Liputan6.com, Jakarta - Investor asing merealisasikan penjualan bersih (net sell) saham senilai Rp 1,92 triliun di seluruh pasar pada perdagangan Jumat, 9 Desember 2022. Hal itu seiring dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 89,11 poin atau 1,31 persen ke posisi 6.715,12.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (10/12/2022), investor asing melakukan aksi beli saham Rp 24,81 triliun dan aksi jual Rp 33,42 triliun. Dengan demikian, aksi jual bersih oleh investor asing mencapai Rp 8,60 triliun pada 5-9 Desember 2022. Sementara IHSG sepekan telah amblas 4,34 persen.
Advertisement
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai, kecenderungan aksi jual investor asing pada pekan ini ditengarai adanya rencana Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed), untuk menaikan suku bunga lagi pada Desember 2022.
"Ini membuat adanya capital outflow yang dilakukan oleh investor asing karena mereka melihat obligasi AS lebih menarik dengan return yang naik dari sebelumnya. Sentimen lainnya yaitu hubungan geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih memanas,” terang Andhika kepada Liputan6.com, Jumat, 9 Desember 2022.
Sementara secara spesifik, Andika menyebut kinerja terkoreksinya IHSG pada perdagangan hari ini lantaran salah satu emiten dengan kapitalisasi besar, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau auto reject bawah (ARB) berturut-turut. Hal itu terjadi sejak periode lock up selesai pada 30 November 2022.
"Ada baiknya para pelaku pasar (domestik) untuk wait and see terlebih dahulu, karena IHSG sudah masuk dalam fase bearish,” imbuh Andhika.
Investor Asing Realisasikan Keuntungan
Dihubungi secara terpisah, Praktisi Pasar Modal, William Hartanto mengatakan kecenderungan asing melakukan net sell yakni adanya aksi profit taking. Di mana investor asing disebut tengah menyiapkan dana untuk kembali melakukan pembelian saat pasar terkoreksi.
"Menurut saya, mereka sedang menyediakan cash untuk membeli saham di harga lebih rendah dengan jumlah yang lebih besar, mumpung market kita sedang melemah. Bisa dikatakan terjadi profit taking khususnya pada saham-saham perbankan yang sempat sentuh level all time high,” tutur William.
William mengakui adanya dampak aksi jual saham oleh asing terhadap IHSG. Namun, ia mencermati dari nilai transaksi harian, terlihat bahwa tekanan jual mulai berkurang. “Jika ingin mengikuti investor asing, tunggu sampai net sell mereka berkurang, karena peluang investor domestik menang bertahan melawan net sell asing tidak besar,” imbuh William.
Advertisement
GOTO Terdepak dari Jajaran 10 Saham Emiten Kapitalisasi Pasar Terbesar di BEI
Sebelumnya, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali tertekan pada sesi pertama perdagangan Jumat, 9 Desember 2022. Koreksi saham GOTO yang terjadi mengikis kapitalisasi pasar sehingga terdepak dari jajaran 10 kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip data RTI, saham GOTO anjlok 7 persen ke posisi Rp 93 per saham. Saham GOTO dibuka tujuh poin dari sebelumnya Rp 100. Saham GOTO kembali sentuh auto rejection bawah (ARB). Total frekuensi perdagangan 9.450 kali dengan volume perdagangan 3.918.145 saham. Nilai transaksi Rp 31,7 miliar. Perseroan mencatat kapitalisasi pasar Rp 95,66 triliun. Adapun koreksi saham GOTO terjadi berturut-turut sejak 21 November 2022.
Pada perdagangan Kamis, 8 Desember 2022, saham GOTO masih sentuh auto rejection bawah (ARB). Saham GOTO turun 6,54 persen ke posisi Rp 100 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.355 kali dengan volume perdagangan 10.929.848 saham. Nilai transaksi Rp 98,3 miliar. Kapitalisasi pasar saham GOTO saat itu sekitar Rp 118,4 triliun.
Kondisi ini berbeda, saat perseroan awal perdagangan perdana di BEI. Kapitalisasi pasar saham GOTO sempat sentuh Rp 400,31 triliun. Bahkan kapitalisasi pasar saham GOTO menyentuh Rp 459,53 triliun dan menggeser kapitalisasi pasar saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) pada 11 April 2022. Saat itu, kapitalisasi pasar saham TLKM Rp 453,70 triliun.
Dengan saham GoTo Gojek Tokopediayang tertekan membuat kapitalisasi pasar saham GOTO keluar dari 10 besar kapitalisasi pasar terbesar di BEI pada Kamis, 8 Desember 2022. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pun masuk jajaran 10 kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar saham ADRO tercatat Rp 120 triliun.
Kinerja Saham Makin Loyo, Begini Penjelasan GOTO
Sebelumnya, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau terus merosot sejak periode lock up berakhir pada 30 November 2022. Sejak saat itu, saham GOTO tampak betah menepi pada level auto reject bawah (ARB) secara berturut-turut.
Pada perdagangan Kamis 8 Desember 2022, saham GOTO ditutup melemah 7 poin atau 6,54 persen ke posisi 100. Dalam sepekan, saham GOTO telah merosot 29,08 persen.
Presiden GoTo, Patrick Cao menjelaskan, fluktuasi harga saham yang terjadi pada GOTO tak ubahnya saham-saham lain yang tercatat di Bursa. Hal itu murni mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Termasuk tetapi tidak terbatas pada kondisi makro ekonomi pasar modal, kompetensi dan kinerja perusahaan.
"Dengan berakhirnya periode lock up, ada kenaikan dalam jumlah saham yang beredar di pasar mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal,” ujar Patrick dalam paparan publik insidentil GOTO, Kamis (8/12/2022).
Beberapa hal yang dimaksud antara lain, investor awal yang masuk di harga saham yang lebih rendah yang merealisasikan keuntungan. Berakhirnya masa investasi untuk investor financial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.
"Banyak dari variabel ini merupakan hal-hal di luar kontrol dan pengetahuan perusahaan,” imbuh dia.
Ke depan, perseroan akan terus fokus untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui produk dan layanan berkualitas, meningkatkan engagement dari quality user, serta melakukan kegiatan bisnis secara lebih efisien untuk mempercepat langkah perseroan menuju profitabilitas.
Selain itu, GoTo Gojek Tokopedia juga terus melakukan penjajakan dengan investor potensial yang baru, terutama menuju peluang masuknya GOTO ke dalam indeks global di paruh pertama 2023.
"Semua langkah-langkah ini kami lakukan untuk memberikan manfaat dan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Patrick.
Advertisement