Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple, Tim Cook, baru saja mengonfirmasi perusahaannya akan membeli dan menggunakan chipset buatan buatan Amerika Serikat.
Hal ini diungkap oleh bos Apple itu saat menghadiri acara di Arizona pada hari Selasa (6/12/2022) waktu setempat bersama dengan Presiden AS Joe Biden.
Advertisement
Tim Cook mengatakan, Apple akan membeli prosesor buatan pabrik baru TSMC di Arizona. "Berkat kerja keras banyak orang, dengan bangga kita mengatakan chipset ini "Made in America"," kata Cook.
Dikutip dari 9to5Mac, Rabu (7/12/2022), pabrik chip tersebut akan dimiliki dan dioperasikan oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
"Hari ini hanyalah permulaan, kami akan menggabungkan keahlian TSMC dengan kemampuan pekerja Amerika yang tak tertandingi," kata Cook.
Dia menyebutkan, "Apple harus membeli semua chipset dari luar negeri, sekarang mereka akan membawa pulang lebih banyak rantai pasokan mereka ke AS."
Diketahui, TSMC sendiri adalah salah satu perusahaan pembuat chipset terbesar di dunia yang menguasai lebih dari setengan pangsa pasa global.
Saat ini, TSMC sudah memproduksi prosesor untuk perangkat Apple, seperti iPhone, iPad, dan Mac terbaru.
Pabrik ini memiliki kemampuan untuk memproduksi chip 4-nanometer dan 3-nanometer yang digunakan untuk prosesor di seri Apple A dan M, juga prosesor grafis Nvidia.
Informasi, fasilitas TSMC di Arizona ini diharapkan mulai produksinya pada 2024, dan bakal membangun pabrik lainya pada 2026 karena meningkatnya permintaan.
TSMC sendiri disebut telah mengeluarkan dana sebesar USD 40 miliar untuk pabrik mereka, tetapi sebagian akan disubsidi oleh pemerintah lewat program CHIPS dan Science Act.
Adapun program ini dimaksudkan untuk memberi insentif kepada manufaktur chipset AS.
Nama Sistem Operasi XR Headset Besutan Apple
Apple disebut akan meluncurkan mixed reality headset pertama besutannya pada 2023. Bersamaan dengan kabar tersebut, sejumlah analis menyebut Apple juga telah mempersiapkan sistem operasi yang akan dipakai di perangkat besutannya itu.
Menurut laporan Bloomberg seperti dikutip dari GSM Arena, Senin (5/12/2022), sistem operasi yang akan digunakan itu nantinya akan memiliki nama xrOS, alih-alih realityOS atau rOS yang sempat berkembang sebelumnya.
Dengan adanya kabar ini, peluncuran perangkat itu pun disebut kian dekat. Nama XR dipilih untuk eXtended Reality yang berarti headset Apple ini akan mendukung kemampuan VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality).
Kehadiran headset ini akan menjadi segmen pasar baru yang dikembangkan Apple sejak terakhir kali melakukannya dengan Apple Watch pada 2015. Laporan juga menyebut headset ini akan memiliki toko aplikasi sendiri, termasuk dengan aplikasi inti seperti Messages dan Maps.
Selain itu, headset ini akan dilengkapi dengan piranti kolaborasi yang memanfaatkan VR. Lalu, XR headset ini turut memakai teknologi LiDAR yang saat ini sudah ada di sejumlah model iPhone maupun iPad.
Sementara terkait nama perangkatnya sendiri memang belum dapat dipastikan. Namun, beberapa bulan lalu ada laporan yang mengungkap Apple telah mendaftarkan paten dengan Reality One serta Reality Pro, dan diduga kuat akan menjadi nama mixed reality headset ini.
Sebelumnya, Apple dikabarkan menunda peluncuran headset buatannya hingga awal tahun depan atau 2023. Kabar ini terungkap lewat laporan Jeff Pu dari Macrumors. Sayang, dirinya tidak mengungkap lebih lanjut alasan kenapa Apple menunda peluncuran headset ini.
Advertisement
Peluncuran Headset AR Apple Bakal Tertunda hingga 2023
Dikutip GSM Arena, Minggu (17/4/2022), Apple tidak ingin merilis headset AR pertamanya tersebut di pasaran dalam jumlah terbatas.
Diprediksi headset AR Apple ini akan mencapai angka penjualan 1 hingga 1,5 juta perangkat di tahun pertamanya. Hal ini terhitung cukup ambisius.
Meski kacamata AR dan VR bukan sebuah teknologi baru, headset buatan Apple yang diperkirakan akan dijual seharga USD 2.000 ini akan masuk ke dalam kategori premium.
Informasi, Apple berhasil meyakinkan salah satu eksekutif Meta untuk bergabung ke dalam perusahaan. Apple telah membajak pemimpin komunikasi augmented reality Meta, Andrea Schubert.
Meskipun tidak 100 persen dikonfirmasi apa yang akan dilakukan Schubert di Apple, fakta dirinya memiliki peran di departemen augmented reality (AR) Meta, menunjukkan dia akan memainkan peran yang sama di Apple.
Elon Musk Pastikan Apple Kembali Beriklan di Twitter
Di sisi lain, Elon Musk baru saja mengumumkan Apple telah kembali sepenuhnya beriklan di Twitter. Informasi ini diungkap langsung oleh Elon dalam Twitter Space yang digelar melalui pesawat pribadinya.
Sebelumnya pada 28 November 2022, Elon menyebut Apple telah berhenti beriklan di Twitter. Menurut laporan The New Times, Apple berhenti beriklan sementara di Twitter usai insiden penembakan Club Q yang terjadi pada 19 November 2022.
Dikutip dari Engadget, Senin (5/12/2022), pemberhentian dilakukan sejumlah brand, termasuk Apple, karena mereka tidak ingin produknya terlihat berdampingan dengan tweet seputar tragedi tersebut.
Untuk itu, setelah sempat mengkritik Apple, Elon menyatakan diri telah bertemu dengan CEO Apple Tim Cook. Terlebih, sempat ada pernyataan yang menyebut Twitter berpotensi dihapus dari App Store.
"Tim menjelaskan Apple tidak pernah mempertimbangkan untuk melakukannya," tulis Elon. Lalu, ia juga menuliskan, Apple merupakan pengiklan terbesar yang ada di Twitter.
Dalam kesempatan yang sama, bos Tesla juga berterima kasih pada pengiklan karena telah kembali ke Twitter. Selain Apple, laporan lain juga menyebut Amazon juga berencana kembali beriklan di Twitter.
E-commerce asal Amerika Serikat itu disebut telah berkomitmen untuk belanja iklan dengan nilai sekitar USD 100 juta per tahun, sambil menunggu beberapa perubahan keamanan pada platform tersebut.
Untuk diketahui, sejak kepemimpinan Elon Musk, pendapatan iklan Twitter memang dilaporkan turun signifikan. Selama minggu pertama Piala Dunia Qatar 2022, perusahaan hanya menghasilkan sekitar 20 persen dari pendapatan iklan yang diharapkan pada periode tersebut.
Oleh sebab itu, kabar kembalinya Apple dan Amazon yang akan beriklan ke Twitter seolah menjadi angin segar bagi perusahaan. Apalagi, Elon sempat menyatakan perusahaan berisiko bangkrut, apabila tidak segera dilakukan tindakan.
(Ysl/Dam)
Advertisement