Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Uni Emirat Arab (UEA) mengadakan Perayaan Hari Persatuan Ke-51 di Jakarta. Hari Persatuan ini digelar untuk menandai berdirinya Federasi Tujuh Emirat pada tanggal 2 Desember 1971
Acara ini dihadiri oleh sejumlah menteri dan pejabat tinggi pemerintah Republik Indonesia, juga duta besar negara-negara sahabat. Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan turut memberikan ucapan pembuka.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sambutannya, Duta Besar UEA untuk Republik Indonesia dan ASEAN Abdulla Salem AlDhaheri menyampaikan bahwa UEA terus bekerja mencapai kemakmuran dan kemajuan, sesuai dengan visi yang dicanangkan pertama kali oleh Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan bersama para pendiri UEA lainnya.
"Perayaan Hari Persatuan ke-51 merupakan kesempatan besar untuk mengenang kembali jasa para pendiri negara, khususnya Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan—semoga Allah merahmatinya—yang telah sukses menampilkan UEA sebagai teladan terdepan dalam membela prinsip toleransi, hidup berdampingan secara damai dan mencintai kebaikan untuk seluruh umat manusia," tulis pernyataan resmi Kedubes UEA di Jakarta, dikutip Selasa (12/6/2022).
Lebih lanjut, Dubes UEA berkata sejak pertama kali didirikan pada tanggal 2 Desember 1971, UEA telah meluncurkan sejumlah proyek dan inisiatif strategis dalam “Kerangka Prinsip 50 Tahun Ke Depan” yang berisi sepuluh prinsip yang mewakili strategi UEA selama lima puluh tahun ke depan.
Prinsip 50 Tahun menguraikan berbagai langkah strategis UEA di bidang ekonomi, politik, dan pembangunan, untuk memperkuat pilar federasi dan membangun ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat yang lebih sejahtera.
Kepentingan Bersama di Kawasan
Lebih lanjut, UEA akan terus menampilkan kebijakan luar negeri yang bertujuan untuk membangun kepentingan bersama negara-negara di kawasan, dalam rangka mempromosikan perdamaian, stabilitas, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.
Hubungan UEA dengan semua negara dicirikan oleh kesinambungan, moderasi, diplomasi, dan kearifan terlepas dari perkembangan politik, keamanan, ekonomi, dan kesehatan global, kemudian memanfaatkannya dalam menemukan titik temu dalam mengembangkan solusi untuk berbagi problematika regional dan internasional, selain juga dalam rangka mengatasi tantangan dan konflik.
Pada kesempatan yang luar biasa ini, Duta Besar UEA memuji hubungan bilateral UEA-Indonesia, yang dalam beberapa tahun terakhir sukses mencapai tingkat kemitraan strategis di bidang politik, ekonomi, dan perdagangan, berkat hubungan istimewa yang terjadi di antara pemimpin kedua negara.
Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara UEA dan Indonesia (UEA-RI CEPA) pada Juli tahun 2022 diharapkan akan meningkatkan kesinambungan hubungan bilateral, sekaligus menciptakan perubahan kualitatif dalam kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi, yang berkontribusi bagi penciptaan lapangan kerja baru dan pencapaian kemakmuran dan pembangunan bagi rakyat kedua negara. Inilah yang selalu dicita-citakan oleh pemimpin UEA yang bijaksana.
Advertisement
Menko Luhut Beberkan Hubungan Mesra Presiden UEA dengan Jokowi
Sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menkomarves RI), Luhut Binsar Pandjaitan, tentunya memiliki hubungan erat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
'Kemesraan' Luhut dan Jokowi bukan lagi rahasia umum di masyarakat. Terutama sejak pandemi COVID-19, ketika nama Menko Luhut menjadi 'buah bibir' lantaran dianggap sebagai menteri yang selalu ada.
Namun, ternyata tidak hanya Luhut, Jokowi juga disebut punya hubungan istimewa layaknya saudara dengan Raja Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Hal tersebut diungkap Luhut di live streaming 'Gen Z Project Liputan6.com bersama Luhut Binsar Pandjaitan' pada Kamis, 24 November 2022.
"Raja Abu Dhabi baru telepon beliau, menyampaikan duka cita terhadap gempa bumi di Cianjur. Padahal, baru dari sini beliau itu, kan? Tapi telepon lagi, bertanya 'Apa yang bisa kami bantu, my brother?," kata Luhut.
Dijelaskan Luhut bahwa telepon tersebut merupakan bentuk dari kedekatan Abu Dhabi dengan Presiden Republik Indonesia, sebagai salah satu investor Indonesia dengan profesional.
Adapun Abu Dhabi merupakan salah satu negara yang memberikan bukti bantuan konkret. Tidak hanya Abu Dhabi, negara lain seperti Tiongkok, Amerika, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura juga merupakan negara yang memberikan bantuan besar bagi Indonesia.
Menurut Luhut Panjaitan, hubungan yang berhasil dijalin oleh beberapa negara ini, tak lain merupakan hasil jerih payah Presiden Jokowi yang mendorong teknologi yang baik, memiliki pekerja Indonesia yang didorong dengan pendidikan, dan mengedepankan lingkungan.
Jokowi dan MBZ
Lebih lanjut Menko Luhut, mengatakan, Kepresidenan Jokowi yang ramah tentu tidak asing lagi bagi para pemimpin negara lain, tidak terkecuali Raja UEA. Atas kedekatan ini, pria yang akrab disapa Opung membeberkan beberapa sikap kedekatan kedua pemimpin negara.
Seperti beberapa waktu lalu di Bali, ketika satu mobil bersama dengan Raja UEA atas permintaan pribadi.
"Di mobil, Raja UEA bilang 'Jendral Luhut, Presiden Jokowi is my brother. He is a good man. I love him so much. He is a good man. Dan, itu bukan sekali beliau sampaikan," kata Luhut.
Tak hanya itu, Raja UEA disebut Luhut ingin diundang dan datang ke acara pernikahan anak Jokowi, Kaesang Pangarep yang rencananya diadakan bulan depan.
Bahkan, kedekatan Jokowi dan Mohammed bin Zayed turut digambarkan ketika mereka sempat makan bersama di rumah sederhana Jokowi.
Atas kedekatan ini, Luhut mengatakan bahwa karakter menjadi kunci. Untuk menjadi pemimpin yang baik, Luhut memberi saran bagi anak muda untuk tidak mudah terpengaruh, dan menjadi diri sendiri.
Advertisement