Anak Usaha Blibli Bikin Agen Perjalanan Online di Malaysia

Blibli melalui anak usahanya, PT Global Tiket Network mendirikan Global Tiket Malaysia Sdn. Bhd (GTM) pada 7 Desember 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Des 2022, 11:10 WIB
Warehouse Blibli dalam rangka persiapan menuju ulang tahun Ke-11 (Dok. Blibli)

Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau biasa dikenal Blibli melalui anak usahanya, PT Global Tiket Network mendirikan Global Tiket Malaysia Sdn. Bhd (GTM).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/12/2022), Blibli melalui anak usahanya, PT Global Tiket Network mendirikan Global Tiket Malaysia Sdn. Bhd (GTM) pada 7 Desember 2022.

PT Global Tiket Network yang merupakan anak perusahaan terkendali Perseroan dengan kepemilikan saham sebanyak 99,99 persen, telah mendirikan anak perusahaan baru dengan nama Global Tiket Malaysia Sdn. Bhd (GTM).

"PT Global Tiket Network telah mendirikan anak perusahaan baru dengan nama Global Tiket Malaysia Sdn. Bhd (GTM) yang berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia," tulis Sekretaris Perusahaan PT Global Digital Niaga Tbk, Eric Alamsjah Winarta, dikutip Jumat (9/12/2022).

Sementara itu, maksud dan tujuan GTM adalah melakukan kegiatan usaha sebagai agen perjalanan online.

"Maksud dan tujuan GTM adalah melakukan kegiatan usaha sebagai agen perjalanan online dan kegiatan operasional agen tiket dalam industri travel, menjual, mengatur atau menyediakan komisi, tiket transportasi udara, air atau darat, tur, akomodasi, dan jasa terkait reservasi travel lainnya," kata dia.

Dengan demikian, pendirian GTM ini tidak memiliki dampak merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Blibli.

"Pendirian GTM ini tidak memiliki dampak merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan," tulisnya.

 


Global Digital Niaga Lunasi Utang ke BTPN Rp 2,75 Triliun dari Dana IPO

Pemanfaatan forklift pada warehouse Blibli (Dok. Blibli)

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau biasa dikenal Blibli telah melakukan pembayaran utang fasilitas pinjaman yang diterima dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) senilai Rp2,75 triliun sebagai realisasi penggunaan dana yang diterima dari hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Sekretaris Perusahaan PT Global Digital Niaga Tbk, Eric Alamsjah Winarta menuturkan, Blibli telah melakukan pembayaran utang senilai Rp 2,75 triliun dari hasil IPO pada 7 Desember 2022.

"Jumlah pinjaman terutang sebagaimana tersebut di atas yang dilunasi dengan dana hasil penawaran umum sebesar Rp2,75 triliun," kata Eric, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/12/2022).

Sedangkan, jumlah sisa pinjaman terutang yang dilunasi dengan dana internal Perseroan sebesar Rp150 miliar. "Jumlah sisa pinjaman terutang yang dilunasi dengan dana internal Perseroan sebesar Rp150 miliar," kata dia.

Dengan demikian, Blibli berhasil membayar utang tersebut sebelum jatuh tempo pada 29 September 2023.

"Dampak transaksi ini adalah berkurangnya kewajiban keuangan Perseroan," kata Eric.

Transaksi ini bukan merupakan suatu transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020. 


Lunasi Pinjaman ke BCA

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), pengelola e-commerce Blibli melunasi utang sebesar Rp 2,75 triliun dari dana hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) kepada Bank Central Asia (BCA).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (7/12/2022), PT Global Digital Niaga Tbk menyatakan pembayaran utang fasilitas pinjaman yang diterima dari BCA senilai Rp 2,75 triliun sebagai realisasi penggunaan yang diterima dari hasil IPO.

Dengan demikian, transaksi ini termasuk ke dalam transaksi afiliasi berdasarkan POJK 42/2022, BCA teafiliasi dengan perseroan seiring kesamaan pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner).

Sebelumnya perseroan dan BCA menandatangani perjanjian kredit pada 29 Oktober 2021 dan diubah berdasarkan perubahan pertama perjanjian kredit pada 29 September 2022.

Adapun syarat dan ketentuan penting dalam perjanjian pinjaman antara lain nilai plafon pinjaman sebesar Rp 4 triliun untuk fasilitas time loan revolving uncommitted dan Rp 25 miliar untuk fasilitas kredit multi yang terdiri dari bank garansi dan surat kredit berdokumen dalam negeri.

 


Rincian Pinjaman

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Untuk tingkat bunga JIBOR 1 bulan plus persen margin yang dihitung dari jumlah fasilitas time loan revolving yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh perseroan. Utang tersebut jatuh tempo pada 29 Oktober 2023. "Penggunaan pinjaman untuk pembiayaan atas aktivitas operasional dan investasi perseroan," tulis perseroan.

Nilai pinjaman terutang atau outstanding loan per keterbukaan informasi pada tanggal prospektus final penawaran umum diterbitkan sebesar Rp 2,9 triliun. Perseroan pun akan melunasi sisa pinjaman Rp 150 miliar dari dana internal.

"Dampak transaksi ini adalah berkurangnya kewajiban keuangan Perseroan," tulis manajemen perseroan.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 7 Desember 2022, saham BELI turun 0,83 persen ke posisi Rp 476 per saham. Saham BELI dibuka stagnan Rp 480. Saham BELI berada di level tertinggi Rp 482 dan terendah Rp 470 per saham. Total frekuensi perdagangan 890 kali dengan volume perdagangan 209.761 saham. Nilai transaksi Rp 9,9 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya