Sinopsis dan Review Lookism: Kritik Pedas untuk Standar Ganda soal Ketampanan hingga Bullying

Serial animasi Lookism diangkat dari webtoon kondang karya T.Jun ini dirangkum dalam delapan episode yang kini telah tayang di Netflix.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 10 Des 2022, 08:30 WIB
Lookism. (Netflix)

Liputan6.com, Jakarta Lookism, webtoon kondang asal Negeri Ginseng kini diangkat dalam serial animasi bertajuk sama yang tayang di Netflix mulai hari ini, Jumat (9/12/2022). Webtoon ini menarik perhatian penggemar bukan hanya lewat premisnya yang unik, tapi juga karena kritik sosial yang dibawanya.

Penggalan awal webtoon karya T.Jun ini dirangkum dalam delapan episode yang kini telah tayang. Yang memproduksinya adalah Studio Mir, studio di belakang DOTA: Dragon's Blood dan The Witcher: Nightmare of the Wolf.

Hendak maraton Lookism? Simak sinopsis serial animasi tersebut, berikut ini:

Park Hyung Suk bisa dibilang jauh dari standar tampan yang dipegang masyarakat. Ia gemuk, pendek, lemah, miskin, dan wajahnya tak menarik. Namun bukan ini yang ia permasalah. Ia menjadi korban perundungan parah di sekolahnya.

“Aku ini juga manusia,” begitu jeritan hati Hyung Suk yang tak terdengar.


Hidup Baru Hyung Suk

Lookism. (Netflix via IMDb)

Setelah memohon kepada ibunya untuk pindah sekolah, akhirnya permintaannya ini dikabulkan. Hati Hyung Suk kembang kempis, ia berharap bisa memulai hidup baru.

Sayang, baru saja pindah kota ia kembali dipermalukan. Ia berangkat tidur pada malam harinya dengan perasaan remuk redam. Namun saat pagi, ia terkaget-kaget begitu ia menyadari terbangun dalam tubuh baru yang berbeda 180 derajat dengan dirinya yang asli. Ia bertubuh tinggi, langsing, dan rupawan.

Bukan berarti ia berubah wujud. Tubuh lamanya tetap ada, dan tertidur lelap. Bila tubuh gantengnya tertidur, kesadarannya berpindah ke tubuh yang lama, begitu pula sebaliknya. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh Hyung Suk.

“Dengan tubuh ini, aku bisa berubah” kata dia.


Menghadapi Bullying

Keesokan harinya, Park Hyung Suk menuju sekolah barunya dengan tubuh baru. Sudah bisa ditebak, perlakuan yang diterimanya jauh berbeda dari saat ia hidup dengan tubuh aslinya.

Namun bukan berarti hidupnya lebih mudah. Ada saja siswa lain yang mencari onar—entah karena merasa cemburu atau tertantang atau juga salah paham.

Hyung Suk juga menemukan perspektif baru saat melihat siswa lain di-bully. “Yang kusadari saat aku berada di sini adalah ke mana pun kamu pergi, akan selalu ada orang sepertiku…Sekarang ini dunia menjadi lebih mudah bagiku karena tubuhku yang baru,” ia membatin.

Hyung Suk tak mau diam saja. Dengan tubuh barunya, ia kini mengulurkan tangannya.


Review Lookism

Bisa ditebak dari judulnya, Lookism menyentil soal kencederungan pemujaan berlebihan terhadap golongan yang memiliki fisik bagus. Standar ganda di mana pemilik fisik di luar standar kecantikan dan ketampanan mesti berusaha keras menggapai kesetaraan seperti si molek dan si ganteng. Kritik makin terasa, mengingat Lookism berasal dari Korea Selatan yang santer dikenal memiliki kecenderungan seperti ini.

Selain itu, Lookism juga memuat kritik sosial lain seperti materialisme hingga perundungan di sekolah. Semua ditawarkan dengan beragam perspektif menarik—seperti bagaimana Hyung Suk bersikap kasar kepada orangtua sendiri sebagai kompensasi akibat bullying yang terjadi padanya di sekolah.

Tapi jangan mengira Lookism jadi terlalu serius. Justru serial animasi ini dipenuhi karakter menarik yang kadang berada di wilayah abu-abu. Seperti Lee Jin Sung si tukang berantem yang lembek di depan wanita yang ia taksir, hingga Vasco sang ketua gangster sekolah penegak keadilan yang doyan minum susu.

Karenanya, dengan durasi per episode berkisah 20 menit saja, tak sulit menamatkan musim perdana Lookism dalam sekali maraton.

Infografis Piala Dunia 2022 Qatar Babak 16 Besar (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya