BEI Gandeng Kadin Indonesia demi Genjot Investor hingga UMKM IPO

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, banyak anggota KADIN Indonesia yang berpotensi untuk tumbuh berkembang melalui IPO.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Des 2022, 16:24 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) dan KADIN Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka meningkatkan pemahaman dan peran pasar modal  Indonesia sebagai alat investasi kepada para pelaku usaha pada Selasa, 6 Desember 2022 di Main Hall BEI

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dan  Direktur Utama BEI Iman Rachman.

Agar perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar dan memajukan bisnis, tentunya  membutuhkan dana. Untuk itu, melakukan initial public offering (IPO) dapat menjadi solusi yang  tepat. 

Dengan melakukan IPO, perusahaan dapat menawarkan sahamnya kepada masyarakat  dan nantinya akan mendapatkan modal tambahan. Jika perusahaan memiliki kredibilitas dan citra  bisnis yang lebih baik, hal tersebut akan lebih mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik. 

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, banyak anggota KADIN Indonesia yang berpotensi untuk  tumbuh berkembang melalui IPO dan menjadi perusahaan terbuka. 

Namun, saat ini masih banyak  perusahaan di Indonesia yang belum menjadi perusahaan publik dikarenakan kurangnya  pengetahuan pasar modal dan informasi mengenai IPO.

"Penandatanganan nota kesepahaman ini dapat membantu mendorong UMKM menjadi  perusahaan yang siap untuk IPO. Maka dari itu, KADIN Indonesia melakukan sosialisasi dan  coaching clinic untuk mengedukasi pelaku usaha terkait pentingnya IPO dan persyaratan yang  dibutuhkan untuk IPO,” kata Arsjad dalam keterangan resminya, Rabu (7/12/2022).

 

 

 


Genjot Investor

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain upaya peningkatan pemahaman pasar modal, KADIN juga akan ikut  mendorong investor yang ada di Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pihaknya berharap kerja sama ini dapat terlaksana  dengan baik melalui berbagai kegiatan dan program bersama bagi para anggota KADIN. 

"Semoga  kolaborasi ini dapat menjadi awal yang baik untuk bersama membangun Indonesia melalui  peningkatan jumlah investor, terutama investor lokal atau individu yang akan menjadi pondasi kokoh bagi keberlangsungan pasar modal dan perekonomian yang lebih maju,” kata Iman.

Acara penandatanganan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi,  Hukum, dan Komunikasi Yukki N. Hanafi, Kepala Badan Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan  Tigor M. Siahaan, serta Anggota Wakil Kepala Badan Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan  Bidang Pasar Modal Samsul Hidayat.


Investor Domestik Kuasai Pasar Modal Indonesia

Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, investor pasar modal masih menunjukam pertumbuhan yang menggembirakan pada 2022. Hingga 23 November 2022, PT Kustordian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal mencapai 10,1 juta SID.

"Sampai dengan 23 November 2022, investor pasar modal tumbuh 35 persen menjadi 10.115.140 SID dari posisi akhir tahun lalu sebanyak 7.489.337 SID," ungkap Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, Sabtu (26/11/2022).

Rinciannya, untuk investor saham atau C-best sebanyak 4.374.271 juta, naik 26,73 peesen dibandingkan Desember 2021 sebanyak 3.451.513 investor.  Jumlah investor reksa dana 9.412.891, naik 37,61 persen dari 6.840.234 investor pada Desember 2021. Sementara investor surat berharga negara 817.226, naik 33,72 persen dari 611.143 pada Desember 2021.

"Yang menarik di sini 99,63 persen itu investor individu. Investor lokal juga sudah mendominasi 99,66 persen dari total SID," imbuh Uriep.

Adapun investor domestik pada saham mendominasi sebesar 99,56 persen, investor reksa dana 99,88 persen dan investor SBN mendominasi 97,54 persen.

Dari sisi demografinya, investor di pasar modal berusia di bawah 30 tahun mendominasi sebesar 58,79 persen. Disusul investor udia di atas 30 tahun dampai dengan 40 tahun sebesar 22,41 persen. Investor usia 41-50 10,82 persen, usia 51-60 2,51 persen dan sisanya 2,77 persen merupakan investor usia di atas 60 tahun.


Investor Pasar Modal Tembus 10 Juta SID

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, jumlah investor pasar modal Indonesia masih melanjutkan pertumbuhan yang menggembirakan. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat investor di pasar modal Indonesia telah tembus 10 juta investor.

Berdasarkan data KSEI pada 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628. Jumlah tersebut didominasi oleh investor lokal dengan komposisi jumlah investor lokal sebesar 99,78 persen.

"Selain menandakan bahwa investor lokal semakin percaya dan sadar pentingnya investasi pasar modal, dominasi investor lokal diharapkan dapat memberikan ketahanan bagi pasar modal Indonesia apabila diterpa isu global," kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan resmi, Senin (21/11/2022).

Jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53 persen dari 7.489.337 di akhir tahun 2021 menjadi 10.000.628 pada 3 November 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2019 ketika investor masih berjumlah 2.484.354. Implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek, memberikan dampak cukup besar bagi peningkatan jumlah investor pasar modal terlebih di masa pandemi COVID-19.

"Hal itu terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2020-2021, dengan pertumbuhan lebih dari 100 persen. Peningkatan jumlah investor sejak 2019 hingga 2021 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Uriep.

Industri reksa dana sebagai penyumbang jumlah investor terbesar di pasar modal memperlihatkan tren peningkatan signifikan yaitu 36,04 persen menjadi 9,3 juta investor. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen merupakan investor dari selling agent financial technology (fintech), yang 99,9 persennya merupakan investor individu lokal.

Investor retail juga mendominasi transaksi subscription dan redemption yang mencapai lebih dari 80 persen. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan jumlah investor terbanyak yaitu sebesar 2,47 juta, diikuti oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor sebesar 934 ribu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya