Bank Capital Private Placement, CGInvestama Serap Rp 1,3 Triliun

PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) menerbitkan saham baru 12,875 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam rangka private placement.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Des 2022, 20:47 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) mengumumkan hasil pelaksanaan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD)  atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/12/2022), PT Bank Capital Indonesia Tbk menerbitkan saham baru 12,875 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam rangka private placement pada 7 Desember 2022.

Adapun harga pelaksanaan Rp 101 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari private placement sebesar Rp 1,3 triliun. PT Capital Global Investama (CGInvestama) pun menyerap private placement tersebut.

“PT Capital Global Investama menjadi pemegang saham pengendali tunggal perseroan yang memiliki 74,70 persen dari seluruh jumlah saham yang telah diterbitkan dalam perseroan,” tulis manajemen perseroan.

Bank Capital akan memakai dana private placement untuk perkuat struktur permodalan. Setelah pelaksanaan private placement ini, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor perseroan telah meningkat dari 7.078.024.885 saham menjadi 19.953.024.885 saham.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 9 Desember 2022, saham BACA stagnan di posisi Rp 130 per saham. Saham BACA dibuka naik satu poin ke posisi Rp 131. Saham BACA berada di level tertinggi Rp 132 dan terendah Rp 129 per saham. Total frekuensi perdagangan 574 kali dengan volume perdagangan 634.815 saham. Nilai transaksi harian Rp 8,3 miliar.


Bank Capital Tambah Modal Melalui Private Placement

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu  (PTHMETD) atau private placement.

Dalam aksi ini, perseroan akan menerbitkan saham baru tanpa HMETD sebanyak-banyaknya 19,95 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau setara 72,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah pelaksanaan  PMHMETD.

Adapun harga pelaksanaan PMTHMETD akan ditentukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. Yaitu perihal Perubahan Peraturan Nomor 1-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, Lampiran II Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00101/BEI/12-2021 tanggal 21 Desember 2021.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/10/2022), perseroan berencana untuk menggunakan dana yang diperoleh dari PMTHMETD, setelah dikurangi dengan seluruh biaya emisi,  untuk modal kerja dan memperkuat struktur permodalan perseroan.

Pelaksanaan PMTHMETD akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Pemegang Saham dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 16 November 2022.

Setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor Bank Capital Indonesiadalam rangka pelaksanaan PMTHMETD ini efektif, persentase kepemilikan saham masing-masing pemegang saham perseroan selain pemegang saham yang melakukan penyertaan modal dalam PMTHMETD, akan mengalami penurunan (dilusi) sebanyak-banyaknya sebesar 72,14 persen. 

 


Penutupan IHSG pada 9 Desember 2022

Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Jumat (9/12/2022). Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham energi.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup tumbang 1,31 persen ke posisi 6.715,11. Indeks LQ45 tergelincir 1,19 persen ke posisi 933,01. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.804,22 dan terendah 6.695,38. Sebanyak 347 saham melemah dan 185 saham menguat. 163 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.019.073 kali dengan volume perdagangan 22,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.574.

Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham energi. Sektor saham energi merosot 2,58 persen. Sektor saham basic turun 0,37 persen, sektor saham industri tergelincir 1,46 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 1,08 persen, dan sektor saham siklikal tergelincir 1,11 persen. Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 1,24 persen, sektor saham keuangan melemah 0,59 persen, sektor saham properti terperosok 0,60 persen. Kemudian, sektor saham teknologi susut 1,77 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,88 persen dan sektor saham transportasi turun 0,35 persen.

 

 


Saham GOTO Bebani IHSG

Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jelang akhir pekan, saham GOTO masih betah di zona merah. Saham GOTO anjlok 7 persen ke posisi Rp 93 per saham. Saham GOTO dibuka turun tujuh poin ke posisi Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 12.359 kali dengan volume perdagangan 12.364.366 saham. Nilai transaksi Rp 141,2 miliar.

Head of Research Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG melemah seiring saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang masih tertekan. Hal ini mengingat bobot GOTO besar terhadap IHSG. Untuk prospek saham GOTO, Cheryl menuturkan, investor perlu wait and see dan melihat strategi perseroan efektif dalam mendongkrak laba.

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan FOMC the Federal Resere (the Fed) sehingga investor asing melakukan aksi jual saham secara harian yang besar setiap hari pada pekan ini.

“Minggu depan jika pidato Gubernur The Fed Jerome Powell berhasil mengembalikan optimisme pasar, bursa saham global berpotensi menguat dan kembali menguji level 7.000,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya