Warga Dusun Sumberlangsep Lumajang Terisolasi Akibat Lahar Dingin Semeru

Lahar dingin semeru yang terjadi pada Selasa (6/12/2022), mengakibatkan warga Dusun Sumberlangsep Desa Jugosari, Candipuro terisolir. Satu-satunya akses jembatan limpas tidak bisa dilewati karena tertutup material vulkanik.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 07 Des 2022, 13:05 WIB
Dusun Sumberlangsep Desa Jugosari Lumajang terisolasi akibat lahar dingin Gunung Semeru. (Istimewa)

Liputan6.com, Lumajang - Lahar dingin Gunung Semeru mengakibatkan warga Dusun Sumberlangsep Desa Jugosari, Candipuro terisolasi. Satu-satunya akses jembatan Limpas tidak bisa dilewati karena tertutup material vulkanik.

"Saya di Desa Jugosari untuk memantau langsung masyarakat di sini, lahar dingin ini lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Dari tadi pagi pak kepala desa sudah stand by untuk memantau masyarakat yang di sebelah sana di Dusun Sumberlangsep, sekarang tidak ada pilihan jembatan harus tutup," ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq atau Cak Thoriq, Rabu (7/12/2022).

Thoriq mengungkapkan, sekitar 470 jiwa yang terisoliasi di Dusun Sumberlangsep saat ini telah dikumpulkan di titik kumpul. Petugas dari BPBD maupun Basarnas bersiaga sembari mengimbau warga agar tidak mendekat aliran lahar dingin untuk memastikan keselamatan.

"Masyarakat yang berdekatan di aliran lahar agar tidak mendekat, kita antisipasi keadaan sewaktu-waktu harus evakuasi, tetapi sejauh ini masih aman. Walaupun kita lihat tadi alirannya sudah di atas jembatan," imbau dia.

Kepala Desa Jugosari Mahmudi menjelaskan, material vulkanik yang terbawa aliran lahar dingin pada Senin (5/12/2022) juga sempat menutupi jembatan Limpas. Masyarakat sekitar pada pagi hari juga sempat membersihkan material vulkanik yang menutupi jembatan.

"Kemarin besar, tapi intensitas airnya lebih besar sekarang, masyarakat untuk yang di Sumberlangsep sudah ada di titik kumpul, masyarakat sini kita tetap siaga," jelasnya.

 


Saling Gotong Royong

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh elemen untuk bergerak bersama saling membantu dan bergotong royong karena masing-masing memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat.

"Tidak hanya itu, saya juga mengapresiasi masyarakat yang sangat tanggap terhadap bencana sehingga melakukan evakuasi secara mandiri," tuturnya.

Menurutnya, masyarakat di Lumajang sudah sangat mengenali kapan harus evakuasi dan hal ini menjadi penting seperti salah satu keluarga yang ada posko pengungsian.

"Saat mereka mendengar ada pergerakan aktivitas di Gunung Semeru pada malam hari, kemudian pagi mereka sudah evakuasi secara mandiri," katanya.

Mantan Menteri Sosial itu juga terus memastikan kebutuhan logistik dan layanan kesehatan terutama kepada para pengungsi agar tercukupi dengan baik.

"Sesuai koordinasi saya dengan Bupati bahwa Tim Kesehatan Pemprov Jatim fokus di Pronojiwo dan Tim dapur umum dari BPBD juga disiapkan di Pronojiwo, meskipun dapur umum dari BPBD Provinsi juga disiapkan di Candipuro," ujarnya.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya