Muhadjir Effendy Sebut Varian COVID-19 Sekarang Tidak Seganas Awal Pandemi

Varian COVID-19 yang menyebar saat ini relatif jinak ketimbang sebelumnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Des 2022, 11:00 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan sambutan pada acara 'Anugerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Awards Tahun 2022' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Jakarta, Selasa (6/12/2022). (Dok Kemenko PMK RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaannya Republik Indonesia Muhadjir Effendy menyebut, varian COVID-19 sekarang dinilai relatif lebih jinak. Hal ini berbeda dari penyebaran varian sebelumnya, seperti Delta dengan tingkat morbiditas (kesakitan) tinggi.

Sebagaimana Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 6 Desember 2022, distribusi varian virus SARS-CoV-2 di Indonesia didominasi Omicron. Pemeriksaan sample Whole Genome Sequencing (WGS) terbanyak Omicron diduduki DKI Jakarta di atas 14.000 sekuens.

Empat provinsi lain dengan pemeriksaan sample WGS terbanyak, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur lebih dari 2.000 sekuens. Kemudian Bali di atas 1.000 sekuens dan Jawa Tengah dengan 1.000 sekuens.

"Yang jelas, (varian) COVID-19 sekarang ini tidak ganas, tidak se-mengkhawatirkan pada awal-awal (pandemi COVID-19)," terang Muhadjir saat ditemui Health Liputan6.com usai acara 'Anugerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Awards Tahun 2022' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Jakarta, ditulis Kamis (8/12/2022).

"Sekarang ini generasi (varian) COVID-19 sudah relatif jinak."

Diharapkan Muhadjir, varian COVID-19 yang beredar tak lagi berbahaya, sehingga Indonesia tetap berada di Level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Mudah-mudahan tidak akan terus, tidak ada lagi varian baru yang berbahaya, sehingga untuk ke sana (kenaikan Level PPKM) kayaknya masih jauh ya. Kami belum ada pikiran untuk menaikkan ke Level 2," imbuhnya.


Dominasi XBB dan BQ.1

Varian Covid (pexels/shvets production).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan virus SARS-CoV-2 Omicron subvarian XBB dan BQ.1 mendominasi lebih dari 90 persen liniage (garis keturunan) COVID-19 di Indonesia.

Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, kedua subvarian di atas paling banyak ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.

"Jadi saat ini XBB dan BQ.1 sudah mendominasi populasi, sudah 90 persen. Artinya apa? kalau kita ada 5.000 kasus, maka itu XBB dan BQ.1 sisanya BA.5 ya," katanya saat konferensi pers, Jumat (2/12/022).

Subvarian Omicron XBB dan BQ.1, menurut Syahril, menjadi penyebab kenaikan kasus COVID-19 beberapa pekan terakhir. Kedua varian juga memiliki kemampuan penularan cepat, namun tidak menyebabkan perburukan gejala klinis.

Kemenkes pun sudah mengeluarkan instruksi baru agar dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota hingga rumah sakit rujukan pasien virus Corona untuk melakukan pemeriksaan genom sekuensing bagi pasien COVID-19 di ICU yang hasil Cycle Threshold (CT) dari tes PCR bernilai kurang dari 30.

Ketentuan itu tertuang melalui Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/III/3741/2022 tentang Percepatan Penanggulangan Kasus Virus Corona Disease (COVID-19) Varian Baru Omicron Sub Variant XBB, yang diteken oleh Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Murti Utami.


Ambil Alih BA.4 dan BA.5

Pengunjung bermain di area playground Tebet Eco Park, Jakarta, Selasa (10/5/2022). Warga memanfaatkan libur dengan bermain dan berolahraga di taman terbuka setelah pemerintah memperpanjang masa liburan sekolah hingga tanggal 11 Mei 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melaporkan subvarian XBB dan BQ.1 sudah mendominasi lebih dari 80 persen kasus COVID-19 di Indonesia. Bahkan mengambil alih (take over) dominasi varian sebelumnya, yakni BA.4 dan BA.5.

"Populasi XBB dan BQ.1 itu sudah di atas 80 persen dari seluruh varian yang ada. Dia sudah take over BA.4 dan BA.5," bebernya di Kompleks Istana Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Pemerintah akan terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalisir persebaran varian-varian Corona baru yang muncul. Pemeriksaan genom sekuensing dalam mengidentifikasi varian baru di Indonesia turut diperkuat.

"Kalau data dari populasi varian genomik, kita lihat dalam satu minggu dan dua minggu ke depan kasus (COVID-19) akan turun," pungkas Budi Gunadi.


Distribusi BA.2.75, XBB, dan BQ.1

Varian Covid. (FOTO: Pexels/cottonbro).

Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 6 Desember 2022, distribusi varian virus SARS-CoV-2 secara rinci menunjukkan pemantauan liniage (garis keturunan) BA.2.75, XBB, dan BQ.1.

Jumlah garis keturunan ketiga varian Virus Corona, antara lain:

  • XBB: 543
  • BQ.1: 498
  • BA.2.75: 352

Persebaran varian BA.2.75, XBB, dan BQ.1 juga terlihat naik drastis sejak Oktober, yang kemudian berlanjut pada awal November 2022.

23 Oktober 2022

  • XBB: 77
  • BQ.1: 100
  • BA.2.75: 69

30 Oktober 2022

  • XBB: 123
  • BQ.1: 96
  • BA.2.75: 48

6 November 2022

  • XBB: 162
  • BQ.1: 121
  • BA.2.75: 56
Infografis Apa pun Variannya, Masker Andalannya (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya