Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mencatat total transaksi Trade Expo Indonesia 2022 (TEI) sudah mencapai lebih dari USD 10 miliar.
Diketahui Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 resmi dibuka pada 19–23 Oktober 2022 di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai City (ICE, BSD City), Tangerang. Sedangkan secara virtual, TEI ke-37 masih berlangsung hingga 19 Desember 2022.
Advertisement
“Baru-baru ini Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional pameran trade expo Indonesia 5 hari, tapi yang online nya sampai tanggal 19 Desember. Sampai hari ini menurut laporan Pak Dirjen Didi Sumedi sudah ada transaksi diatas USD 10 miliar, kan keren,” kata Mendag dalam Kick Off Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2022, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Nilai transaksi diatas USD 10 miliar tersebut bisa tercapai berkat kerjasama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, para Duta Besar, hingga pengusaha-pengusaha. Misalnya, Bupati dan Walikota mengirimkan UMKM unggulan untuk ikut pameran TEI.
Kemudian, para duta besar bersama atase perdagangan membawa buyer banyak. Sebagai contoh, dari Malaysia dibawa 200 lebih buyer diajak oleh duta besarnya. Lalu, Duta besar dari India membawa 160 pengusaha buyer, dan seterusnya dari negara lain.
“(Buyer) hampir dari seluruh dunia, sehingga yang datang buyer itu rata-rata daru luar negeri hampir 40.000 orang, itu belanja semua. Jadi, dukungan pemerintah daerah, dukungan Kementerian yang luar negeri, dukungan para duta besar juga pengusaha-pengusaha besar, dukungan para pelaku UMKM maka kita bisa melakukan trade expo itu baik dan memuaskan. Kata kuncinya kerjasama,” ungkapnya.
Harbolnas 2022
Hal yang sama juga bisa diterapkan dalam penyelenggaraan Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2022. Berkat gencar melakukan sosialisasi Harbolnas, hampir semua masyarakat di Indonesia sudah tak asing dengan Harbolnas.
“Tentu pemerintah mengambil peran dengan melakukan ini hari termasuk hari ini sosialisasi agar harbolnas bisa meningkat, dan oleh karena itu karena ini sudah popular. Saya kemana-mana udah orang sudah tahu 12.12 Oh Belanja,” ujarnya.
Mendag pun meminta agar pelaku usaha di marketplace dapat memberikan penawaran yang menarik kepada konsumen, misalnya memberikan diskon atau bonus. Hal itu harus dilakukan untuk meningkatkan omset.
“Tolong nanti para pelaku, teman-teman marketplace kasih yang menarik agar omsetnya naik lagi, diskon atau bonus atau apalah kasih yang menarik. Sekali lagi di akhir tahun ini kalau belanjanya meningkat maka produksi UMKM laku, mudah-mudahan akhir tahun produksinya bisa habis laku,” pungkas Mendag.
Advertisement
Ramalan Jokowi di 2023: Ekspor Indonesia Turun, Resesi Eropa Tinggal Tunggu Waktu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mewanti-wanti soal kondisi ekonomi global pada tahun 2023. Termasuk potensi pelemahan ekonomi hingga ancaman adanya resesi.
Pada kesempatan ini, Jokowi mengungkap kalau ekspor barang-barang dari Indonesia bakal mengalami penurunan. Ini imbas dari kondisi ekonomi global yang terjadi.
"Menurut saya ekspor, ekspor Indonesia yang tahun ini (dari) tahun yang lalu melompat sangat tinggi sekali tapi hati-hati tahun depan bisa menurun. Karena problem di Tiongkok yang belum selesai. Tingkat ekonomi mereka juga turun karena policy no covid," ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di JCC Senayan, Rabu (30/11/2022).
Selain itu, Jokowi lagi-lagi mengingatkan potensi resesi di negara-negara barat seperti Uni Eropa. Menurutnya, pelemahan ekonomi yang terjadi, bakal mempengaruhi ekonomi Eropa menuju resesi yang tinggal menunggu waktu.
"Kemudian di uni eropa juga sama, pelemahan ekonomi pasti. Resesinya kapan tinggal ditunggu saja, kita tunggu saja, pelemahan ekonomi pasti," ujarnya.
"Di Amerika juga sama, The Fed Fund Rate terus naik, artinya tuh ngerem pertumbuhan artinya ekonominya pasti akan melemah ekspor kita kesana juga gede banget, ekspor kita ke Tiongkok ke China itu gede banget ke Uni Eropa juga gede, oleh sebab itu hati-hati, hati-hati," imbuh Jokowi.
Jokowi menegaskan, dengan kondisi demikian, seluruh pihak harus hati-hati menghadapi tahun 2023. Meski begitu, ia tetap sepakat kalau mengenai pertumbuhan ekonomi, harus dipandang secara optimis.
"Oleh sebab itu, di 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada, saya setuju bahwa kita harus optimis, tetapi harus hati-hati dan waspada," tegasnya.