Liputan6.com, Jakarta - Bali masih jadi destinasi wisata terfavorit para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, saat ini. Banyak hal bisa dilakukan, termasuk mereka yang mencari spa dan atraksi wellness tourism lainnya demi kesehatan mental.
Menginjak tahun ketiga masa pandemi, sektor spa kembali bergeliat setelah terpuruk selama lebih dari dua tahun. Devi Maharani, General Manager Prana Spa dan Impiana Villas Seminyak Bali, mengaku pihaknya juga mulai kecipratan rezeki dari peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali.
"Kita melihat banyak sekali tamu looking for relaxation," kata Devi saat ditemui di Bali, akhir November 2022.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum pandemi, sekitar 2018 hingga 2019, wisatawan Australia dan India menjadi pengunjung terbanyak ke tempat spa itu. Tetapi kini, wisatawan nusantara merupakan tamu terbanyak ke tempat spa tersebut.
"Indonesian market itu sudah mulai sejak tahun lalu," katanya.
Situasi pandemi, menurut dia, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya merawat kesehatan tubuh, mental, dan jiwa. Spa menjadi cara instan untuk mengembalikan kepenatan yang dirasakan. Selain itu, pihaknya juga menyediakan yoga dan meditasi untuk melengkapi pengalaman rileksasi.
"Kami mengembangkan aqua yoga. Treatment ini memberi relaksasi tinggi, peaceful balance between mind, body, and soul," ujar Devi.
Treatment tersebut, sambung dia, dirancang khusus para yogis tersertifikasi agar bisa diikuti semua orang. Gerakannya mudah dan sederhana, berkonsentrasi pada pernapasan.
"Ada beberapa gerakan otot kaki, tangan, kepala, tamu diajak trusting with waters. Tubuh manusia diajarkan agar mengambang di air. Lewat itu, kita diajarkan untuk trust yourself," ia melanjutkan.
Secara Berkelompok
Devi menyatakan bahwa peserta aqua yoga tak harus bisa berenang. Treatment tersebut juga bisa dilakukan secara berkelompok, misalnya bersama anggota keluarga.
"Tiga orang among the family bisa mengambang sambil berpegangan tangan. Rileksasinya jauh lebih unik dan berbeda dibandingkan teknik lain yang tidak di atas air," ia mengklaim.
Prana Spa juga mengembangkan teknik sound healing, yakni teknik suara untuk merilis energi negatif atau menetralkan energi yang tidak baik di dalam tubuh. Pelaksanaannya didampingi yogi yang akan membuat suara menenangkan dari mangkuk kuningan. Teknik itu berkembang lebih dulu di Tibet.
"Memang sudah banyak yang menyediakan treatment ini, tapi setiap orang (yogi) punya ritme berbeda-beda (teknik suara) yang efeknya juga berbeda. Durasinya satu sampai 1,5 jam," ujar Devi.
Ada pula teknik kombinasi yang menggabungkan latihan pernapasan, yoga, dan meditasi menggunakan sound healing. Hal itu untuk memenuhi permintaan para tamu yang menginginkan latihan yang lengkap. "Kombinasi itu dikembangkan yang akan jadi signature yoga kita," imbuh Devi.
Advertisement
Spa Mixologist
Inovasi teknik spa juga dikembangkan oleh Renaissance Bali lewat konsep mixologist spa. Konsep tersebut memungkinkan tamu untuk meracik bahan spa sesuai keinginan didampingi oleh terapis yang juga berfungsi sebagai konsultan. Tamu akan ditanyai ekspektasi dari perawatan hingga kondisi kesehatannya.
Tersedia sekitar 22 pilihan aroma berbeda yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, seperti citronella, lavender, tuberose, dan sandalwood. Keempat aroma itu direkomendasikan bagi mereka yang membutuhkan ketenangan. Ada pula aroma yang lebih menyegarkan seperti vanila dan patchouli.
Minyak esensial yang maksimal tiga jenis itu selanjutnya akan diracik, dicampur bersama base oil. Pihaknya menyiapkan minyak kelapa dan minyak almond sebagai base oil.
"Tamu enggak boleh racik sendiri, tetapi dipandu terapis yang akan memberitahu komposisi yang pas. Yang paling sering dipilih itu lavender dan taksu. Taksu itu signature massage oil kami," kata Direktur Spa dan Rekreasi Renaissance Nusa Dua Bali, Winny Qurniati, saat ditemui di kesempatan berbeda.
Produk Lokal
Bila tamu tak ingin repot, mereka juga bisa memilih satu dari enam signature massage oil. Masing-masing mengandung lebih dari tiga minyak esensial dengan fungsi berbeda.
"Taksu misalnya, ada enam essential oil di dalamnya, seperti tuberose, sandalwood, frangipani, kenanga. Fungsinya itu lebih ke rilis muscle tension, rilis stres, dan calming. Tapi kalau tamu pria lebih suka dengan temple spice yang rempah-rempahnya lebih kuat," imbuh Winny.
Setelah diracik, tamu akan diminta menjalani tes sensitifitas dengan cara mengoleskan pada kulit. Bila selama 10 detik tidak mengalami reaksi panas atau gatal, treatment baru bisa dilanjutkan.
Selain pijat, perawatan juga bisa digabungkan dengan scrub. Pilihannya mulai dari boreh, charcoal, kopi bali, hingga lulur. Fungsinya agak berbeda dengan pijat karena biisa membantu mengangkat sel kulit mati.
"Semua bahan fresh, natural... Kami kerja sama dengan produser lokal untuk menyiapkan bahan yang siap dipakai untuk perawatan," sambung Winny.
Rangkaian perawatan dilakukan di gedung Spa & Wellness yang terpisah dari bangunan hotel. Bertema Balinese Healing Theater, pengunjung diharapkan bisa rileks maksimal seusai menjalani perawatan.
Minat akan wellness tourism itu juga diprediksi akan terus berlanjut. Devi optimistis kebutuhan untuk self healing akan tetap ada sekalipun pandemi usai. "Orang akan selalu melakukan self healing dan selalu terhubung dengan treatment tadi," ia menambahkan.
Advertisement