Pengalaman Pahit Saat Ujian Skripsi, Ginanjar Kini Beri Edukasi Gratis

Dosen Marketing di STIE Surakarta, Ginanjar Rahmawan memberikan bantuan bagi mahasiswa tingkat akhir yang akan menghadapi ujian skripsi.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2022, 22:57 WIB
Dosen Marketing STIE Surakarta, Ginanjar Rahmawan.

Liputan6.com, Surakarta - Kelulusan merupakan momen yang sangat dinantikan bagi seluruh mahasiswa. Bagi mahasiswa sarjana (S1), mereka harus berjuang untuk ujian skripsi terlebih dahulu sebelum akhirnya dapat lulus.

Skripsi memang menjadi persyaratan wajib yang harus dijalani oleh setiap mahasiswa S1 untuk mendapatkan gelar sarjana mereka baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di seluruh Indonesia.

Dalam menjalani ujian skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh satu hingga dua orang dosen pembimbing di perguruan tinggi di mana mahasiswa tersebut berkuliah. Proses penyusunan skripsi juga berbeda-beda dari satu kampus dengan kampus yang lainnya.

Namun, ujian skripsi ini seringkali menjadi ketakutan tersendiri bagi beberapa mahasiswa karena dianggap sulit dan akan sangat menentukan kelulusan mereka nantinya. Tidak jarang proposal skripsi milik mahasiswa yang ditolak berkali-kali bahkan karena kesalahan kecil seperti kesalahan penulisan tanda baca atau huruf.

Hingga akhirnya banyak mahasiswa yang kehilangan semangat dan kebingungan harus mencari bantuan ke mana.

Adalah Ginanjar Rahmawan, yang berstatus sebagai Dosen Marketing di STIE Surakarta, mengutarakan kepeduliannya terhadap apa yang sedang dialami oleh para mahasiswa pejuang skripsi tersebut.

Banyak sekali alasan yang membuat skripsi mahasiswa ditolak atau tidak lolos, salah satu alasannya berasal dari diri sendiri yakni seperti malas dan tidak konsisten dalam menulis skripsi.

Memahami permasalahan tersebut, Ginanjar Rahmawan memberikan edukasi gratis kepada para mahasiswa melalui konten-kontennya di akun Instagram pribadi @ginanjarrahmawan serta akun TikTok miliknya semenjak awal tahun 2022.

 

 


Konten Edukatif

Ginanjar juga berencana untuk menayangkan konten-konten edukatif yang dibagikannya di channel YouTube dengan penjelasan yang lebih lengkap untuk para mahasiswa. Selain membahas mengenai skripsi, konten-kontennya juga seringkali membahas kehidupan di lingkungan kampus.

“Selain teknis penulisan skripsi, biasanya saya upload reels yang relate dengan kehidupan teman-teman di kampus. Misal video saya tentang perjuangan temen-temen mahasiswa yang juga masih kerja. Video itu sudah dilihat hampir 150 ribu views. Hal ini karena relate banget dengan apa yang dirasakan teman-teman mahasiswa yang sekaligus pekerja,” kata Ginanjar.

Menurut Ginanjar, kesalahan kecil yang menjadi alasan skripsi mahasiswa ditolak adalah poin-poin yang seringkali diabaikan oleh para mahasiswa seperti contohnya kesalahan pada penulisan.

“Kesalahan kecil di luar substansi atau isi skripsi adalah kesalahan pada penulisan. Saya sering katakan bahwa ‘buku pedoman penulisan skripsi’ adalah penting dan selalu harus ditaati. Karena pada buku pedoman itu sudah memuat tata cara penulisan misal cara mengutip nama peneliti yang lalu, cara menulis judul tabel dan gambar, semua sudah tertera pada buku pedoman, dan hal itu sering diabaikan mahasiswa,” jelas Ginanjar.


Konsisten saat Mengerjakan

Di samping itu, Ginanjar juga memberikan pengarahan bahwa mahasiswa harus konsisten, meluangkan waktu secara rutin untuk mengerjakan meski sedikit demi sedikit, akan selalu ada progres.

Karena biasanya para mahasiswa terlalu banyak berpikir tetapi tidak ada tulisannya. Harus ada konsistensi, misalnya seperti menulis 2 lembar tulisan setiap harinya, sehingga lama-lama akan selesai sesuai target masing-masing.

Di balik kepeduliannya ini, Ginanjar ternyata juga sempat mengalami kebingungan ketika menulis skripsinya dahulu karena tidak ada wadah untuk diskusi. Pengalaman yang dialaminya itu membuat Ginanjar terdorong untuk memberikan edukasi gratis ini.

“Ketika saya jadi mahasiswa dulu, saya mengalami kebingungan dalam menulis skripsi, banyak sekali sumber di buku maupun di internet, tapi saya tidak bisa memahami karena tidak ada interaksi. Hal ini mendorong saya untuk membantu mahasiswa agar ada wadah untuk diskusi atau interaksi menanyakan apapun kesulitan mereka. Harapan saya, mahasiswa bisa mandiri mengerjakan skripsi, mengetahui apa yang ditulis dan menyelesaikan tepat waktu,” kata Ginanjar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya