Lordosis, Kelainan Tulang Belakang yang Bisa Timbulkan Nyeri

Lordosis merupakan suatu kelainan pada tulang belakang yang tidak memiliki gejala tetapi dapat menganggu aktivitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi lordosis. (Sumber: Boston Children's Hospital)

Liputan6.com, Jakarta - Lordosis merupakan istilah medis untuk menunjukkan kelainan tulang belakang, yakni ketika bagian bawah (lumbar) melengkung secara berlebihan.

Tulang belakang leher dan lumbar secara alami melengkung sedikit ke depan, ke arah depan tubuh Anda. Kurva normal tulang belakang leher ialah 30 hingga 40 derajat. Sementara pada lumbar yaitu 40 hingga 60 derajat.

Sementara pada lordosis, tulang belakang melengkung terlalu banyak dan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada tulang belakang. Akibatnya, muncul rasa nyeri dan tak nyaman.

Lordosis dapat memengaruhi siapa saja, tanpa mengenal usia. Kendati demikian, ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami lordosis, yaitu orang yang berusia di atas 50 tahun, remaja yang berada dalam masa pubertas, serta ibu hamil.

Menurut situs Cleveland Clinic, kebanyakan orang umumnya tidak memiliki gejala fisik lordosis. Bahkan, Anda mungkin tidak pernah tahu Anda memilikinya sampai mendapat diagnosis.

Biasanya lebih mudah bagi orang lain untuk melihat perubahan postur tubuh Anda, misalnya:

-Kepala dan leher lebih condong ke depan dari biasanya

-Pinggul terdorong ke depan

-Area pantat terlihat mundur ke belakang

-Terdapat ruang ekstra di bawah punggung saat berbaring.

Lordosis yang parah dapat menyebabkan nyeri leher atau punggung bawah dan membuatnya sulit untuk digerakkan seperti biasanya. Selain itu, kaki penderita lordosis juga akan terasa nyeri, kesemutan, mati rasa, hingga melemah.


Penyebab Lordosis

Ilustrasi Nyeri Punggung Credit: pexels.com/Carolina

Sebagian besar kasus lordosis bersifat idiopatik atau tidak memiliki penyebab. Mereka muncul sendiri. Meskipun demikian, KlikDokter menuliskan beberapa kondisi medis dapat menyebabkan lordosis, termasuk:

1. Cedera atau Trauma

Riwayat cedera atau trauma pada tulang belakang bisa menjadi salah satu penyebab lengkung lumbar berlebihan.

2. Spondilolistesis

Spondilolistesis ialah kondisi ketika tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya. Akibatnya, tulang menjadi tidak sejajar dan membuat tulang punggung bawah lebih melengkung.

3. Akondroplasia

Akondroplasia adalah gangguan pertumbuhan tulang yang membuat pengidapnya tampak kerdil.

4. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan kondisi hilangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang rapuh dan lemah. Hal ini meningkatkan risiko cedera atau patah tulang yang nantinya bisa memengaruhi kelengkungan tulang belakang.

5. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat memengaruhi postur tubuh menjadi tidak baik. Hal ini karena terjadi penekanan berlebihan pada tulang belakang yang meningkatkan risiko terjadinya lordosis.

6. Gangguan Otot dan Saraf

Gangguan otot dan saraf seperti distrofi otot serta cerebral palsy juga dapat menjadi penyebab lordosis.


Diagnosis dan Perawatan

Ilustrasi sakit dan nyeri punggung bawah. (Shutterstock/Sasin Paraksa)

Cara diagnosis lordosis yaitu melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat postur tubuh Anda dan memeriksa apakah terdapat kelengkungan yang tidak wajar pada tulang belakang.

Anda juga dapat melakukan skrining untuk kifosis, skoliosis, serta kondisi lainnya yang dapat memengaruhi punggung dan tulang belakang.

Jika dokter melihat tanda-tanda lordosis pada tulang belakang, Anda mungkin memerlukan beberapa tes berupa gambar untuk membantunya mengetahui dengan tepat apa yang terjadi di dalam tubuh Anda. tes ini meliputi sinar-X, MRI, dan CT scan.

Sementara itu, cara merawat lordosis bergantung pada letaknya serta tingkat keparahannya—apakah muncul gejala tertentu. Kebanyakan orang tidak membutuhkan perawatan apa pun.

Jika Anda memiliki gejala seperti sakit leher atau punggung, Anda hanya perlu membeli obat yang dijual bebas (seperti aspirin atau ibuprofen) serta melakukan peregangan dan olahraga.

Anda perlu mengunjungi dokter secara berkala untuk memantau lordosis dan memastikan kurvanya tidak menjadi lebih parah. Menurut Cleveland Clinic, jika kurva lordotic kian buruk, dokter mungkin akan menyarankan beberapa perawatan, yaitu:


1. Terapi Fisik

Nyeri karena lordosis.

Dokter mungkin menyarankan olahraga dan peregangan untuk memperkuat otot-otot di sekitar tulang belakang. Latihan tidak dapat mengurangi kurva atau menyembuhkan lordosis, tetapi penelitian menunjukkan bahwa ini merupakan cara terbaik untuk mengurangi gejala seperti rasa sakit di leher atau punggung Anda.

Memperkuat hamstrings, pinggul, perut, dan glutes (otot-otot di pantat Anda) dapat membantu memperbaiki postur tubuh Anda.

2. Menggunakan Brace

Anda akan mengenakan brace atau korset khusus untuk menopang tulang belakang dan menghentikannya melengkung lebih jauh.

Dokter akan memberitahu seberapa sering Anda harus memakai brace serta berapa lama Anda harus memakainya. Kebanyakan orang perlu memakai brace-nya setidaknya selama 20 jam per hari.

3. Operasi Lordosis

Operasi lordosis jarang dilakukan. Jika kurva lordotic cukup parah atau semakin memburuk seiring berjalannya waktu, dokter mungkin merekomendasikan fusi tulang belakang untuk membantu meluruskan tulang belakang dan mengurangi kurva.

Anda mungkin juga memerlukan pencangkokan tulang untuk membantu penyembuhannya. Ahli bedah akan memberi tahu jenis operasi apa yang diperlukan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 3 Area Wajah Sering Disentuh Tangan Rentan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya