Liputan6.com, Jakarta - Aksi heroik kiper Maroko mengejutkan Timnas Spanyol usai menggagalkan tiga tendangan penalti. Pertandingan antara keduanya ditutup dengan adu penalti menyusul hasil imbang 0-0 di Stadion Education City, Selasa (6/12/2022).
Setelah 120 menit pertandingan Maroko vs Spanyol didominasi tanpa gol dengan 1019 operan, tim asuhan Luis Enrique menyerah dalam adu penalti melalui tendangan Pablo Sarabia, Carlos Soler dan Sergio Busquest.
Advertisement
Semua upaya tendangan penalti ternyata gagal menjebol gawang Singa Atlas. Dua upaya terakhir pun berhasil diamankan langsung oleh kiper Timnas Maroko, Yassine Bounou.
Kejadian ini membuat Achraf Hakimi berkesempatan untuk mencetak gol dengan penalti Panenka setelah Spanyol gagal melalui tiga tendangan penalti dan kalah 3-0 atas Maroko.
Melansir dari ESPN, Rabu (7/12/2022), Maroko memainkan perannya ke perempat final Piala Dunia untuk pertama kalinya setelah berhasil menyingkirkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol.
Keberhasilan Singa Atlas dalam upaya penalti pun mengirim mereka lolos ke babak 8 besar untuk pertama kalinya. Bahkan, Maroko menjadi perwakilan negara Afrika yang berhasil melaju ke perempat final Piala Dunia 2022.
Kiper Yassine Bounou seketika muncul sebagai pahlawan saat menyelamatkan bola dari tendangan penalti asal Sergio Busquest dan Carlos Solor, serta Pablo Sarabia yang membentur ke tiang gawang.
Menjadi aib bagi Spanyol, setelah kalah dalam adu penalti tanpa mencetak satu gol pun dari tendangan penalti mereka.
Bouno Ucapkan Rasa Terima Kasih
Dilansir dari The National News, Bounou membuktikan perjuangan dirinya untuk Timnas Maroko ketika menyelamatkan tiga penalti dalam adu penalti Spanyol.
Dinobatkan sebagai Man of the Match, Bouno mengucapkan terima kasih kepada para penggemar yang telah mendukungnya hingga detik ini.
Dirinya pun memberikan ucapan selamat kepada timnya, karena sanggup berjuang bersama hingga lolos ke babak 8 besar.
“Atas nama semua pemain, saya ingin berterima kasih kepada para penggemar yang membantu kami dalam tugas ini. Saya mengucapkan selamat kepada semua pemain dan saya menawarkan hadiah ini kepada semua orang Maroko,” kata Bouno.
Berkat dukungan kuat dari penggemar di tribun dan negaranya, Bouno mendapatkan semangat hingga ia berhasil menyelamatkan tendangan penalti La Roja.
“Kami merasakan dukungan dari para penggemar kami di Maroko dan di tempat lain, dan itu memberi kami momentum di stadion,” kata Bouno.
Advertisement
Tetap Fokus Selama Pertandingan Menjadi Kunci Bagi Bouno
Menghadapi adu penalti dengan La Roja, Bouno memerlukan kemampuan, intuisi dan keberuntungan hingga mencapai keberhasilan.
“Anda tahu penalti, ini sedikit intuisi, sedikit keberuntungan,” kata Bouno kepada beIn Sports.
Memenangkan pertandingan, Yassine Bouno mengungkap pengalaman dirinya ketika berhadapan dengan sang raksasa Eropa.
Ia perlu menjaga diri agar tetap fokus selama pertandingan, karena Spanyol diketahui mampu menguasai bola di lapangan.
“Tidak mudah untuk tetap fokus selama 120 menit, melawan tim Spanyol yang mendominasi bola dengan baik, yang menguasai bola,” jelasnya.
“Di tengah situasi seperti ini, terkadang sulit. Kami harus berusaha menghindari kebisingan di sekitar, tetap fokus pada diri sendiri, pekerjaan dan pemulihan kami,” sambung Bouno.
Dilansir melalui Morocco world news, Maroko tampil memukau hingga menarik perhatian beberapa publik figur dan organisasi sepak bola, FIFA.
Bahkan, FIFA sampai mengatakan, Singa Atlas telah berhasil memuncaki klasemen Grup F hingga ke babak 16 besar dan menjadi tim Afrika pertama yang mengumpulkan 7 poin dalam fase grup.
Suporter Maroko Siap Beri Dukungan hingga Babak Terakhir
Argentina dikenal dengan para pendukung yang begitu luar biasa, mulai dari jumlah, yel-yel hingga cara mereka memenuhi setiap stadion dengan lautan biru dan putih.
Tak mau kalah, suporter Maroko pun terus mendukung dan memberikan semangat kepada para pemain Singa Atlas.
Berhadapan dengan La Roja, pendukung Maroko menciptakan keramaian luar biasa. Apalagi, ketegangan berdasarkan historis dan geografis antara Spanyol dan Maroko menambahkan bumbu nyata di tribun.
Dukungan dari penggemar ternyata tak sekadar ditujukan kepada tim asuhan Walid Reragui saja. Sebagai perwakilan Afrika, Maroko juga membawa harapan besar bagi sebuah benua.
Pelatih Maroko, Reragui mengatakan sebelum pertandingan, timnya tahu bahwa mereka mewakili lebih dari negara sendiri.
“Kami datang dengan sikap pemenang, kami ingin mengibarkan bendera Maroko kami,” kata Reragui.
“Dan ya semua orang Arab dan Afrika. Kami menginginkan doa dan dukungan mereka. Sebelumnya hanya orang Maroko saja, kini kami menambahkan orang Afrika dan Arab,” sambungnya.
Advertisement