Liputan6.com, Jakarta Maroko akhirnya berhasil mengukir sejarah dengan menembus babak perempat final Piala Dunia 2022. Demi ambisi ini, Singa Atlas memangsa raksasa Spanyol di Stadion Edcation City, Selasa (6/12/2022).
Bertarung di babak 16 besar, kuda hitam Maroko menahan imbang La Furia Roja 0-0 hingga perpanjangan waktu. Singa Atlas baru menerkam pada babak adu penalti setelah mengungguli Spanyol dengan skor 3-0.
Advertisement
Di babak tos-tosan ini, tiga penendang Tim Matador yang sudah dibekali latihan 1000 kali gagal menetak skor. Selain membentur mistar, dua sepakan Spanyol mampu dibendung Yassine Bounou.
Pelatih Maroko, Walid Regragui menyambut gembira kemenangan timnya atas Spanyol. Pria berusia 47 tahun itu lega karena strategi yang dijalankan pasukannya berhasil menjinakkan tim Matador.
"Kami memang sudah sepakat tidak akan menguasai permainan, bukan karena takut," katanya.
"Kami sadar diri, kami belum seperti Prancis, Jerman, atau Inggris yang bisa beradu dengan mereka dalam penguasaan bola. Tidak ada yang berusaha mencuri bola dari kaki mereka. Jadi saya terima kalu kami tidak mendapat bola. Saya bukan penyulap," beber Regragui dilansir dari Firstpost.
Statistik pertandingan memperlihatkan perangkap jitu yang diterapkan Maroko saat bertemu Spanyol. Sepanjang pertandinga, Maroko hanya mampu menguasai permainan sebesar 23 persen.
Selebihnya, yakni 77 persen menjadi milik Tim Matador. La Furia Roja juga mampu melepas 1019 passing, sementara Singa Atlas hanya 305. Meski demikian, serangan Maroko terbukti lebih efektif.
Memanfaatkan skema serangan balik, Maroko mampu melepas 2 tembakan ke gawang. Salah satunya terjadi pada babak tambahan saat pemain depan Maroko Walid Cheddira tinggal berhadapan dengan kiper Spanyol usai menerima umpan dari Ounahi. Sayang, striker 24 tahun itu kurang tenang. Tendangan kerasnya masih mengarah tepat kepada penjanga gawang La Furia Roja, Unai Simon.
Persiapan Matang
Sejak awal, Maroko memang tidak terlalu diunggulkan atas Spanyol. Namun ketangguhan Singa Atlas sebenarnya sudah terlihat sejak babak penyisihan. Di Grup F, Maroko yang berstatus sebagai underdog berhasil menahan imbang finalis Piala Dunia 2018, Kroasia 0-0. Pada laga berikutnya, Maroko secara mengejutkan sukses mengalahkan kuda hitam Belgia dengan skor 2-0. Sementara di laga terakhir, Sing Atlas menerkam Kanada 2-1 dan merebut tiket babak 16 besar seperti pada Piala Dunia 1986.
Menurut Regragui, selama empat hari mereka telah menyiapkan rencana untuk menerkam Spanyol. Caranya adalah dengan mematikan pergerakan trio Sergio Busquets, Pedri, dan juga Gavi.
"Setelah menutup begitu banyak umpan selama 120 menit, kami tahu kami akan memiliki peluang – kami memiliki dua, tiga, empat,” katanya. “Kami tidak tahu bagaimana cara menghukum mereka. Gameplan harus dihormati, kami mendapat hukuman, dan kemudian lotere," beber Regragui.
Advertisement
Menang Lotre
Regragui menambahkan, babak penalti adalah lotre. Namun saat mereka memiliki kiper setangguh Yassine Bounou, pihaknya sadar kalau peluang untuk menang jauh lebih besar.
Bounou berhasil mematahkan dua dari tiga tendangan Spanyol. Sementara satu lagi diselamatkan oleh tiang. Achraf Hakimi yang lahir di Madrid, Spanyol akhirya menuntaskan pertandingan lewat penalti Panenka yang mengecoh kiper lawan sekaligus melanjutkan kisah dongeng mereka di Qatar.
Sepanjang Piala Dunia 2022, Maroko belum pernah kalah. Singa Atlas telah mencetak 4 gol dan hanya kebobolan 1 gol saat bertemu Kanada. "Sejak awal kompetisi, kami bermain dengan tim yang belum 100 persen, makanya lebih luar biasa lagi,” kata Reragui yang baru menjabat sejak Agustus lalu.
"Kami telah berhasil menciptakan sebuah keluarga, dan kami merasa memiliki orang-orang di belakang kami. "Selamat kepada para pemain, mereka melakukan sesuatu yang luar biasa, dalam energi yang gila-gilaan, dalam keinginan untuk tidak melepaskan pertandingan ini,” ujarnya menambahkan.
Menanti Langkah Selanjutnya
Pada babak perempat final, Maroko akan berhadapan dengan Portugal di Stadion Al Thumama, Sabtu (10/12/2022). Portugal melaju setelah mengalahkan Swiss dengan skor telak 6-1 di 16 besar.
Ini tentu bukan laga mudah. Namun kisah kuda hitam yang melangkah jauh di Piala Dunia adalah nyata. Pada tahun 2002 lalu, Korea Selatan yang tak diunggulkan berhasil lolos hingga ke semifinal. Sementara 4 tahun lalu, Kroasia juga melakukannya bahkan hingga ke final. Karena itu, bukan tidak mungkin Kuda Hitam Maroko bisa melangkah lebih jauh lagi di Piala Dunia 2022.
Advertisement