Liputan6.com, Jakarta Neea Elvira kerap dipercaya membawakan sejumlah gelar wicara kesehatan. Salah satunya membahas anemia atau kurang darah, di Jakarta Pusat, baru-beru ini. Memandu gelar wicara ini membuat influencer dengan 11 ribuan pengikut di Instagram itu belajar banyak.
Misalnya, jangan cuek kala tubuh memperlihatkan sejumlah gejala tak biasa seperti lemas, lesu, atau pegal. Orang kerap berpikir ini hanya kecapaian. Bisa jadi, rentetan gejala tak biasa tersebut mengarah ke anemia yang berdampak fatal jika tak segera ditangani.
“Aku sebenarnya merasa baik-baik saja. Setelah ada anemiameter yang diluncurkan hari ini, ternyata aku termasuk punya gejala kurang darah,” ujarnya ketika berbincang dengan Showbiz Liputan6.com seusai acara. Neea Elvira kini berupaya memperbaiki pola hidup.
Baca Juga
Kilas Balik Kesuksesan Influencer Atlet I Gede Siman Sudartawa, Jalani Program Winning Meals Kachimeshi
Cerita Influencer Chacha Sagala Menjadi Ibu: Bukan Fase Muda, Butuh Dukungan dan Cinta dari Suami
Influencer Sarah Sofyan Pamer Harmonisasi Motif Batik Betawi Lewat Koleksi Sloka, Terinspirasi Budaya Jakarta
Advertisement
Apalagi setelah mencoba memeriksa tubuh dengan anemiameter. Dokter menyarankannya menerapkan gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rajin olahraga, dan mengatur durasi tidur minimal 7 jam sehari. Yang terakhir, bukan mudah.
Istirahat Cukup
“Istirahat cukup, kayaknya belum. Ha ha ha. Itu menjadi poin yang sulit sebenarnya. Kalau ngomongin olahraga, alhamdulillah aku sudah. Pola makan kita coba benar meski ada cheating sesekali. Happy mind penting, kadang sulit bagi orang Jakarta,” kata Neea Elvira.
Setelah bekerja seharian lalu mengurus suami dan anak, Neea Elvira tidur. Saat berbaring, pikirannya justru “melayang.” Ia tipe deep thinker. Itu sebabnya Neea Elvira merasa tidur adalah pekerjaan rumah tersendiri.
Advertisement
Tahu dan Pelajari
“Yang aku tahu dan pelajari, menjadi multitasking enggak terlalu baik. Akhirnya ada banyak kondisi yang membuat aku kurang istirahat. Jadi kurang fokus, mudah terdistraksi, belum tuntas satu task, terganggu hal lain,” akunya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia, Dr. dr. TB. Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM, menerangkan anemia adalah kondisi jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin menurun.
Deteksi Risiko
“Kekurangan zat besi dapat membatasi pengiriman oksigen ke sel, akibatnya sering lelah, tidak produktif, dan imunitas tubuh turun. Menjaga keseimbangan zat besi di tubuh sangatlah penting. Itu salah satu cara mengatasi anemia,” Djumhana menerangkan.
Ini disampaikan Djumhana dalam peluncuran kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” bersama Sangubion. General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia, Maithreyi Jagannathan, meneguhkan komitmen pihaknya dalam mengedukasi masyarakat soal pentingnya zat besi.
“Kami juga memperkenalkan aplikasi Anemiameter, untuk deteksi risiko anemia, melalui berbagai rangkaian kegiatan edukasi masyarakat dan praktisi kesehatan. Ini mendukung program pemerintah soal pentingnya gaya hidup sehat dan cek kesehatan untuk Indonesia lebih sehat,” paparnya.
Advertisement