Liputan6.com, Jakarta - Mual muntah menjadi kondisi yang umum ditemui pada beberapa ibu hamil. Namun ternyata, ada frekuensi mual muntah yang perlu diwaspadai. Apalagi jika mual muntah yang terjadi disertai dengan gejala tambahan lainnya.
Dokter spesialis obgyn subspesialis Obginsos dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita, M Ilhamy mengungkapkan bahwa mual dan muntah pada kehamilan menjadi tidak normal jika mencapai 10 kali atau lebih per harinya.
Advertisement
"Ada angka 10. Kalau sampai mencapai 10 kali per hari atau lebih, atau belum sampai 10 tapi dari pagi sampai siang sudah ada lima kali. Itu artinya kalau selama 24 jam lagi, bisa jadi 10 kali. Itu berarti sudah tidak normal," kata Ilhamy saat siaran langsung melalui Radio Kesehatan, Kamis (8/12/2022).
"Contohnya pagi sampai siang, sebut saja dari jam 6-12 selama enam jam ada 5 kali. Berarti tiap jam, hampir tiap jam muntah itu berarti sudah tidak normal. Jangan ditunggu sampai angka 10 terus baru berobat, nanti terlambat," tambahnya.
Selain itu, gejala mual muntah yang perlu diwaspadai menurut Ilhamy adalah jika disertai dengan gejala lain yakni nadi yang meningkat. Saat pemeriksaan, ibu hamil biasanya akan diperiksa nadi agar tidak melebihi batas tertentu.
"Itu diperiksa kalau lebih dari 100 atau 100 ke atas, itu sudah bahaya. Jadi sudah harus segera ke dokter, bukan ke bidan. Langsung ke dokter," ujar Ilhamy.
Begitupun jika ibu hamil mengalami lemas, layu, dan penglihatan yang mulai kabur. Ilhamy menjelaskan, itu bisa menjadi tanda dehidrasi sedang ke berat.
Waspadai Kenaikan Berat Badan untuk Hindari Preeklampsia
Dalam kesempatan yang sama, Ilhamy turut menjelaskan terkait kenaikan berat badan pada ibu hamil perlu diperhatikan untuk menghindari preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan.
"Kalau berat badannya berlebihan di atas grafik normal, kemudian ditandai dengan bengkak, adanya tekanan darah tinggi itu bisa jadi tanda-tanda preeklampsia," ujar Ilhamy.
Ilhamy mengungkapkan, saat proses kehamilan tubuh akan mengalami macam-macam reaksi. Salah satu reaksinya adalah pembengkakan pada bagian tubuh karena albumin (protein pembuluh darah bagian dalam) keluar ke jaringan sekitar.
Albumin yang keluar menyebabkan jumlah air yang ada di pembuluh darah tersedot. Sehingga jumlah air yang ada di pembuluh darah berkurang dan menyebabkan pembengkakan.
"Sebenarnya pembengkakan pada bagian tubuh itu terjadi menyeluruh, bukan hanya di kaki. Di kaki itu yang bisa kita lihat. Nah yang paling bahaya itu adalah pembengkakan itu terjadi di paru," kata Ilhamy.
Advertisement
Ibu Hamil Bisa Kesulitan Bernapas
Ilhamy mengungkapkan bahwa pembengkakan yang terjadi pada paru ibu hamil dapat menyebabkan dirinya kesulitan untuk bernapas.
"Kalau ada paru tapi bengkak seperti itu, itu persis seperti kita sedang tenggelam di laut. Jadi dalam keadaan dada tertutup seperti ini, kita merasakan sesak napas persis seperti kita tenggelam sehingga kita tidak bisa bernapas," ujar Ilhamy.
Hal tersebutlah yang membuat ibu hamil penting untuk tetap memperhatikan kenaikan berat badan yang terjadi lewat grafik. Agar tidak berlebihan dan menyebabkan adanya pembengkakan pada berbagai bagian tubuh.
"Silahkan datang ke posyandu, di fasilitas kesehatan untuk dicatat. Di situ ada grafiknya. Nah kalau grafiknya naik melebihi yang seharusnya, itu tanda-tanda sudah mulai terjadinya keluarnya protein albumin dari pembuluh darah," ujar Ilhamy.
Jangan Tunggu Ada Pembengkakan
Menurut Ilhamy, pembengkakan pada bagian tubuh seperti kaki sendiri tidak bisa dijadikan patokan. Mengingat sebenarnya tanda tersebut bisa jadi sudah terlambat untuk ditangani.
"Jadi jangan kaki bengkak itu dijadikan patokan yang utama, itu sudah kebablasan kalau sudah sampai terjadi kaki bengkak, sudah terlambat sebenarnya. Tapi daripada enggak ketemu ya. Kalau ada kaki bengkak segera datang ke tenaga kesehatan."
Ilhamy menjelaskan saat ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi dan pusing sebenarnya sudah menjadi tanda bahaya. Namun yang lebih bahaya lagi jika sudah dirasakan adanya pandangan kabur dan nyeri pada ulu hati.
"Nah itu sudah fase lanjut, itu sudah komplikasi dari suatu preeklampsia. Apalagi sudah disertai dengan mimisan," kata Ilhamy.
"Itu sudah bahaya sekali. Kalau sudah terjadi seperti itu, mohon maaf, itu kehamilan harus dihentikan karena itu sudah mengancam nyawa ibu, kapanpun itu ketemu," jelasnya.
Advertisement