Mitratel Gandeng Universitas Telkom Genjot Riset Pengembangan Teknologi Telekomunikasi

Mitratel menggandeng Universitas Telkom untuk pengembangan riset dan teknologi telekomunikasi

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Des 2022, 23:59 WIB
Mitratel menggandeng Universitas Telkom untuk pengembangan riset dan teknologi telekomunikasi

Liputan6.com, Jakarta PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel menggandeng Universitas Telkom untuk pengembangan riset dan teknologi telekomunikasi di Indonesia. Lingkupnya, membuat desain digitalisasi infrastruktur telekomunikasi hingga desain di IKN Nusantara.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menuturkan penandatanganan kerja sama Mitratel dengan Universitas Telkom ini merupakan upaya serius dari Mitratel untuk pengembangan digitalisasi infrastruktur telekomunikasi. Serta mendukung sistem pendidikan dan pengembangan riset serta teknologi.

“Kerja sama ini kami harapkan memberi dampak yang positif bukan hanya dalam lini bisnis kami, namun juga untuk sistem pendidikan masa depan demi digitalisasi industri telekomunikasi di Indonesia” ujar pria yang karib disapa Teddy ini dalam keterangannya, Kamis (8/12/2022).

Menurutnyq, Mitratel sebagai tower provider terbesar di Asia Tenggara terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam percepatan digitalisasi Indonesia. Saat ini Mitratel telah memiliki lebih dari 35.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh seluruh operator telekomunikasi.

Dia menuturkan, bentuk kerjasama Mitratel dan Universitas Telkom meliputi riset dalam bidang Disain & Prototyping yang meliputi New Smart Pole, Design Pole in IKN, Magnetic Infinty Power Generator, Water Fuel Power Generator dan Infinity life batteries bank. Selain itu kerjasama dalam bidang Implementation seperti Aplikasi IOT (environmental control), Aplikasi berbasis Edge Computing (layanan smart campus), dan Aplikasi material Tower non Baja.

Penandatanganan Nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Mitratel dengan Universitas Telkom dilakukan pada 2 Desember 2022 lalu.

Teddy menambahkan, ke depannya anak usaha Telkom Indonedia ini berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia agar mempercepat peningkatan SDM dalam negeri. Hal ini akan berdampak positif pada upaya Indonesia dalam melakukan pengembangan SDM agar sejajar dengan negara maju di dunia.

“Dengan semangat sinergi, Mitratel yakin dan berkomiten untuk mendukung kemajuan sektor Pendidikan Indonesia dengan dukungan pengembangan riset dan teknologi,” ujar Teddy.

 


Dampak Positif

Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Dukungan dari Mitratel ini disambut positif oleh Rektor Universitas Telkom Prof. Adiwijaya. Ia menyampaikan bentuk dukungan yang diberikan Mitratel akan memberikan dampak positif bagi Universitas dengan sistem dan fasilitas, serta sumber daya yang siap dioptimalisasikan untuk bisnis digital dan industri telekomunikasi.

“Kami menyambut positif kerja sama ini dan yakin kolaborasi dengan Universitas ini akan muncul bibit bibit baru yang unggul dari Universitas Telkom yang dapat mendukung percepatan transformasi digital di industri telekomunikasi di Indonesia,” ujarnya.

Informasi, nota kesepahaman ini untuk menciptakan kerja sama yang saling bermanfaat baik bagi Mitratel dan Universitas Telkom. Dalam rangka menjalankan bisnis infrastruktur, Mitratel sebagai perusahaan penyedia digital infrastruktur telekomunikasi membutuhkan riset untuk penyempurnaan produk dan layanan serta optimalisasi sumber daya agar dapat tetap tumbuh dan berkembang.

 


Perusahaan Telekomunikasi Terbesar di ASEAN

Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur digital dan telekomuikasi telah genap 1 (satu) tahun melantai di Bursa Efek Indonesia. Mitratel terus menjaga pertumbuhan dan berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau yang biasa disapa Teddy mengatakan ada empat capaian yang berhasil diraih perseroan dalam masa setahun pasca mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada 22 November 2021. Di antaranya pertama, Mitratel kini menjadi perusahaan tower telekomunikasi independent terbesar di Asia Tenggara dengan 28 persen saham kepemilikan publik yang memiliki layanan terlengkap.

"Mitratel telah menyiapkan insfrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, connectivity (fiber dan satellite) dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memberikan solusi yang terlengkap dan terintegrasi untuk seluruh operator telekomunikasi," ungkap Teddy di Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Menurut Teddy, secara global tren bisnis menara telekomunikasi bergeser dari Towerco menjadi Digital Infraco di masa depan, untuk menyediakan layanan seluler dan menumbuhkan ekosistem digital.

Di Indonesia, Towerco telah bergerak untuk menangkap potensi pertumbuhan penyediaan infrastruktur digital, guna mendorong pertumbuhan bisnis di masa depan. Terutama terkait penyediaan infrastruktur fiber optic untuk mendukung layanan seluler (4G/5G) dan ekosistem digital.

"Mitratel, sebagai bagian dari Telkom Group akan senantiasa mengambil peran dalam menyiapkan roadmap ke Digital Infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur fiber optic/tower fiberisation," Teddy menjelaskan.

 


Selanjutnya

Konferensi pers pencatatan saham perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Senin (22/11/2021). (Dok: Istimewa)

Kedua, perseroan kini menjadi perusahaan provider menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan menara, melalui berbagai pembangunan tower dan aksi korporasi.

"Tenancy ratio MTEL 1,44x dan 58 persen tower di luar Jawa menjadi ruang pertumbuhan dengan perluasan layanan operator seluler ke seluruh Indonesia," Teddy mengungkapkan.

Hingga kuartal III 2022, Mitratel tercatat total memiliki 35.051 tower telekomunikasi, setelah perseroan sukses mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) beberapa waktu lalu.

Ketiga, menurut Teddy, Mitratel memiliki leverage rendah dan tanpa eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Perseroan cukup tangguh terhadap eksposur makro ekonomi dengan catatan net-debt to EBITDA 1,7x, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100% dan seluruh utang dalam mata uang rupiah.

"Keempat, MTEL juga jadi perusahaan terdepan di industri dengan tingkat investasi yang sangat baik," ujar Teddy.

Teddy menjelaskan MTEL telah meraih peringkat investment grade yang sangat baik dari PEFINDO yaitu peringkat IdAAA dengan outlook stabil. Saham MTEL juga masuk dalam daftar FTSE Global Equty IDX80, Kompas 100, IDX ESG Leaders dan ISSI Index.

Pada periode Januari -- September 2022, MTEL berhasil membukukan pendapatan melesat 11,5% secara tahunan menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp5,02 triliun. Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih Perusahaan 18,1% menjadi Rp1,22 triliun dibandingkan sebelumnya Rp1,03 triliun.

Teddy menyatakan pertumbuhan perusahaan yang konsisten berhasil mencatatkan EBITDA (earning before interest, taxes, depreciation) meningkat menjadi 15,7 persen. "EBITDA diharapkan semakin meningkat seiring peningkatan kolokasi, terutama karena luasnya coverage tower di luar Jawa," ungkap Teddy.

Menurut Teddy, pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I -- III 2022 tercatat terus konsisten lebih besar dari pertumbuhan industri. Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya