6 Fakta Menarik Seychelles, Negara Kecil di Samudera Hindia Barat yang Punya 115 Pulau

Seychelles merupakan negara republik di Samudera Hindia bagian barat yang terdiri dari sekitar 115 pulau.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 08 Des 2022, 08:30 WIB
(Foto: Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Seychelles adalah negara berbentuk republik di Samudera Hindia bagian barat. Negara ini terdiri dari sekitar 115 pulau, dengan vegetasi tropis yang rimbun, pantai yang indah dan beragam biota laut.

Seychelles memiliki pulau-pulau utama yang terletak sekitar 1.000 mil (1.600 km) dari timur Kenya dan sekitar 700 mil (1.100 km) timur laut Madagaskar. Ibu kota Seychelles adalah Victoria, terletak di pulau Mahé.

Mengutip dari Britannica, Kamis, (7/12/2022), Seychelles termasuk salah satu negara terkecil di dunia, terdiri dari dua kelompok pulau utama yaitu the Gugus Mahé yang terdiri dari lebih dari 40 pulau bergranit bergunung-gunung di tengah dan gugus kedua yang terdiri dari lebih dari 70 pulau terluar, datar, berkarang. Pulau-pulau di kelompok Mahé berbatu dan biasanya memiliki garis pantai yang sempit dan perbukitan di tengah.

Aspek keseluruhan dari pulau-pulau di Seychelles memiliki vegetasi tropisnya yang rimbun. Di antaranya pulau juga memiliki taman gantung tinggi yang menghadap ke pantai putih dan laguna yang jernih. Uniknya, iklim di Seychellesnya adalah samudera tropis, dengan sedikit variasi suhu sepanjang tahun.

Masih banyak hal mengenai Seychelles. Berikut enam fakta menarik Seychelles yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis, (7/12/2022). 

1. Sistem Pemerintahan

Negara Seychelles menganut sistem pemerintahan parlementer dengan Multipartai dan Partai Rakyat atau Parti Lepep yang menguasai kehidupan politik di Seychelles sejak 1977. Selain Partai SNP juga merupakan partai yang besar di Seychelles. Etnis keturunan Prancis memegang kendali di bidang Politik dan ekonomi di Seychelles.

Adapun warga asli Seychelles bermula dari penjajah Prancis asli di pulau-pulau yang sebelumnya tidak berpenghuni, bersama dengan budak kulit hitam mereka, pada abad ke-19 bergabung dengan orang-orang yang dideportasi dari Prancis. Orang Asia dari Cina, India, dan Malaya (Semenanjung Malaysia) datang kemudian dalam jumlah yang lebih sedikit. 

Perkawinan yang meluas telah mengakibatkan populasi keturunan campuran. Lebih dari tiga perempat penduduknya beragama Katolik Roma. Ada juga Anglikan, Kristen dari denominasi lain, Hindu, dan Muslim.


2. Sejarah

Seychelles. (1204adriana/Instagram)

Sejarah dari warga Seychelles bermula dari pelaut Austronesia dan pedagang Arab, mereka adalah yang pertama mengunjungi Seychelles. Pengamatan paling awal yang tercatat yaitu orang Eropa terjadi pada 1502 oleh Pelaut Portugis Vasco da Gama, melewati Amirantes.

Sebagai sebuah titik transit perdagangan antara Afrika dan Asia, pulau-pulau tersebut kadang-kadang digunakan bajak laut hingga Prancis mulai mengambil kendali sejak 1756 Kapten Nicholas Morphey meletakkan batu kepemilikan. Pulau-pulau itu diberi nama yang terinspirasi akan sosok Jean Moreau de Séchelles, Menteri keuangan raja Louis XV.

Inggris saat itu mengambil alih atas pulau-pulau itu antara 1794 dan 1810. Jean Baptiste Quéau de Quincy, merupakan administrator Prancis untuk Seychelles selama bertahun-tahun perang dengan Inggris, menolak memberikan perlawanan saat kapal perang musuh bersenjata tiba.

Sebaliknya, ia berhasil menegosiasikan status kapitulasi ke Inggris yang memberikan pemukim posisi netralitas istimewa. Britania Raya akhirnya memegang kendali penuh atas penyerahan Mauritius pada tahun 1810, diresmikan pada 1814 dalam Perjanjian Paris. Seychelles kemudian menjadi koloni mahkota terpisah dari Mauritius pada tahun 1903. 

Seychelles merdeka pada 1976 sebagai sebuah republik. Pada1977, sebuah kudeta menggulingkan presiden pertama republik, James Mancham, lalu digantikan France Albert René, seorang politikus keturunan bangsa Prancis.

 


3. Spesies Tumbuhan Unik

Seychelles patut dikunjungi. (Liputan6/CNN/SeyVillas)

Dari sekitar 200 spesies tumbuhan yang ditemukan di Seychelles, sebanyak 80 spesies termasuk unik di pulau tersebut. Tumbuhan tersebut adalah pinus sekrup atau pandan beberapa varietas pohon ubur-ubur, palem latanier, bois rouge, bois de fer, kacapiring Wright, dan yang paling banyak terkenal, coco de mer.

Coco de mer yang hanya ditemukan di dua pulau menghasilkan buah yang merupakan salah satu yang terbesar dan terberat. Buah tersebut dihargai oleh sejumlah budaya Asia karena dipercaya sebagai afrodisiak, obat, mistik, dan khasiat lainnya. Pemerintah Seychellois memantau dengan cermat jumlah dan status pohonnya, meskipun perdagangan diatur untuk mencegah pemanenan berlebihan, perburuan menjadi perhatian.

4. Satwa Liar

Satwa liar di Seychelles mencakup kehidupan laut yang sangat beragam. Di negara ini ada lebih dari 900 spesies ikan yang teridentifikasi seperti penyu hijau dan kura-kura raksasa juga menghuni pulau-pulau tersebut. Spesies endemik termasuk burung seperti bulbul Seychelles dan walet Seychelles yang tinggal di gua.

Beberapa spesies katak pohon lokal, siput, dan caecilian yang mirip cacing, ular serigala Seychelles dan ular rumah, ada juga bunglon harimau dan lain-lain. Mamalia endemik terbilang sedikit, antara lain kelelawar buah dan kelelawar berekor sarung Seychelles endemik di pulau-pulau tersebut. Satwa seperti Mynah India , burung hantu, dan tenrec yaitu mamalia kecil mirip tikus atau landak yang pernah diperkenalkan dari Madagaskar juga ditemukan.


5. Kuliner

banana kat-kat kuliner asal Seychelles. (Dok: YouTube)

Salah satu kuliner unik di Seychelles adalah chatini requin, yaitu daging hiu yang direbus dan dihaluskan. Kemudian untuk memberi rasa air jeruk nipis, buah belimbing wuluh, dan bawang goreng dipadukan dengan berbagai bumbu termasuk kunyit untuk menciptakan kelezatan lokal yang dikenal sebagai chatini requin atau satini rekin.

Kuliner hiu ini biasanya disajikan dingin, dihias dengan kucai, dan ditemani irisan pepaya hijau, nasi, dan lentil. Menu ini biasanya juga digunakan sebagai pendamping berbagai hidangan atau bahkan sebagai isian samosa. Rasanya agak asin dan dengan rasa amis yang khas.

Selain itu kuliner yang khas ada banana kat-kat adalah makanan khas tradisional Seychellois yang menampilkan pisang hijau dan ikan yang dimasak dengan santan. Biasanya dibuat dengan pisang raja, yang direbus terlebih dahulu dengan santan segar, kemudian dihaluskan dan dipadukan dengan fillet ikan suwir yang sudah dimasak, biasanya carangue atau amberjack.

Campuran pisang-ikan ini biasanya dibumbui dengan jahe dan bawang putih. Hidangan ini adalah bagian dari masakan Kreol Seychelles dan biasanya disertai dengan cabai dan nasi.

6. Pariwisata 

Pemerintah Seychelles telah mendirikan beberapa cagar alam dan taman laut, termasuk Kepulauan Aldabra dan Taman Nasional Vallée de Mai, keduanya merupakan situs Warisan Dunia UNESCO. Kepulauan Aldabra, sebuah atol besar, adalah situs cagar alam yang dihuni oleh puluhan ribu kura-kura raksasa, makhluk hidup tertua di dunia, yang diselamatkan oleh upaya konservasi pemerintah dari ambang kepunahan.

Taman Nasional Vallée de Mai merupakan satu-satunya tempat di mana keenam spesies palem endemik Seychelles, termasuk coco de mer, dapat ditemukan bersama. Pulau Sepupu adalah rumah bagi suaka bagi burung darat, banyak endemik pulau, termasuk burung matahari Seychelles(sejenis burung kolibri) dan burung pengicau sikat Seychelles.

Pulau Cousine di dekatnya yaitu sebagian resor pribadi dan sebagian cagar alam, yang terkenal dengan penyu laut, kura-kura raksasa, dan berbagai macam burung darat. Pulau Burung merupakan tempat berkembang biak bagi jutaan burung dara, merpati penyu, burung penciduk, burung fregat, dan burung laut lainnya yang berkumpul di sana tiap tahun.

Infografis Destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia dan dunia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya