Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah melakukan proses rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat, seperti sekolah, masjid, rumah sakit, dan puskesmas.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, pemerintah akan segera melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai bangunan yang terdampak gempa di Cianjur bersamaan dengan penanganan tahap tanggap darurat.
Advertisement
"Proses rehabilitasi akan segera dilakukan untuk sekolah, pondok pesantren, masjid, hingga fasilitas lainnya. Jumlahnya tidak hanya 1-2, tapi ini banyak. Intinya segera dimulai," tegas Jokowi melalui keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).
Menurut Jokowi, reruntuhan dan puing akibat gempa sudah dibersihkan, sehingga akan mempercepat proses rehabilitasi.
Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Endra S Atmawidjaja mengatakan, sesuai arahan Jokowi, Kementerian PUPR segera menangani dengan cepat perbaikan gedung-gedung publik yang rusak akibat gempa.
"Utamanya pada fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan yang rusak berat. Kami segera lakukan rehabilitasi dan rekonstruksi agar kegiatan masyarakat dan layanan publik tidak terganggu terlalu lama. Kami sudah membagi cluster penugasan bagi beberapa penyedia jasa agar pekerjaan bisa segera dimulai," imbuhnya.
Salah satu permintaan datang dari Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darul Falah, Choirul Anam. Ia berharap sejumlah kerusakan pada bangunan ponpes akibat gempa beberapa waktu lalu dapat segera diperbaiki.
Salah satunya Masjid Jami' Uswatun Hasanah, yang merupakan masjid pertama di Desa Jambudipa dan satu-satunya masjid yang digunakan warga sekitar untuk melaksanakan salat Jumat.
"Di samping perbaikan rumah, masjid juga penting, karena merupakan satu-satunya masjid jami yang dipergunakan untuk Shalat Jumat di dua RW ini," ujar Choirul Anam.
1.600 Rumah Tahan Gempa Mulai Dibangun di Cianjur
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi wilayah terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (5/12/2022).
Kunjungan pertama dilakukan di Posko Bantuan Paspampres Peduli Cianjur, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Presiden Jokowi mengatakan bahwa kedatangannya kali ini di Cianjur selain memberikan bantuan secara langsung juga untuk memastikan bahwa pembangunan rumah bagi warga terdampak yang direlokasi dapat dimulai pada hari ini.
“Saya ke sini untuk memastikan bahwa pertama, yang relokasi hari ini dimulai pembangunannya,” ungkap Presiden Jokowi.
Sementara itu, untuk bantuan bagi rumah warga terdampak yang bukan relokasi akan diberikan mulai Kamis, 8 Desember 2022 mendatang setelah selesai proses verifikasi. Bantuan yang diberikan adalah Rp 50 juta untuk rumah yang rusak berat, Rp 25 juta untuk rumah yang rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rumah yang rusak ringan.
Dengan diberikannya bantuan bagi rumah yang rusak tersebut, Presiden berharap masyarakat bisa mulai beraktivitas membangun rumahnya.
“Kita harapkan juga ada kegiatan masyarakat, ada kegiatan ekonomi, ada pergerakan ekonomi. Itu yang kita harapkan,” ujar Presiden.
Advertisement
1.600 Rumah
Kunjungan dilanjutkan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Falah di Desa Jambudipa yang merupakan salah satu lembaga pendidikan di Kabupaten Cianjur yang terkena dampak gempa bumi. Selanjutnya, Presiden beserta rombongan meninjau progres pembangunan rumah tahan gempa di Desa Sirnagalih, dimana akan dibangun 200 rumah tahan gempa bagi warga terdampak gempa Cianjur.
“Ya ini adalah lokasi untuk relokasi yang pertama. Di sini segera dibangun kurang lebih 200 rumah, contohnya sudah ada yang rumah antigempa,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media selepas peninjauan.
Selain di lokasi tersebut, Pemerintah juga menyiapkan pembangunan 1.600 rumah serupa di lokasi lainnya. Relokasi sendiri diprioritaskan bagi warga yang rumahnya berada di pusat gempa, terutama di Kecamatan Cugenang.
Dibangun di Lahan Seluas 2,5 Hektare
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iwan Suprijanto menjelaskan bahwa rumah yang akan dibangun di lahan seluas 2,5 hektare tersebut dibangun dengan teknologi rumah tahan gempa atau Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Masing-masing rumah bertipe 36 dan dibangun di atas lahan 75 meter persegi.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Bupati Cianjur.
Advertisement