Semeru Mulai Kondusif, Warga Mulai Tinggalkan Pengungsian

Dua hari pascaerupsi Gunungapi Semeru, para pengungsi mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing. Hingga saat ini, masih ada 699 warga yang masih bertahan di pengungsian, karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 07 Des 2022, 17:05 WIB
Bupati Lumajang menemui para pengungsi APG Gunung Semeru yang ada di sejumlah titik pengungsian di Lumajang (Istimewa)

Liputan6.com, Lumajang - Dua hari usai Semeru erupsi pada Minggu 5 Desember 2022, sejumlah pengungsi mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing. Hingga saat ini, masih ada 699 warga yang masih bertahan di pengungsian, karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah.

Erupsi Semeru yang ditandai adanya Awan Panas Guguran (APG) hingga 19 kilometer telah berdampak di lima desa di empat kecamatan, yakni Desa Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 29 ekor ternak mati, 71 hektar lahan pertanian terdampak, 2 unit jembatan terdampak, 3 kilometer ruas jalan terdampak, 1 fasilitas pendidikan terdampak dan 4 tempat ibadah terdampak.

Erupsi Semeru masih berlangsung hingga hari ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada pukul 05.02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 4076 m di atas permukaan laut).

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu (7/12/2022).

Semeru telah dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau Awas sejak Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. Oleh sebab itu, direkomendasikan kepada seluruh masyarakat agar Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.


Waspadai Lahar Dingin Semeru

Lebih lanjut, PVMBG juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

“Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” papar Muhari.

 

Infografis Kejutan Tak Terduga Erupsi Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya