Kirstie Alley Meninggal Dunia karena Kanker Usus Besar, Wafat Tak Lama Setelah Didiagnosis

Dengan terkuaknya penyebab kematian Kirstie Alley, kanker usus besar kembali menjadi perhatian publik.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 07 Des 2022, 12:14 WIB
Kirstie Alley pada 2015. (Evan Agostini/Invision/AP, File)

Liputan6.com, Los Angeles - Saat berita kematian Kirstie Alley diumumkan kedua anaknya ke publik pada Selasa (6/12/2022) kemarin, kanker disebut sebagai penyebab meninggalnya sang aktris. Namun kala itu tak disebutkan secara mendetail apa jenis kanker yang diidap bintang Cheers ini.

Sehari setelahnya, barulah muncul titik terang mengenai penyakit yang dideritanya. Perwakilan Kirstie Alley mengonfirmasi kepada People dan E! News bahwa sang aktris meninggal dunia pada usia 71 tahun karena kanker usus besar (kolon), atau kolorektal.

True dan Lillie Parker, kedua anak mendiang, mengungkapkan bahwa sag ibu meninggal tak lama setelah tahu dirinya menderita kanker.

“Dengan hati berduka kami mengabarkan kepada Anda bahwa ibu kami yang hebat, tangguh dan penyayang, telah meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker, yang baru ditemukan belum lama ini,” begitu pernyataan mereka kala itu.


Dikelilingi Keluarga

Kirstie Alley pada 2015. (Greg Allen/Invision/AP, File)

Saat itu tidak disebutkan berapa lama Kirstie Alley berjuang melawan kanker kolon yang dideritanya. Ia diketahui menjalani perawatan kanker di Moffitt Cancer Center, Florida, Amerika Serikat.

“Dia dikelilingi dengan keluarga terdekatnya, dan berjuang dengan penuh kekuatan, meninggalkan kami dengan kegembiraan hidup yang tiada akhir serta petualangan pada masa mendatang,” tulis kedua anak mendiang dalam pernyataannya.


Diam-Diam Mematikan

Kirstie Alley pada 2019. (Richard Shotwell/Invision/AP, File)

Dengan terkuaknya penyebab kematian Kirstie Alley, kanker usus besar kembali menjadi perhatian publik. Media mengingatkan kembali bahaya penyakit ini—yang disebut tak jarang mematikan secara diam-diam—karena tak memiliki gejala khusus.

“Bila orang bertanya, ‘Gejala apa yang harus saya waspadai?’ Saya menjawab bahwa kami lebih suka Anda tidak mencari gejalanya,” kata Dr. Maria Rosario Ferreira, seorang ahli gastroenterology kepada Fortune.

Ia menyarankan agar orang-orang secara aktif mempertimbangkan apakah mereka termasuk memiliki faktor risiko untuk mengidap kanker tertentu. Publik juga didorong untuk berkomunikasi dengan dokter untuk melakukan screening sesuai pertimbangan tersebut.


Screening untuk 45 Tahun ke Atas

People sendiri mencatat bahwa kanker yang menyerang kolon adalah menempati posisi nomor tiga terbanyak di dunia setelah kanker paru dan payudara.

The American Cancer Society merekomendasikan orang dewasa usia 45 tahun ke atas untuk melakukan pengecekan kanker kolon secara regular.

Apalagi untuk orang-orang yang mengalami gejala seperti perubahan buang air besar, berat badan turun mendadak, kram, dan kelelahan yang berlebihan. Disebutkan pula bahwa gejala-gejala ini umumnya baru muncul setelah kanker berada di stadium lanjut.

(Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya