BUMN Siap Bawa 4 Perusahaan IPO, Ada Pertamina Geothermal Energy hingga Pupuk Kaltim

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menuturkan, empat BUMN bersiap IPO.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Des 2022, 17:39 WIB
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan terkait rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dari empat perusahaan BUMN pada 2023 mendatang. 

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menuturkan, empat perusahaan yang bersiap IPO antara lain PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energy (PHE), Palm Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

"Penawaran saham kepada publik, khususnya dalam hal mendukung ketahanan energi dan juga ketahanan pangan di Indonesia,” kata Pahala dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Rabu (7/12/2022).

Di bidang ketahanan energi misalnya, Pertamina Hulu Energy dan Pertamina Geothermal Energy dengan tujuan meningkatkan cadangan migas nasional serta bagaimana bisa meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan sambil mendukung peningkatan kapasitas energi untuk bisa menurunkan tingkat emisi karbon yang dihasilkan sektor energi

Sedangkan, di bidang ketahanan pangan lewat Palm Co dan juga Pupuk Kalimantan Timur bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan maupun hilirisasi industri kimia serta juga ketersediaan pupuk.

"Kami sampaikan atas dasar rencana strategis tersebut untuk bisa melakukan meningkatkan ketahanan pangan dan juga meningkatkan ketahanan energi. Ada empat rencana BUMN atau anak usaha BUMN yang kita rencanakan untuk bisa melakukan penawaran saham ke publik pada 2023 nanti,” kata Pahala. 

1 PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)

Pertamina Geothermal Energy merupakan salah satu perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia saat ini berdasarkan jumlah kapasitas terpasang di mana sampai saat ini kapasitas terpasang yang bisa dihasilkan oleh PGE adalah sebesar 672 megawatt (MW).

"Kita berharap tentunya upaya untuk bisa melakukan penawaran saham ke publik dari anak usaha Pertamina power Indonesia tersebut merupakan bagian upaya kami untuk bisa melakukan unlock value bagi subholding di bidang energi baru dan terbarukan,” kata Pahala.


Pertamina Hulu Energi

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pihaknya juga melihat saat ini dengan kinerja yang cukup baik, serta ada pertumbuhan baik didukung dengan kontrak jangka panjang antara PGE dengan PLN khususnya dalam hal menghasilkan listrik serta uap.

"Ini juga merupakan poin yang sangat positif untuk kami bisa melakukan IPO dan nanti IPO tersebut akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas terpasang dimana dalam lima tahun mendatang kita harapkan PGE bisa melakukan peningkatan kapasitas terpasang sampai dengan 600 megawatt," ujar dia. 

2. Pertamina Hulu Energi (PHE)

Pertamina Hulu Energi merupakan subholding dari upstream PT Pertamina, PHE merupakan perusahaan produksi dan eksplorasi minyak dan gas bumi  terbesar di Indonesia berdasarkan total produksinya. 

"PHE memiliki kontribusi yang penting bagi Pertamina dan kami berharap bahwa nantinya hasil IPO yang akan diperoleh dari pasar modal akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan produksi dalam lima tahun mendatang," kata dia.

Menurut ia, seperti diketahui bersama produksi minyak mentah di Indonesia dari waktu ke waktu memang menunjukkan adanya tren turun. 

"Kami berharap  dengan permodalan yang dimiliki oleh PHE bisa digunakan untuk melakukan pengembangan bagi wilayah kerja produksi yang saat ini sudah dimiliki oleh PHE baik di Indonesia dan sudah dikembangkan di luar Indonesia diharapkan bisa meningkatkan ketahanan energi,” ujar Pahala. 

 

 


Palm Co

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

3. Palm Co

Perkebunan Nusantara atau Palm Co di mana Pahala berharap melalui penggabungan sejumlah perusahaan saat ini kegiatan utamanya adalah menghasilkan produk-produk atau pun komoditas yang terkait dengan kelapa sawit bagaimana bisa melakukan hilirisasi serta pengembangan dari bahan baku yang paling utama menghasilkan biosolar, seperti pome dan fame yang bisa meningkatkan ketahanan energi nasional lebih lanjut. 

"Serta melalui pengumpulan dana tersebut kita berharap bisa melakukan bersama-sama dengan masyarakat untuk melakukan replanting ulang bagi perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh plasma yang berada di sekeliling PTPN khususnya yang terkait kelapa sawit tersebut," kata Pahala.

4 PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT)

Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim anggota dari pupuk Indonesia dengan kapasitas yang dihasilkan yang terbesar dibandingkan usaha lainnya. 

"Kami berharap hasil IPO nantinya dapat digunakan untuk capacity expansion baik itu untuk bisa pengembangan pabrik amoorea di Papua dan Papua Barat, bisa pengembangan pupuk amoorea juga di kawasan Maluku serta akselerasi pertumbuhan serta mendukung hilirisasi industri kimia,” kata dia.

Pada saat ini laporan keuangan untuk PKT sudah difinalisasi dan juga PKT sudah melakukan proses untuk pemilihan advisor baik itu financial advisor maupun legal advisor yang diharapkan untuk bisa mendukung pelaksanaan IPO tersebut.

 


OJK Sebut Ada Dua BUMN Bakal IPO, Kapan?

Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara soal penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, sementara ini terdapat dua BUMN yang akan IPO.

“BUMN yang mau IPO sementara ini melakukan pembicaraan ada dua  di pipeline yang cukup besar,” kata Inarno dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (6/12/2022).

Dia berharap, perusahaan BUMN yang akan IPO tahun ini ada satu dan tahun depan satu. Kemudian, untuk yang lainnya belum bisa dikatakan sekarang. 

"Mudah-mudahan satu bisa tahun ini, satu kemungkinan tahun depan, yang lainnya masih belum bisa mengatakan,” kata  Inarno.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 43 perusahaan yang tengah antre dalam pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, perusahan dalam pipeline itu termasuk entitas anak dan cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kalau lihat pipeline IPO ada 43 perusahaan. Yang sudah 4 pasti IPO tahun ini. Dengan jumlah perusahaan IPO saat ini sebanyak 54 perusahaan, akhir tahun bisa 58 perusahaan. Tapi saya kasih range sampai 60 perusahaan IPO hingga akhir 2022,” kata Iman dalam Media Gathering di Bandung, Sabtu, 26 November 2022.

Adapun BEI memasang target 55 perusahaan tercatat pada 2022. Realisasinya sampai dengan tahun ini sudah mencapai 54 perusahaan. Total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan.

“Jadi sisa (pipeline) sebanyak 39 perusahaan akan dibawa (IPO) ke tahun depan. Termasuk anak BUMN. Ada beberapa anak BUMN. Tapi ada kerahasiaan, saya tidak bisa sebut nama sebelum proses bookbuilding,” kata dia.

Namun,sebagai gambaran, Iman memastikan empat perusahaan yang siap IPO tahun ini semuanya merupakan perusahaan swasta. Sehingga kemungkinan IPO anak cucu BUMN akan terjadi pada tahun depan.

"Jadi, untuk IPO anak cucu BUMN tahun ini bisa mungkin ataupun tidak. Tapi lebih ke tahun depan karena empat perusahaan yang mau IPO swasta semua,” pungkas Iman.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya