Liputan6.com, Jakarta - - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir November 2022 melemah 0,25 persen mtd ke level 7.081,31.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, pasar saham melemah dengan non-resident mencatatkan aliran dana masuk sebesar Rp 0,74 triliun mtd.
Advertisement
"Secara ytd, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 7,59 persen dengan non-resident (asing) membukukan net buy atau aksi beli sebesar Rp81,49 triliun,” tutur Inarno dalam RDK OJK, Selasa (6/12/2022).
Sementara itu, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga tinggi sebesar Rp226,49 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 61 emiten.
"Di pipeline, masih terdapat 91 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp96,29 triliun dengan rencana Penawaran Umum oleh emiten baru sebanyak 57 perusahaan,” kata dia.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 25 November 2022 telah terdapat 11 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 314 Penerbit, 129.958 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp661,32 miliar. Kemudian, pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 3,24 persen mtd dan 2,75 persen ytd ke level 341,96.
"Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor nonresident tercatat sebesar Rp40 miliar (mtd) atau Rp530 miliar (ytd),” kata dia.
Di pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp23,70 triliun (mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 43,32 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN telah meningkat rata-rata sebesar 57,54 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp154,41 triliun.
Kinerja reksa dana mengalami penurunan tercermin dari penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 1,26 persen (mtd) di Rp 512,17 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp9,75 triliun (mtd). S
Secara ytd, NAB turun sebesar 11,46 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp78,35 triliun, namun minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksa dana masih tinggi ditandai nilai subscription sebesar Rp849,88 triliun.
OJK Optimistis Terkait Penghimpunan Dana di Pasar Modal pada 2023
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cukup optimistis terkait penggalangan dana di pasar modal pada 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi masih cukup optimistis, target penggalangan dana pada 2023 mengingat pipeline masih ada 91 perusahaan.
"Kami masih cukup optimis mengingat saat ini di pipeline juga masih ada 91 company dimana total amount nya sekitar Rp 96,2 triliun dan juga kami lihat di pipeline saat ini untuk IPO masih ada 57 company yang akan listing di pipeline, kemungkinan besar akan di carry over 2023,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa (6/12/2022).
Dia menambahkan, pada 2023, OJK optimistis menargetkan Rp 152,7 triliun terdiri dari EBUS Rp 109,47 triliun, lalu IPO Rp 22,1 triliun dan PUT Rp 21,5 triliun.
"Jadi tentunya ini kita masih cukup optimis mengingat pipeline yang ada saat ini juga masih cukup banyak,” ujar dia.
Sementara itu, penggalangan dana di pasar modal saat ini sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun.
Inarno mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 22 triliun hingga akhir November 2022.
“Untuk yang fundraised, saat ini kita sudah mencapai Rp 226,49 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini 96,2 triliun,” katanya.
Advertisement
Penggalangan Dana hingga Akhir November 2022 di Pasar Modal
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun sampai dengan 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 22 triliun hingga akhir November 2022.
“Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa (6/12/2022).
OJK Optimistis
Dengan demikian, OJK cukup optimistis pertumbuhan pada 2023. "Jadi kalau dikatakan bagaimana dengan 2023 kami masih cukup optimis growthnya cukup baik, karena dari pipeline 91. Saya rasa tidak bisa terakomodir semua pada 2022, dan akan di carry over pada 2023,” kata dia.
Inarno juga mengatakan, target penggalangan dana pada tahun depan masih cukup optimistis mengingat pipeline masih ada 91 perusahaan.
"Kami masih cukup optimis mengingat saat ini di pipeline juga masih ada 91 company dimana total amount nya sekitar Rp 96,2 triliun dan juga kami lihat di pipeline saat ini untuk IPO masih ada 57 company yang akan listing di pipeline, kemungkinan besar akan di carry over 2023,” kata dia.
Dia menambahkan, pada 2023, OJK optimistis menargetkan Rp 152,7 triliun terdiri dari EBUS Rp 109,47 triliun, lalu IPO Rp 22,1 triliun dan PUT Rp 21,5 triliun.
"Jadi tentunya ini kita masih cukup optimis mengingat pipeline yang ada saat ini juga masih cukup banyak,” ujar dia.
Advertisement