Liputan6.com, Jakarta - Neo menyebut dirinya sebagai ekosistem blockchain yang terus tumbuh dan berkembang pesat. Neo bertujuan menjadi fondasi bagi generasi internet berikutnya sebuah ekonomi baru tempat pembayaran, identitas, dan aset digital seperti kripto bersatu.
Dilansir dari Coinmarketcap, awalnya dikenal sebagai Antshares, proyek ini diyakini sebagai blockchain publik pertama Tiongkok ketika diluncurkan pada Februari 2014. Platform sumber terbukanya kemudian diganti namanya menjadi Neo tiga tahun kemudian.
Advertisement
Selain menciptakan komunitas pengembang di seluruh dunia yang membuat infrastruktur baru untuk jaringan dan menurunkan hambatan masuk, tim di balik proyek ini mengaktifkan inisiatif EcoBoost yang dirancang untuk mendorong orang-orang membangun aplikasi terdesentralisasi dan kontrak pintar pada blockchainnya.
Neo sering disamakan dengan jaringan Ethereum versi Chinanya. Neo juga memiliki token kripto utilitasnya sendiri yang dinamai NEO Coin.
Siapa Saja Pendiri Neo?
Pendiri Neo dan pendahulunya Antshares, adalah Da Hongfei dan Erik Zhang. Keduanya menjadi ketua Neo Foundation, yang bertujuan untuk mempromosikan pengadopsian blockchain.
Da Hongfei telah berkata internet adalah penemuan yang hebat, ia memiliki banyak kekurangan dan ini berarti konsumen sehari-hari tidak selalu memiliki kendali atas data mereka sendiri. Sang pengusaha yang percaya aplikasi blockchain pada akhirnya akan menjadi arus utama.
Apa yang Membuat Neo Unik?
Salah satu nilai jual unik dari blockchain Neo terkait dengan pengembangannya yang berkelanjutan, yang membantu memastikan ia mampu bertahan di masa depan dan mampu mengatasi permintaan yang meningkat tiba-tiba. Seperti disebutkan sebelumnya, proyeknya telah mengembangkan Neo 3.0 meningkatkan keamanan jaringan dan memungkinkan lebih banyak transaksi untuk diproses per detik.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto 9 Desember 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Jumat (9/12/2022). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali bertengger di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat pagi, 9 Desember 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 2,18 persen dalam 24 jam terakhir dan 1,50 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 17.220 per koin atau setara Rp 268,5 juta (asumsi kurs Rp 15.594 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut menguat pagi ini. ETH naik 4,23 persen dan 0,29 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.282 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 1,93 persen, tetapi masih melemah 1,11 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 289,58 per koin.
Kemudian Cardano, turut menguat. Dalam satu hari terakhir ADA menguat 1,71 persen, tetapi masih melemah 0,19 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,3148 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Adapun Solana (SOL) masih bertengger di zona hijau dengan penguatan selama satu hari terakhir sebesar 0,91 persen dan 1,12 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 13,67 per koin.
Sedangkan XRP juga turut menghijau. XRP menguat 2,83 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 0,81 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3943 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini kembali melesat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 3,11 persen,tetapi masih melemah 3,19 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,09862 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam berada di level USD 858,5 miliar.
Senator AS Tegaskan Bitcoin Adalah Komoditas Bukan Mata Uang
Sebelumnya, Senator AS John Boozman mengungkapkan, meskipun disebut mata uang kripto, Bitcoin tetap dianggap sebuah komoditas bukan mata uang. Dia menekankan, pertukaran di mana komoditas diperdagangkan, termasuk bitcoin, harus diatur oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
“Bitcoin, meskipun mata uang kripto, itu tetap adalah komoditas. Ini adalah komoditas di mata pengadilan federal dan pendapat ketua Securities and Exchange Commission (SEC). Tidak ada perselisihan tentang ini,” kata Boozman dalam sebuah sidang, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (6/12/2022).
Menyebut keruntuhan FTX mengejutkan, sang senator berkata laporan publik menunjukkan kurangnya manajemen risiko, konflik kepentingan, dan penyalahgunaan dana pelanggan.
Senator Boozman melanjutkan untuk berbicara tentang regulasi kripto dan memberdayakan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai pengatur utama pasar spot kripto.
“CFTC secara konsisten menunjukkan kesediaannya untuk melindungi konsumen melalui tindakan penegakan hukum terhadap aktor jahat,” lanjut Senator Boozman.
Boozman yakin CFTC adalah agensi yang tepat untuk peran regulasi yang diperluas di pasar spot komoditas digital.
Pada Agustus 2022, Boozman dan beberapa senator memperkenalkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Komoditas Digital (DCCPA) untuk memberdayakan CFTC dengan yurisdiksi eksklusif atas pasar spot komoditas digital.
Dua RUU lainnya telah diperkenalkan di Kongres tahun ini untuk menjadikan regulator derivatif sebagai pengawas utama untuk sektor kripto.
Sementara bitcoin adalah komoditas, Ketua SEC Gary Gensler berulang kali mengatakan sebagian besar token kripto lainnya adalah sekuritas.
Advertisement