Sederet Jurus BUMN Kejar Target Bebas Emisi Karbon 2060

Kementerian BUMN mendorong inisiatif strategis untuk mendukung upaya Dekarbonisasi menuju Indonesia net zero emission tahun 2060

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2022, 19:30 WIB
Emisi karbon merupakan kunci penting untuk menghindari perubahan iklim saat ini. Solusinya adalah mesin penghisap karbon di Swiss. (Pixabay)

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong inisiatif strategis untuk mendukung upaya Dekarbonisasi menuju Indonesia net zero emission tahun 2060.

Target tersebut terus dikejar dengan mempersiapkan tiga program simultan, yaitu Pertama, Renewable Development melalui Energy Transition Mechanism (ETM). Kedua, pengembangan EV Ecosystem. Ketiga, Green Industrial Cluster.

Untuk Renewable Development melalui ETM, BUMN mempersiapkan berbagai Program, antara lain Percepatan Penghentian Dini PLTU Batubara (CFPP), dan Peningkatan kapasitas energi terbarukan termasuk panas bumi, dan surya.

Terdapat empat BUMN yang aktif mengejar target program Renewable Development melalui ETM ini, yaitu Pertamina, PLN, Perkebunan Nusantara, dan Pupuk Indonesia.

Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, Percepatan Penghentian Dini PLTU Batubara (CFPP) tersebut telah banyak kemajuannya, antara lain karena masuknya dukungan finansial dari luar negeri terhadap program bauran pembiayaan hijau. Bauran pembiayaan tersebut sebagai bagian dari ETM.

"Waktu (Konferensi Tingkat Tinggi/ KTT) G20 ada dana - dana baru untuk EBT, dari Amerika dan yang lainnya, kita hitung. Ini bagus (karena) akan mempercepat investasi EBT, selama bunganya tidak memberatkan," ujarnya seperti ditulis, Kamis (8/12/2022).

 


Pembiayaan ADB

Ilustrasi emisi karbon (unsplash)

Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pembiayaan senilai USD 500 juta untuk mendukung reformasi sektor energi Indonesia untuk meningkatkan keberlanjutan dan tata kelola fiskal, memperluas investasi sektor swasta di bidang energi bersih dan terbarukan, serta mempromosikan pemulihan hijau dari pandemi COVID-19.

“Program ini mendukung pemerintah dalam pelaksanaan kerangka kebijakan guna mencapai keuangan berkelanjutan di sektor energi dan meningkatkan akses energi, sekaligus komitmen untuk bertransisi ke energi bersih.” kata Spesialis Energi Senior ADB Yuki Inoue dalam siaran pers yang dipublikasikan pada 24 November 2022.

ADB juga mengutip pernyataan bersama Pemerintah Indonesia untuk Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan dan Mekanisme Transisi Energi yang telah diumumkan pada pertemuan G20 di Bali pada November 2022. Program tersebut juga mendukung komitmen pemerintah untuk mengembangkan strategi pensiun dini PLTU batu bara di Indonesia serta transisi energi bersih, yang akan menjadi fokus dukungan ADB bagi sektor energi Indonesia ke depannya.

 


Industri Baterai

Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Untuk EV Ecosystem, Kementerian BUMN mendorong Pengembangan bisnis ekosistem Electric Vehicle melalui tiga langkah strategis, yaitu Penyiapan bahan baku untuk Industri baterai EV; Menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur EV; dan Investasi secara masiv untuk Stasiun Pengisian Daya (PLN). Pengembangan EV Ecosystem ini akan aktif dilaksanakan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC).

Sementara untuk pengembangan Green Industrial Cluster dilaksanakan dengan Implementasi solusi dekarbonisasi skala besar (carbon capture, hingga efficiency improvement). Selain itu, upaya menciptakan industri hijau pada BUMN Industri Intensif Energi (Contohnya semen dan pupuk) dan Kawasan Industri. Pupuk Indonesia dan PLN akan menjadi lead program ini.

Kementerian BUMN telah menetapkan 7 BUMN akan melaksanakan pilot project dekarbonisasi ini, dan menjadikannya sebagai KPI direksi. Ketujuh BUMN tersebut adalah Pertamina, PLN, Perkebunan Nusantara, Pupuk Indonesia Holding Company, Semen Indonesia, Perhutani, dan Bukit Asam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya