Liputan6.com, Seoul - Parlemen Korea Selatan telah meloloskan sejumlah RUU dalam proses menghapus usia tradisional Korea Selatan di ranah hukum. Alhasil, negara itu akan mengikuti sistem internasional.
Korea Selatan memiliki perhitungan usia tradisional dengan menghitung hari kelahiran sebagai ulang tahun pertama.
Baca Juga
Advertisement
Dilaporkan Yonhap, Rabu (7/12/2022), RUU yang baru ini bertujuan menyatukan sistem-sistem usia yang digunakan Korea Selatan. RUU ini merevisi UU sipil serta administrasi publik.
Total sistem umur yang dimiliki Korea Selatan ada tiga buah. Yang paling umum adalah "usia Korea" yang menghitung usia ketika lahir.
Inilah kenapa seleb Korea Selatan seringkali menyebut usia mereka satu tahun lebih tua. Contohnya, Jin BTS (Kim Seok Jin) baru saja menginjak usia 30 tahun pada 4 Desember 2022, namun ia sudah dihitung 30 tahun di Korea Selatan sejak tahun lalu.
Tahun ini, Jin sudah berusia 31 tahun berdasarkan usia Korea Selatan.
Sistem kedua adalah mengikuti cara hitung internasional. Sistem ketiga adalah yang menambah usia seseorang pada tahun baru.
Banyaknya sistem tersebut memicu kekhawatiran terkait kebingungan ketika memberikan pelayanan kesejahteraan, medis, dan administrasi.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga berjanji untuk menyatukan sistem usia di Korea Selatan saat berkampanye sebagai presiden. Revisi yang baru ini akan menghitung tanggal lahir seseorang berdasarkan tanggal lahir, meski ada pengecualian sesuai hukum.
Apabila RUU ini beres di parlemen Korea Selatan, hukum ini akan diterapkan enam bulan kemudian.
ABK WNI dan Korea Selatan Selamat dari Pembajakan Kapal di Pantai Ganding
Sebelumnya dilaporkan, sejumlah ABK Warga Negara Indonesia serta 2 ABK asal Korea Selatan berhasil diselamatkan dari aksi pembajakan Kapal Tanker B-Ocean di perairan wilayah Selatan Pantai Gading. Mereka diselamatkan pada 3 Desember 2022.
Dilaporkan situs Kemlu RI, Senin (5/12), Jumat, 25 November 2022, KBRI Dakar menerima laporan pada 25 November 2022 bahwa Kapal Tanker B-Ocean, berbendera Kepulauan Marshall yang didalamnya terdapat 17 ABK Indonesia dan 2 ABK Korea Selatan hilang kontak di bagian selatan perairan Pantai Gading.
Melalui koordinasi erat dengan Kemlu RI, Athan KBRI Abuja, KBRI Seoul, Konhor RI di Abidjan dan PT Amas (Agen ABK di Indonesia) diperoleh informasi bahwa Kapal Tanker B-Ocean yang dimiliki oleh Doorae Shipping South Korea, telah hilang kontak sejak 24 November 2022 akibat pembajakan kapal.
Para pembajak mengambil seluruh stok minyak kapal B-Ocean serta merusak hampir seluruh peralatan komunikasi yang membuat awak kapal sulit terhubung dengan otoritas di darat. Berkat upaya IMO dan adanya Angkatan Laut Italia yang berada pada titik terakhir komunikasi Kapal Tanker B-Ocean dengan otoritas darat, maka pada 26 November 2022, Angkatan Laut Italia berhasil menemukan kapal tersebut.
Pada Minggu, 27 November 2022, KBRI Dakar menerima informasi bahwa pihak pelabuhan di Abidjan telah mengirim kapal tug (penarik) untuk menarik Kapal B-Ocean ke pelabuhan Abidjan, Pantai Gading dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 2 hari.
Mendapatkan informasi ini, Dubes RI Dindin Wahyudin langsung menugaskan Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler, Dyah Kuncorowati ke Abidjan untuk bersama Konhor RI Abidjan, Sylla Darboux menemui dan membantu para ABK Indonesia di Kapal B-Ocean.
Advertisement
Sempat Sulit Bertemu ABK
Pada Jumat, 2 Desember 2022, pukul 17.49 waktu setempat, Kapal Tanker B-Ocean memasuki pelabuhan Abidjan. Namun demikian, KBRI Dakar bersama Kedubes Korea Selatan di Abidjan belum diberikan akses oleh pihak maritim dan Kementerian Perhubungan Pantai Gading untuk menemui para ABK.
Berbagai alasan serta ketidakjelasan informasi yang diberikan oleh aparat keamanan setempat membuat sulit untuk bertemu langsung dengan para ABK.
Berbagai upaya dilakukan untuk dapat segera menemui para ABK Indonesia, bahkan upaya pada tataran tinggi KBRI. Dubes RI Dindin Wahyudin melayangkan surat kepada Kementerian Perhubungan Pantai Gading dan berkomunikasi secara intens dengan Dubes Korea Selatan, Kementerian Perhubungan Pantai Gading dan otortas pelabuhan.
Akhirnya pada Sabtu, 3 Desember 2022, pukul 12.30, PF Protkons KBRI Dakar, Konhor RI Abidjan dan Kedubes Korea Selatan di Abidjan akhirnya diberikan akses untuk naik kapal dan menemui para ABK.
Dalam pertemuan antara KBRI Dakar dengan Kapten kapal yang asal Korea Selatan dan Chief Officer yang asal Indonesia serta beberapa ABK Indonesia, diperoleh informasi bahwa seluruh barang berharga pribadi seperti HP, laptop dan jam tangan juga dirampas oleh para pembajak.
Trauma
Walaupun secara fisik para ABK dalam keadaan sehat, namun demikian secara psikis mereka mengalami trauma dan ingin segera pulang. Untuk meringankan beban psikis tersebut KBRI Dakar telah memfasilitasi komunikasi telpon antara para ABK Indonesia dengan keluarganya di Indonesia. Selain itu, KBRI Dakar juga telah memberikan bantuan logistik kepada ke 17 ABK Indonesia.
Secara terpisah KBRI Dakar juga menanyakan kepada Inspektur Teknik Maritim, Kementerian Perhubungan Pantai Gading mengenai langkah tindak lanjut yang akan dilakukan, utamanya untuk dapat segera memulangkan para ABK ke tanah air.
Diperoleh informasi bahwa saat ini masih sedang dilakukan tahap investigasi yang menimpa Kapal B-Ocean dan selama masa investigasi berlangsung akan dilakukan wawancara dengan seluruh ABK. Pihak otoritas setempat tidak memberikan keterangan mengenai jangka waktu investigasi. Sebagai catatan diketahui bahwa para pembajak berjumlah 7 orang (4 orang kulit putih dan 3 orang kulit hitam) yang terlihal terlatih secara militer dan bahwa Kapal B-Ocean juga pernah dibajak di perairan Guinea pada Januari 2022.
KBRI Dakar bersama Konhor RI di Abidjan akan terus mengikuti perkembangan ke 17 ABK Indonesia ini sampai dengan kepulangan mereka ke tanah air.
Advertisement