Liputan6.com, Jakarta Sebuah ledakan yang diduga sebagai bom bunuh diri terjadi di Kantor Polsek Astanaanyar Bandung. Ledakan tersebut pun terjadi sekitar pukul 08.30 WIB hingga menggegerkan masyarakat sekitar. Bahkan, video terkait dengan dugaan bom bunuh diri ini beredar luas di media sosial.
Baca Juga
Advertisement
Hingga saat ini, pihak kepolisian pun diketahui masih menyelidiki mengenai bom bunuh diri tersebut. Meski begitu, pihak kepolisian juga turut menyatakan jika terduga pelaku dari aksi bom bunuh diri telah meninggal dunia. Hal ini juga turut disampaikan langsung oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
"Iya dugaan bom bunuh diri TKP Astanaanyar Bandung. Terduga pelaku bom bunuh diri meninggal," ujarnya.
Tak hanya itu saja, pihak kepolisian juga menemukan adanya beberapa barang bukti yang diduga dibawa oleh sang pelaku. Bahkan, ada pula temuan sebuah sepeda motor berwarna biru yang diduga digunakan oleh terduga pelaku dan terparkir tak jauh dari Polsek Astananyar.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terkait dengan aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).
1. Densus 88 jalani oleh TKP
Ledakan dugaan aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/12/2022) pagi tadi menjadi sorotan. Aksi bom bunuh diri ini pun mengakibatkan bagian depan polsek hancur.
Penyidik Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror Mabes Polri pun langsung dikerahkan ke lokasi ledakan tersebut. Hal ini dilakukan guna untuk mengumpulkan berbagai barang bukti terkait dengan ledakan yang terjadi.
"Penyidik D88 sudah di lokasi Polsek Astana Anyar Bandung untuk lakukan investigasi pengumpulan keterangan dan olah TKP," kata Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dihubungi, Rabu (7/12/2022).
Advertisement
2. Ada suara ledakan kedua
Menyusul dengan adanya aksi bom bunuh diri yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, pantauan dari tim Liputan6.com pada pukul 10.46 WIB terdengar kembali adanya ledakan. Namun, pihak kepolisian belum memberikan keterangan terkait dengan ledakan kedua.
Bahkan, menurut warga sekitar, ledakan kedua yang terjadi tidak lebih kencang dari sebelumnya. Beberapa polisi juga turut serta mengatur warga untuk lebih menjauh dari kantor polisi agar tidak adanya korban jiwa. Puluhan mobil dinas polisi serta tim gegana Brimob juga masih berjaga di sekitar lokasi.
3. Korban dari aksi bom bunuh diri
Pihak kepolisian pun akhirnya merilis mengenai korban dari ledakan bom bunuh diri. Dari penuturan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, terdapat satu anggota polisi yang meninggal dunia.
"Update korban peristiwa bom bunuh diri TKP Polsek Astana Anyar dari anggota Polri satu orang meninggal dunia, tiga luka berat, empat luka ringan. Dari masyarakat satu orang luka ringan," ujarnya.
Anggota polisi yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri dan dinyatakan meninggal dunia ialah Aipda Sofyan.
Advertisement
4. Adanya potongan tubuh terduga pelaku bom bunuh diri
Video serta foto mengenai bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, ini beredar luas di media sosial. Bahkan, dalam rekaman yang tersebar memperlihatkan situasi bagian depan Polsek yang berantakan serta potongan tubuh yang diduga terduga pelaku.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menyebutkan kejadian terjadi saat petugas kepolisian tengah menjalani apel pagi.
"Kejadian memang terjadi apel pagi. Laporan ke kita terlambat," ujar Ibrahim.
5. Adanya kertas protes mengenai RKUHP
Kapolri Sigit Listyanto menyampaikan mengenai beberapa barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian. Salah satunya ialah ditemukannya kertas-kertas yang berisi protes mengenai rancangan KUHP yang baru saja disahkan.
"Di TKP kita temukan belasan kertas yang bertuliskan protes penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru saja disahkan. Di dalamnya membahas terkait masalah zina dan sebagainya," Ujar Kapolri Sigit Listyanto , Rabu (7/12/2022).
Saat konferensi pers, Sigit juga menyampaikan jika ledakan yang terjadi merupakan bom bunuh diri. Pihak kepolisian pun masih terus menjalani pendalaman dan olah TKP.
"Saat ini tentunya kita sedang terus melakukan pendalaman terkait dengan proses olah TKP yang saat ini sedang berlangsung, tentunya dari olah TKP inilah kita melakukan proses pencarian terhadap kelompok yang terafiliasi dengan pelaku yang ada di TKP," lanjutnya.
Advertisement
6. Jaringan teroris lama
Bukan hanya mengungkapkan mengenai barang bukti saja, Sigit juga menuturkan jika pelaku bom bunuh diri terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah atau JAD. Tak hanya itu saja, dari hasil identifikasi sidik jari dan wajah, pelaku diketahui bernama Agus Sujarno.
"Pelaku terafiliasi dengan kelompok JAD Bandung atau JAD Jawa Barat, saat ini tim terus bekerja untuk bisa menuntaskan peristiwa yang terjadi. Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan kemudian juga kita lihat dari face recognition identik menyebut bahwa identitas pelaku adalah Agus Sujarno atau yang biasa dikenali dengan Agus Muslim," lanjutnya.
7. Diduga mantan napi teroris
Listyo Sigit juga turut menyebutkan jika pelaku bom bunuh diri bukan orang baru. Pasalnya, Agus Sujianto alias Abu Mislim bin Wahid ini merupakan mantan narapidana terorisme dan pernah mendekam di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan. Pelaku sendiri sebelumnya juga diketahui terlibat dalam perakitan bom bersama yayat Cahdiat alias Abu Salam.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan dihukum 4 tahun, di bulan September atau Oktober 2021 bebas," ujar Listyo Sigit.
Advertisement