden bergilir (satu anggota dewan menjadi presiden Swiss setiap tahun), tetapi tujuh menteri masih menikmati hak yang sama dan setara. Apa sih hebatnya sistem ini? Partai dan politisi di pemerintahan dipaksa untuk bernegosiasi dan menemukan solusi kompromi. Oleh karena itu, selalu ada banyak pendapat untuk dipertimbangkan sebelum membuat keputusan (benar), dan ini adalah faktor besar mengapa banyak orang menganggap Swiss sebagai negara terbaik untuk ditinggali.

3. Kesehatan, Keamanan, dan Stabilitas

Terlepas dari keluhan tentang biaya asuransi, Swiss masih memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan universal yang paling mudah diakses di dunia. Di Swiss, pasien mendapat manfaat langsung dari semua tingkat perawatan tanpa rujukan. Bahkan hampir tidak ada waktu tunggu.

Keluar dari perang bertahun-tahun adalah masalah yang cukup besar dalam hal keamanan. Ini adalah salah satu faktor penting yang menjadikan Swiss salah satu negara teraman saat ini. Juga, jumlah kejahatan dan kerusuhan politik rendah. Oleh karena itu, Swiss juga merupakan salah satu negara yang paling stabil. Sehingga sangat cocok untuk orang yang ingin hidup damai dan harmonis.

4. Kebahagiaan dan Keseimbangan Kehidupan Kerja yang Luar Biasa 

Menurut beberapa penelitian, Swiss adalah tempat paling bahagia ketiga di dunia, setelah Finlandia dan Denmark. Data tersebut didasarkan pada kesehatan, harapan hidup, PDB per kapita, dan lain-lain. Kebebasan dan kebahagiaan adalah indikator penting dari kualitas hidup. Orang Swiss senang karena mereka tahu mereka tinggal di negara yang makmur. Banyak orang modern yang ingin mengejar impian mereka, dan Swiss jelas merupakan tempat untuk mewujudkannya.

Tidak hanya itu, kebanyakan orang Swiss tidak bekerja lebih dari yang diperlukan (seperti yang dipersyaratkan oleh undang-undang). Ini berarti mereka memiliki banyak waktu untuk aktivitas lain seperti menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, aktivitas rekreasi, olahraga, teater, film, dan lainnya. Gaya hidup inilah yang meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan dan kualitas semua aspek kehidupan mereka.

5.  Negara Paling Netral 

Meskipun Swiss di kelilingi oleh Prancis, Jerman, Austria, dan Italia, negara ini paling aman jika terjadi perang karena Swiss bukan anggota Uni Eropa. Swiss dikenal sebagai negara netral. Swiss juga bukan anggota NATO. Nyatanya, Swiss tidak bergabung dengan organisasi global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga tahun 2002 dan tidak berperang selama lebih dari 200 tahun.

Perang terakhir adalah melawan Napoleon pada tahun 1815. Itulah beberapa alasan mengapa Swiss menjadi tempat teraman bila Perang Dunia III terjadi. Swiss adalah salah satu negara yang paling aman, damai, dan netral.

6. Hormat

Orang Swiss menghormati aturan dan ketertiban sosial. Namun, mereka juga memiliki pola pikir luar biasa dalam menawarkan kebebasan pribadi. Orang Swiss tidak mencemari, mereka sangat memperhatikan bersih dan menghormati tetangga mereka. Orang-orang sangat menghormati satu sama lain dan ini telah lama menjadi bagian dari budaya Swiss. Setiap orang harus mengikuti pedoman dan norma sosial. Jika seseorang menyimpang dan melakukan berperilaku tidak terduga, orang akan meneriakinya.

Dari keenam fakta yang dilampirkan, terbukti bahwa negara Swiss telah menerapkan konsep masyarakat ideal di dalamnya. Bisa dilihat bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan menikmati kehidupan pribadinya. Tanpa merasa adanya tantangan dan tekanan di dalamnya, mereka berhasil mewujudkan kesejahteraan hidupnya masing-masing. Tidak hanya itu, poin penting dalam kebahagiaan masyarakat Swiss adalah kebebasan, mereka secara mandiri mengerti kebebasan digunakan untuk saling percaya dan mendorong pembuatan kebijakan negara yang mendukung kehidupan mereka.


Kondisi dan Harapan untuk Masyarakat Indonesia

Indonesia menempati urutan ke-87 negara terbahagia di dunia (dikutip World Happiness Report, 01/12/2022 ). World Happiness Report merupakan laporan yang dikeluarkan oleh Sustainable Development Solutions Network untuk PBB. Laporan ini selalu dikeluarkan jelang Hari Kebahagiaan Sedunia yang diperingati setiap 20 Maret yang berdasarkan beberapa variabel penting yang dinilai menjadi faktor kebahagiaan. Di antaranya pendapatan, kebebasan, kepercayaan, harapan hidup sehat, dukungan sosial, dan kemurahan hati.

Menjadi urutan ke-87 bukanlah hal yang bagus. Tapi di balik itu semua, Indonesia masih berusaha mewujudkan konsep masyarakat ideal dengan mengatur kebebasan dan kewajiban individu dalam bermasyarakat. Seperti contohnya adanya free publik sphere, dimana masyarakat bisa menyampaikan suara serta informasi secara bebas baik virtual (media sosial seperti Twitter, Whatsapp, Instagram) maupun nyata (seperti organisasi, tongkrongan).

Contoh masyarakat ideal selanjutnya adalah toleransi. Pada 9 Maret 2015 merupakan tanggal bersejarah karena pertama kalinya, umat Hindu dan Muslim Bali berkumpul bersama-sama dalam satu tempat untuk beribadah secara tertib dan khidmat tanpa adanya sedikitpun gangguan atau provokasi. Pasalnya, pada hari itu, dua hari penting jatuh pada tanggal yang sama, yaitu Umat Hindu merayakan Nyepi dengan hening, lalu bergantian dengan kaum Muslim yang pergi untuk beribadah shalat sunnah gerhana matahari setelahnya.

Walaupun setiap negara memiliki sistem yang berbeda-beda, namun tidak ada salahnya untuk Indonesia mengejar menjadi negara terbahagia di dunia yang memiliki masyarakat ideal dan work life balance berkualitas. Diharapkan kedepannya, Indonesia bisa mengedepankan kesejahteraan masyarakatnya dengan konsep ideal ini seperti kebebasan, demokratis, toleransi, pluralisme, keadilan sosial dan supremasi hukum agar terciptanya masyarakat yang damai, sejahtera, terbuka, maju, dan modern.

 

Penulis: Ayra Sekar Putri Irawan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya